arifsae.com - Membereskan laporan menjadi agenda awal hari ini, sebelum menjemput Pak Radin di Pamol. Dia sudah memberi kabar untuk segera menjemputnya. Setelah selesai menyelesaikan laporan ini, saya bergegas ke Pamol.
jam 08.00 menuju ke Pamol. Perjalanan berdebu dan berkerikil harus dilewati untuk sampai di Pamol. Sesampainya di Pamol jam 09.00, ada tamu yang sedang berbincang-bincang dengan Pak Rahamt.
Katanya permasalahan Ijazah anaknya, maklum, Pak Rahmat kan sekarang menjadi pengelola CLC Pamol. Tidak lama disini, jam 10.00 kami sudah meluncur untuk meuju ke Terusan 2. Saya diajak melewati jalanan baru, mengurangi debu.
Saya setuju, memang benar, debu tidak telalu terasa dibandingakn dengan jalan utama. Hanya berkelak kelok saja, saya juda melihat kampung-kampung asli dari orang-orang tempatan, seperti Kampung Tindakon. Banyak hutan-hutan kecil, hewan-hewan juga banyak yang bertengger dipinggir jalan, seprti kera, burung dan hewan-hewan kecil lainnya.
Berhenti dulu untuk makan di Nangoh, belum makan juga. Lanjut pulang ke Terusan 2 untuk mengejar Sholat Jumatan disana. Tidak lama, sesampainya di Terusan 2 langsung saja siap-siap untuk Jumatan.
jam 13.00 Pak Bima sudah ada didepan pintu. Dia akan mengajak ke Lahad Datu menghadiri rapat akbar panita JAIM 5. Saya kebetulan berada di divisi outbond. Pak Radin diajak, namun dia sepertinya tidak berminat, karena namanya tidak ada di undangan. Dasar, sensitifan.
Namun Pak Radin mau untuk mengantarkan ke Sapi. Kami berangkat menuju ke Simpang Sapi jam 16.00. Karena masih lama, kami makan terlbih dulu di Al Kafi. Pak Radin akhirnya pulang setelah selesai, saya dan Pak Bima menuju ke Sapi 2 untuk menitipkan mtor.
Saya dan Pak Bima salah perhitungan. Menunggu bus dari jam 18.30 hingga 20.30. Tidak terlihat bus lewat. Sudah lama, banyak nyamuk pula. Malas menghampiri, ingin rasanya pulang saja. Tidak jadi. Tapi tiba-tiba ada orang Pamol menawarkan tumpangannya.
Tapi mobilnya kecil, dan harus berdimpit-dimpitan dengan anak-anak. Saya malah harus memangku salah satu anaknya. Pak Bima namapkanya tersenyum kecut melihat adegan itu. Perjalanan sendiri buruh waktu 2 jam, semutan dan kram kadang-kadang menghampiri. Tapi kuatkan, tanggung.
Di jalan sempat ketemu polis, di berhentikan saja. Tidak lama. Semua lancar, hanya diperingatkan lampunya mati. Kami akhrinya sampai jam 00.00 malam. Sudah jarang orang, langsung menuju ke Hotel Lodge untuk membuka kamar. Ini pertama kali juga, katanya langganan disini.
Kamarnya luas. Tidak lansung tidur, kami keluar untuk memesan makanan. Lapar juga. Makanannya juga menu Indonesia. Tentu saja Ayam Penyet jadi piliihan utama. Lelah rasanya. Mari istiaraht untuk mengumpulkan tenaga untuk besok hari.[]
jam 08.00 menuju ke Pamol. Perjalanan berdebu dan berkerikil harus dilewati untuk sampai di Pamol. Sesampainya di Pamol jam 09.00, ada tamu yang sedang berbincang-bincang dengan Pak Rahamt.
Bincang-Bincang dengan Tamu |
Saya setuju, memang benar, debu tidak telalu terasa dibandingakn dengan jalan utama. Hanya berkelak kelok saja, saya juda melihat kampung-kampung asli dari orang-orang tempatan, seperti Kampung Tindakon. Banyak hutan-hutan kecil, hewan-hewan juga banyak yang bertengger dipinggir jalan, seprti kera, burung dan hewan-hewan kecil lainnya.
Tiduran di Terusan 2 |
jam 13.00 Pak Bima sudah ada didepan pintu. Dia akan mengajak ke Lahad Datu menghadiri rapat akbar panita JAIM 5. Saya kebetulan berada di divisi outbond. Pak Radin diajak, namun dia sepertinya tidak berminat, karena namanya tidak ada di undangan. Dasar, sensitifan.
Diantar ke Simpang Sapi |
Saya dan Pak Bima salah perhitungan. Menunggu bus dari jam 18.30 hingga 20.30. Tidak terlihat bus lewat. Sudah lama, banyak nyamuk pula. Malas menghampiri, ingin rasanya pulang saja. Tidak jadi. Tapi tiba-tiba ada orang Pamol menawarkan tumpangannya.
Sampai Ladad Datu |
Di jalan sempat ketemu polis, di berhentikan saja. Tidak lama. Semua lancar, hanya diperingatkan lampunya mati. Kami akhrinya sampai jam 00.00 malam. Sudah jarang orang, langsung menuju ke Hotel Lodge untuk membuka kamar. Ini pertama kali juga, katanya langganan disini.
Kamarnya luas. Tidak lansung tidur, kami keluar untuk memesan makanan. Lapar juga. Makanannya juga menu Indonesia. Tentu saja Ayam Penyet jadi piliihan utama. Lelah rasanya. Mari istiaraht untuk mengumpulkan tenaga untuk besok hari.[]
Lanjut Hari Ke-337 DISINI.