arifsae.com - Pengiriman laporan yang kemarin tertunda hari ini akan dilaksanakan, karena sudah ditunggu. Pagi-pagi saya menuju ke Andamy, rencananya berangkat lebih pagi, biar tidak terlalu panas.
Orang-orang Pamol juga sudah memberitahu akan ikut ke Telupid juga. Tapi karena terlalu lama menunggu, akhirnya kami bernagkat lebih dulu, nanti saja ketemuan di Telupid.
Saya dan Bu Aji berangkat lebih dulu. Karena Petrol habis, kami membeli bekal untuk perjalanan. Karena pagi hari, udara disepanjang jalan masih terasa segar. Menikmati perjalanan ke Telupid sambil bercerita dengan Bu Aji.
Masih seputar tentang dia yang memberi harapan palsu. Laki-lakinya memang tidak mau serius, hanya main-main saja. Laki-laki seperti itu harus dibuang pada tempatnya. Tidak perlu diharapkan.
Tanpa terasa sampai di Pekan Telupid. Jam 09.00 kami langusng menuju ke Pos Laju. Memarkirkan motor, dan langsung berjalan menuju Pos Laju. Tapi ternyata oh ternyata. Pos Laju nya tutup.
Ya Allah. Sudah sejauh ini ternyata tidak buka. Ternyat hari ini adalah hari libur untuk orang Malaysia. Dan buka lagi hari Rabu esok lusa. Duh, bagaimana ini? Sudah harus dikirimkan.
Untuk berfikir lebih tenang, saya dan Bu Aji makan dulu. Di saat memesan makan, ada rombongan Pak Panca dan Pak Rahmat datang. Mereka ternyata tidak tahu juga kalau hari ini tutup. Kami diskusi, akhirnya saya memutuskan untuk titip ke bus.
Dan mereka saetuju. Sebelum mengirimkan bus, kami mengabari Bu Ari terlebih dulu. Dan beliau oke saja. Kami menunggu di Bus Stop untuk menunggu bus lewat. Bu Aji meminjam laporannya untuk di fotocopy terlebih dulu.
Disaat menunggu Bu Aji selesai, ternyata ada satu bus lewat. Tidak mungkin ditinggal, tapi lama. Bus pergi, Bu Aji baru selesai fotocopy. Terpaksa kami menunggu bus lewat lagi.
Hanya 15 menit, ada Bus Tung Ma. Kami hentikan, dan untung saja mau. Hanya membayar RM 15 sudah selesai urusan. Kami lanjutkan untuk jalan-jalan ke Pasar di Telupid. Melihat-lihat barang, siapa tahu ada yang menggoda untuk di beli.
Ada durian, namun godaan itu ditahan. Akhirnya saya membeli sepatu bot, persiapan untuk JAIM 5, supaya menangkal pacet-pacet. Selesai berputar-putar, kami langsung pulang.
Bu Aji katanya belum makan, jadi kami berhenti di Al Kafi untuk makan dulu. Ternyata ada masalah, kiriman yang di bus tadi ternyat tidak ada yang ambil dari pihak SIKK. Saya mencari solusi.
Menelepon Pak Devi, namun dia sedang tidak ada di rumah. Telepon Pak Dwi dan Pak Sodik, tapi mereka tidak bisa mengambil hari ini, paling besok. Sedangkan orang bus, hari ini mau pulang lagi. Namun ujungnya Bu Ari yang memberikan solusi.
Tenang juga akhinyra. Kini tinggal pulang. Ternyata anak-anak sedang mencari tongkat untuk persiapan JAIM 5. Kami menuju ke sana untuk melihat-lihat mereka. Mereka mencari tongkat yang sama dengan lokasi yang dulu bersama Pak Wawan juga.
Selesai mencari tongkat, saya, Bu Aji dan Nana melakukan rapat kecil-kecilan untuk mempersiapkan kebernagkatan JAIM 5. Semuanya masih berjalan lancar. Bu Aji pualang jam 21.00, namun saya sedikit lelah, akhirnya saya bilang, "Tidak Mau."
Ternyata efeknya menakutkan, dia mengambil motor, dan pulang malam-malam. Ngeri. Mungkin dia sedang PMS atau masih galau-galau ria. Baru saya melihatnya seperti itu, menyeramkan pokoknya. Saya harus minta maaf, padahal hanya bercanada saja. Aslinya mau juga mengantarkan. Saya yakin, Bu Aji mau memaafkan.[]
Orang-orang Pamol juga sudah memberitahu akan ikut ke Telupid juga. Tapi karena terlalu lama menunggu, akhirnya kami bernagkat lebih dulu, nanti saja ketemuan di Telupid.
Si Max |
Masih seputar tentang dia yang memberi harapan palsu. Laki-lakinya memang tidak mau serius, hanya main-main saja. Laki-laki seperti itu harus dibuang pada tempatnya. Tidak perlu diharapkan.
Berjumpa dengan Pak Rahmat |
Ya Allah. Sudah sejauh ini ternyata tidak buka. Ternyat hari ini adalah hari libur untuk orang Malaysia. Dan buka lagi hari Rabu esok lusa. Duh, bagaimana ini? Sudah harus dikirimkan.
Dia yang Jatuh Cinta |
Dan mereka saetuju. Sebelum mengirimkan bus, kami mengabari Bu Ari terlebih dulu. Dan beliau oke saja. Kami menunggu di Bus Stop untuk menunggu bus lewat. Bu Aji meminjam laporannya untuk di fotocopy terlebih dulu.
Disaat menunggu Bu Aji selesai, ternyata ada satu bus lewat. Tidak mungkin ditinggal, tapi lama. Bus pergi, Bu Aji baru selesai fotocopy. Terpaksa kami menunggu bus lewat lagi.
Bus Tung Ma |
Ada durian, namun godaan itu ditahan. Akhirnya saya membeli sepatu bot, persiapan untuk JAIM 5, supaya menangkal pacet-pacet. Selesai berputar-putar, kami langsung pulang.
Mencari Tongkat |
Menelepon Pak Devi, namun dia sedang tidak ada di rumah. Telepon Pak Dwi dan Pak Sodik, tapi mereka tidak bisa mengambil hari ini, paling besok. Sedangkan orang bus, hari ini mau pulang lagi. Namun ujungnya Bu Ari yang memberikan solusi.
Anak-Anak Beraksi |
Selesai mencari tongkat, saya, Bu Aji dan Nana melakukan rapat kecil-kecilan untuk mempersiapkan kebernagkatan JAIM 5. Semuanya masih berjalan lancar. Bu Aji pualang jam 21.00, namun saya sedikit lelah, akhirnya saya bilang, "Tidak Mau."
Ternyata efeknya menakutkan, dia mengambil motor, dan pulang malam-malam. Ngeri. Mungkin dia sedang PMS atau masih galau-galau ria. Baru saya melihatnya seperti itu, menyeramkan pokoknya. Saya harus minta maaf, padahal hanya bercanada saja. Aslinya mau juga mengantarkan. Saya yakin, Bu Aji mau memaafkan.[]
Lanjut Hari Ke-366 DISINI.