arifsae.com - Liburan selesai. jalan-jalannya sudahi. Saatnya siap-siap menuju tempat JAIM 5, tempat yang dulu ketika JIAM 4 dilaksankaan, tentu saja masih di Taliwas, Lahad Datu. Suasana yang akan membawa pada kenangan tahun 2017 silam. Kali ini kami kebagian pembagian hari ini untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Mari kita siap-siap. Tentu kegiatan pertama siap-siap chek out dari hotel. Berpamtan dengan kawan-kawan yang lain, mereka tidak ikut. Ada kegiatan sendiri-sendiri, hanya saya dan Pak Radin yang akan berangkat untuk mengikuti persiapan JAIM 5.
Jam 09.00 kami keluar hotel. Namun sebelum berangkat, kami sarapan dulu di Ayam Penyet Arema. Kami makan bersama. Sayang, ada kejadian tidak mengenakan, terutama tentang rasa berbagi dari Pak Majid. Dia tidak berubah, sama saja. Mari kita beri pelajaran. Mungkin dia kurang banyak bergaul dan jauh jalan-jalan.
Oke, lupakan kejadian tadi. Kami menuju ke Bandar Letat dengan Grab untuk mencari Bus jurusan Lahad Datu. Dengan membayar RM 7 kami sudah sampai di Bandar Letat. Segera memesan tiket bus, dan untungna langsung dapat bus yang akan berangkat ke Tawau saat itu juga.
Memang jurusannya sama, jadi kami langsung naik bus, jam 10.30 kami meluncur. Di jalan, saya sudah memberi kabar pada Pak Tria yang juga akan berangkat. Kami janjian untuk bertemu di Kinabatangan. Perjalnan membutuhkan waktu 4 jam, saya habiskan waktu untuk tidur.
Terdengar sayup-sayup orang Pakistan di belakang berbicara menggunakan bahasa Inggris. Sayang tidak ada orang yang tahu, termasuk saya. Hi-hi. Di jalan, Pak Tria tidak bisa menunggu tepat waktu di Simpang Spagaya. Jadi terlewat bus, jadi tidak bisa sama-sama. Kami meluncur ke Taliwas tanpa Pak Tria.
Tidak sampai 4 jam akhrinya kami sampai di sekitar jam 14.00. Kami turun di Bandar Perdana, masih belum sampai ke lokasi Base Camp JAIM 5 yang lokasinya sama dengan tahun kemarin. Kami menunggu di Hotel My In sambil menghubungi kawan-kawan.
Kami disuruh untuk menuju Restoran Auliah. Jadi kami langsung memesan Gab uruk kesana. Di jalan, supir Grab bincang-bincang, "Saya kali pertama pandu ni kreta." Ternyata supir Grab ini adalah hari pertama mengendarai Grab. Tidak lama kami sampai di Restoran Auliah, hanya membayar RM 7 kami sampai.
Saya menghubungi Pak Bima, dia sudah sampai kemarin. Saya disuruh menunggu di restoran. Sambil makan, kami memesan makanan. Dan disana ternyata ada Pak Fakhri dari CLC Pegagau dan Pak Busro dari CLC Lembah Danum. Kami bincang-bincang sebentar, sambil menikmati makanan.
Ada informasi kalau banyak kawan-kawan yang akan dipindahkan. Terutama Pak Devi dari Inanam. Banyak kepindahan tidak sesuai prosedur, dan kemungkinan asal-asalan. Seperti Pak Anuegrah yang malamnya langsung di hubungi untuk pindah ke CLC Felda, tempat yang penuh dengan cerita menakutkan. Mau tidak mau akhrinya dia ikuti keputusan pimpinan.
Sedang enak-enak ngobrol, para Tahap 6 datang. Ada Pak Bima, Pak Daeng Wawan dan Pak Mudho. Boleh dikatakan, merekalah yang memegang perang besar di JAIM 5 ini. Mereka menjemput kami, dan akan langsung mengajak kami masuk hutan lagi. Akhirnya kami berpamitan dengan kawan-kawan lain, untuk ikut masuk hutan.
Kami berngkat menggunakan mobil yang di sewa untuk menuju base camp. Tidak jauh, hanya 2 menit sampai di lokasi. Kenangan tahun lalu tiba-tiba jelas menampilkan bayang-bayangnya. Rumah yang dulu dengan orang-orang yang berbeda.
Di base camp kami menunggu Pak Juang dan Pak Tria yang memang sedang menuju ke lokasi. Sekitar jam 17.00 mereka semua sampai. Kami minum-minum dulu sebelum berangkat ke lokasi. Merencankan dan bincang-bincang santai di kedai yang memang tidak jauh dari lokasi.
Setelah semua kumpul. Kami siap untuk menuju kenangan di Taliwas menggunakan 2 mobil. Bersiap-siap untuk berjuang, berkorban dalam kesepian. Disaaat banyak kawan-kawan yang belum datang, kami justru memilih untuk hadir dalam kesunyian. Kembali seperti dulu lagi, tanpa sinyal danpa listrik.
