arifsae.com - Tulisan ini adalah rangkaian buku "Mengenal Penggagas Buku Iro". Bagian ini adalah bagian pertama. Berikut adalah bab pertama dalam bagian buku. Semoga bermanfaat.
***
Kitab suci Al Quran merupakan kalam Allah Subhanahu Wa Taala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Solallohu Alaihi Wasallam. Al Quran begitu istimewa. Mengapa? karena ketika umat terdahulu membaca kitab sucinya, tidak terhitung ibadah. Tapi berbeda ketika membaca Al Quran, ketika kita membacanya akan mendapat pahala. Kitab suci umat Islam ini merupakan kitab paling banyak dibaca umat manusia didunia, terutama ketika Bulan Ramadhan tiba.
Berbagai kalangan bahkan meluangkan waktu tersendiri untuk membaca Al Quran ini. Ada yang melakukan setelah sholat Maghrib, ada juga yang setelah solat Subhuh atau dalam berbagai kesempatan lainnya. Umat Islam percaya dengan seringnya mengaji dan mencari makna Al Quran, akan bisa memberikan motivasi untuk memahami makna kehidupan didunia yang semakin mementingkan dunia.
Tentunya, mengkaji isi Al Quran harus dengan membacanya. Namun bagaimana dengan orang-orang yang belum bisa membaca Al Quran? Kita tahu bahasa Al Quran adalah bahasa Arab, namun tidak semua negara didunia menggunakan bahasa itu. Padahal penganut agama Islam terseber keseluruh penjuru dunia. Ditambah beda suku, ras, dan golongannya.
Apabila ditarik kedalam kondisi Indonesia, timbul pertanyaan, bagaimana mencari metode belajar Al Quran secara cepat dan mudah itu?
Metode
Membaca Al Quran
Bila
melihat kondisi saat ini, banyak umat muslim, terutama generasi muda tidak bisa
membaca Al Quran. Mereka hanya bisa membacanya dengan translate bahasa
Indonesia nya. Hal ini bisa dilihat disekeliling kita, misalkan ketika ada
pengajian rutin mingguan. Kondisi ini mengakibatkan hukum-hukum bacaan tidak
diaplikasikan kerena memang beda antara pengucapan bahasa Arab dan bahasa
Indonesia.
Dalam
pengajarannya, ada beberapa metode yang digunakan. Pertama metode turutan atau Juz ‘Amma atau Qawaidul
Baghdadiyah. Metode ini akan membutuhkan waktu yang lama, karena harus
mengetahui bunyi bacaan atau huruf terlebih dulu, lalu menambahkan harakat dengan perbedaan bunyinya,
kemudian perubahan-perubahan huruf dengan double
huruf atau dengan
mematikan (sukun) huruf lainnya, sampai penyambungan antara huruf hingga menjadi kalimat.
Metode
kedua adalah Al Shofa. Metode ini disusun oleh HM Aqib Musthafa dengan teknik
memperkenalkan seluruh huruf Hijaiyah dari alif
sampai ya. Metode ini juga diberikan beberapa
gambar sebagai pemicu seperti ba
dalam bentuk perahu. Setelah itu, baru dirangkai menjadi cerita, setelah itu
dikenalkan kepada tanda baca, seperti fathah
dengan A atau dhomah dengan U.
Metode berikutnya adalah metode Qiroati yang dikembangkan oleh KH Dahlan Zarkasyi dari Semarang. Metode ini bisa dikatakan sebagai cikal bakal metode Iqro. Metode ini mengajarkan dengan langsung seperti a, ba, ta, dan seterusnya. Namun sayang, buku panduan yang terdiri dari 10 jilid ini tak bisa dinikmati sembarangan orang. Hal ini dikarenakan metode Qiroati ini sangat menjaga kualiitas lulusannya, sampai-sampai untuk pendistribusian bukunya dilakukan sangat ketat.
Metode Qiroati ini juga sangat banyak diminati, bahkan sampai ke negara tetangga seperti Australia, Malaysia, Brunei dan Singapura.
Metode keempat adalah Metode An-Nur yang diperkenalkan oleh HM Rosyid pada tahun 1981. Motode ini dipercaya bisa mengajarkan orang membaca Al Quran hanya dalam waktu 2 jam. Metode ini lebih berfungsi sebagai sarana untuk lebih dalam belajar mengenai bacaan Al Quran dengan baik dan benar. Metode ini juga dilengkapi dengan VCD animasi untuk ilmu tajwidnya.
Metode keempat adalah metode Dalang yang disusun oleh Muhammad Yasin. Metode ini dilakukan dengan cara yang unik seperti menyanyi ataupun bercerita. Bahkan lagu Gundul Pacul dijadikan sebagai penuntun kata dasar dan harakat. Kata dasar itu sendiri adalah Ba, To, Ro, Na, Ro, Dho, Qo, Sa, Ka, Ta, Ja, Wa. Sedangkan harokatnya adalah A, Da, Mu, Da, Mu, Di, La, Ma, Lu, Ma, Lu (ibid).
Selain metode diatas, ada beberapa metode yang jarang digunakan, seprti metode Hattaiyyah, metode Kamali serta metode Al Barqy. Namun metode-metode ini jarang digunakan. Metode terakhir adalah metode Iqro yang akan kita bahas lebih lanjut. Metode ini sangat variatif dan fleksibel. Metode Iqro sangat banyak digunakan oleh beberapa orang, dan segala umur. Bahkan menurut Departemen Agama, dengan penggunaan metode Iqro bisa menurunkan buta huruf sampai dengan 90% pada era 1990-2001.
Pembelajaran dengan metode Iqro tidak perlu mendapatkan sertifikat atau ijin khusus dari lembaga manapun. Buku ini juga tersebar hampir diseluruh pelosok Indonesia. Sehingga apabila orang sudah memahami metode Iqro dengan baik, bisa langsung mengajarkan kepada orang lain. Metode ini juga dipakai dibeberapa negara didunia.
Awalnya, metode Iqro ini dikhususkan untuk anak usia TK dan SD. Namun karena banyak permintaan, akhirnya merambah ke anak SMP, SMA, Kuliah bahkan sampai kepada institusi tertentu. Untuk mengantisipasi itu, dibuatlah Iqro Terbadu, yaitu Iqro yang berbentuk paket. Karena berbentuk paket, pertemuan hanya dilakukan 10-15 kali sudah dapat mengajarkan orang untuk membaca Al Quran. Dengan keberhasilan metode ini, Depdiknas (waktu itu) mempercayakan kepada Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) untuk membrantas.
Pertanyaanya, siapakah tokoh penggagas metode Iqro? yang gambarnya “abadi” disampul belakang buku itu? Buku yang dijuluki mega best seller karena sudah dicetak ulang berates-ratus kali. Mari kita mengenalnya.
Bersambung...Part 2 DISINI.