arifsae.com - Bangun tidur tiba-tiba mamaku bilang,
"Ada mbah-mbah dari Purwokerto memberikan buku," sambil menunjukan
bukunya ke saya.
Saya lihat bukunya, tipis memang, bingun membacanya.
Judulnya "Silsilah keluarga besar Mbah Wali Nurkalam."
Saya buka, memang hanya sisilah, tidak mudengin, saya
pertama tidak bisa memahaminya, "Dimana nama keluarga saya?"
Buka berkali-kali dan penuh dengan perjuangan akhirnya
saya menemukan dan memahaminya. Ternyata, tidak disangka-sangka, masih ada
keturunan dengan Mbah Nur Kalam. Dari Brobot Desa Tambaksogra, Kecamatan
Sumbang, Jawa Tengah,
Lalu siapa Mbah Nur Kalam?
Tidak banyak sumber, termasuk di google. Tidak ada
tulisan yang membahas, hanya secara garis besar saja. Ada satu tulisan yang
menulis tentang ini, dari blog kangmulyanto.com.
Begini ceritanya,
Dahulu, sebelum kedatangan Mbah Nur Kalam, suasana
wilayah yang sekarang di namakan Mbrobot itu masih berbentuk hutan liwang
liwung. Tidak banyak dihuni manusia.
Hanya ada satu keluarga yang bertempat tinggal ditempat
itu. Menurut sumber, keluarga itu adalah keluarga Kartawiyasa.
Pada suatu hari, bertepatan dengan hari Kamis Wage jam
12 siang, terdengar sebuah suara letusan yang mengagetkan, suaranya seperti
suara rumah yang terbakar, suara itu masih terus terdengar, hingga beberapa
hari.
Tidak ada yang tau secara pasti suara apa itu, darimana
asal suara itu dan mengapa suara itu tidak hilang-hilang. Bahkan sampai ke
pedukuhan dan desa-desa sekitarnya.
Hingga datanglah seorang laki-laki dari arah timur
menuju ke daerah yang bersumber dari suara yang mengganggu itu. Laki-laki itu
Menghentikan langkahnya karena mendengar suara itu.
Setelah mengamati dan mendengarkan suara itu, akhirnya
laki-laki itu menuju ke pusat suara. Suasana sekitar sumber letusan yang penuh
dengan duri dan semak-semak tak membuat langgkah laki-laki itu terhenti.
Setelah sampai dipusat letusan, lelaki itu terdiam.
Menghela nafas sejenak sembari memejamkan mata.Ternyata disini tidak ada
apapun. Kejadian aneh ini menjadi perhatian laki-laki itu. Kejadian
bunyi-bunyian suara yang tak ada wujudnya itu sering terjadi.
Oleh karena itu, di pedukuhan itu ia melakukan tirakat
selama 40 hari lamanya. Memohon pertolongan Allah agar kejadian yang menimpa di
pedukuhan itu segera diatasi. Dialah Muhada Nur Kalam atau sering dipanggil
Mbah Nur Kalam.
Setiap 10 hari beliau melakukan rotasi tempat duduk.
Dimulai dari Selatan, Barat, Utara, dan berakhir menghadap ke Timur. Setelah
melakukan Tirakat selama 40 hari, akhirnya suara letusan itu tidak terdengar
lagi.
Mbah Nur Kalam berkata, "Rejaning Jaman Mbesuk
Panggonan iki di Jenengi Mbrobot".
Sejak saat itu tempat pedukuhan itu diberi nama Mbrobot
atau Brobot hingga sekarang. Wilayah ini saat ini menjadi wilayah Desa
Tambaksogra, Kecamatan Sumbang, Banyumas.
Mbah Nur Kalam sepanjang hayatnya diabdikan diabadikan
untuk syiar agama Islam di daerah Mbrobot dan Kecamatan Sumbang dan sekitarnya.
Silsislah Mbah Nur Kalam
Mbah Nur Kalam merupakan anak dari Nur Ali. Silsilah
Nur Ali bisa ditarik sampai kepada Nyai Singa Wijaya, Mertawijaya Sedo Krapyak
dan sampai kepada Panembahan Senopati hingga ke Ki Ageng Pamanahan.
Bila ditarik dari perkawinannya dengan Nyai Muhada,
Mbah Nur Kalam dikarunai seorang putera bernama Hasan Besari dan Ngali Mustapa.
Dari kedua keturunan itulah akhirnya silsilahnya berlanjut dan tersebar
keberbagai daerah di Banyumas, Pasuruan, dan Malang.
Dan admin adalah keturunan ke 6 dari Mbah Nur Kalam lewat putera keduanya, Ngali Mustapa. Seperti yang tertera dalam silsisah buku ini. Saya pun tidak terlalu paham juga😆
|
|
|
Coever Buku
|
Keturunan 1-3
|
Keturunan 4
|
|
| |
Gambar Mbah Nur Kalam
|
Keturunan ke-5
| Pembuat Buku |
Walahhualam Bi Showab..
Makam Mbah Nur Kalam terletak di sebelah kiri jalan sebelum Kali Pangkon grumbul Mbrobot RT 4 /RW 3 tepatnya 200 m dari Masjid Al Huda belok kiri dari jalan raya Sumbang Baturaden.
Makamnya sangat sederahana dikelilingi pohon bambu yang menghiasi disebelah kanan dan kirnya.
Ditempat inilah Mbah Nur Kalam melakukan tirakat selama 40 hari 40 malam bermunajat memohon kepada Allaoh SWT agar diberi jalan mengatasi letusan yang terjadi disekitar daerah itu.
Sampai hari ini banyak diziarahi umat Islam dari berbagai daerah baik dari daerah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pasuruan, Jombang, Surabaya, Malang dan daerah daerah lainnya.[]