Di jalanan sudah terasa sekali nuansa hutannya. Banyak hewan-hewan yang masih terjaga kelestariannya. Termasuk Babi hutan yang kami temui dijalanan. Kami sampai di base camp jam 18.30 petang. Suasana sudah mulai gelap. Tempatnya sedikit berbeda dari tahun lalu.
Base camp nya lebih dekat dengan hutan. Katanya lampu disini akan padam setiap jam 20.00 malam. Dan tentu hape benar-benar tidak ada gunaanya, kecuali untuk berfoto dan video. Seperti zaman dulu kala. Malam hari kami mandi di sungai. Tempat yang dulu sering kami mandi dsiana, namun sayang, kondisi sedang banjir besar. Terlalu bahasa kalau memaksakan diri untuk untuk mandi.
Akhirnya kami pulang ke base camp untuk mandi disana. Kondisi harus benar-benar disesuaikan. Perlu adaptasi lagi untuk hari pertama ini. Sudah banyak kawan-kawan yang terlebih dulu datang disni. Besok hari pekerjaan baru dimulai. Siap-siap bekerja seperti selayaknya buruh kasar, perlu tenaga ekstra. Semangat.[]
Mari kita siap-siap. Tentu kegiatan pertama siap-siap chek out dari hotel. Berpamtan dengan kawan-kawan yang lain, mereka tidak ikut. Ada kegiatan sendiri-sendiri, hanya saya dan Pak Radin yang akan berangkat untuk mengikuti persiapan JAIM 5.
Menuju Taliwas |
Oke, lupakan kejadian tadi. Kami menuju ke Bandar Letat dengan Grab untuk mencari Bus jurusan Lahad Datu. Dengan membayar RM 7 kami sudah sampai di Bandar Letat. Segera memesan tiket bus, dan untungna langsung dapat bus yang akan berangkat ke Tawau saat itu juga.
Sampai di Lahad Datu |
Terdengar sayup-sayup orang Pakistan di belakang berbicara menggunakan bahasa Inggris. Sayang tidak ada orang yang tahu, termasuk saya. Hi-hi. Di jalan, Pak Tria tidak bisa menunggu tepat waktu di Simpang Spagaya. Jadi terlewat bus, jadi tidak bisa sama-sama. Kami meluncur ke Taliwas tanpa Pak Tria.
Bertemu Kawan |
Kami disuruh untuk menuju Restoran Auliah. Jadi kami langsung memesan Gab uruk kesana. Di jalan, supir Grab bincang-bincang, "Saya kali pertama pandu ni kreta." Ternyata supir Grab ini adalah hari pertama mengendarai Grab. Tidak lama kami sampai di Restoran Auliah, hanya membayar RM 7 kami sampai.
Base Camp JAIM 5 |
Ada informasi kalau banyak kawan-kawan yang akan dipindahkan. Terutama Pak Devi dari Inanam. Banyak kepindahan tidak sesuai prosedur, dan kemungkinan asal-asalan. Seperti Pak Anuegrah yang malamnya langsung di hubungi untuk pindah ke CLC Felda, tempat yang penuh dengan cerita menakutkan. Mau tidak mau akhrinya dia ikuti keputusan pimpinan.
Minum bersama Para Tahap 6 |
Kami berngkat menggunakan mobil yang di sewa untuk menuju base camp. Tidak jauh, hanya 2 menit sampai di lokasi. Kenangan tahun lalu tiba-tiba jelas menampilkan bayang-bayangnya. Rumah yang dulu dengan orang-orang yang berbeda.
Menuju Hutan Kenangan |
Setelah semua kumpul. Kami siap untuk menuju kenangan di Taliwas menggunakan 2 mobil. Bersiap-siap untuk berjuang, berkorban dalam kesepian. Disaaat banyak kawan-kawan yang belum datang, kami justru memilih untuk hadir dalam kesunyian. Kembali seperti dulu lagi, tanpa sinyal danpa listrik.
Mati Lampu Jam 20.00 |
Base camp nya lebih dekat dengan hutan. Katanya lampu disini akan padam setiap jam 20.00 malam. Dan tentu hape benar-benar tidak ada gunaanya, kecuali untuk berfoto dan video. Seperti zaman dulu kala. Malam hari kami mandi di sungai. Tempat yang dulu sering kami mandi dsiana, namun sayang, kondisi sedang banjir besar. Terlalu bahasa kalau memaksakan diri untuk untuk mandi.
Akhirnya kami pulang ke base camp untuk mandi disana. Kondisi harus benar-benar disesuaikan. Perlu adaptasi lagi untuk hari pertama ini. Sudah banyak kawan-kawan yang terlebih dulu datang disni. Besok hari pekerjaan baru dimulai. Siap-siap bekerja seperti selayaknya buruh kasar, perlu tenaga ekstra. Semangat.[]
Lanjut Hari Ke-375 DISINI.