Depan Bangunan Alat Kebesaran Diraja |
arifsae.com - Semangat hari terakhir berjelajah Brunei masih menggelora. Setelah menjelajah Billionth Barrel monumen, tujuan berikutnya adalah sebuah musuem yang menyimpan koleksi kerajaan Brunei.
Baca Kisah Sebelumya: Billionth Barrel Monument, Pengingat Kebangkitan Brunei
Perjalanan menuju ke lokasi lumayan jauh, itu karena kami memulai perjalan dari Billiont Barrel Monument, yang membutuhkan waktu 40-50 menit perjalanan. Tapi sebenarnya, tempat ini terletak di tengah-tengah Bandar Seri Begawan, yang lokasinya tidak jauh dari Pusat Sejarah Brunei.
Nama Bangunan Alat Kebesaran Diraja ini sejak (1/12/2017) sudah berganti nama menjadi Muzium Alat Kebesaran Diraja. Mungkin karena isi dari bangunan ini merupakan koleksi-koleksi warisan kerajaan, khususnya tentang Sultan Hassanal Bolkiah, jadi harus menyesuaikan.
Ketika melihat bangunan luar, saya seperti melihat kubah besar. Malah hampir menyerupai masjid. Untuk memasuki banguan ini free alias gratis. Namun ketika kita memasuki bangunan ini, alas kaki kita harus dilepas. Dan yang terpenting, semua alat-alat foto harus ditinggal. Tidak boleh dibawa. Entah itu kamera, smartphone dan lainnya.
Bangunan Alat Kebesaran Diraja Brunei |
Saya dan kawan-kawan lainnya hanya diijinkan melihat dengan berjalan kaki. Menyusuri jejak-jejak momen dari Sultan Brunei, Sultan Hassanil Bolkiah. Dari kecil hingga saat ini terpampang begitu jelas, megah sekali. Luar biasa.
Bahkan hadiah-hadiah dari negara lain juga dikoleksi dari sini. Termasuk hadaian dari Indonesia. Ada juga singgasana yang dulu pernah menjadi tempat pelantikan ketika Sultan Hassanil Bolkiah dinobatkan sebagai Sultan Brunei. Pokoknya lengkap dan megah. Sayang tidak ada yang boleh mengambil gambar disini.
Di Lantai Dasar |
Baru ketika turun kebawah, semua boleh berfoto-foto. Tidak kalah megah, disini juga tersedia alat-alat kerajaan. Replika singgasana. Di sudut bagian bangunan ini ada penjual yang menjual koleksi dan oleh-oleh khas Brunei. Ternyata setelah mengorbol sedikit, penjual ini dari Indonesia. Tapi sudah menetap lama di Brunei karena mengikuti suami.
Memang menakjubkan kemegahan dan kemewahan bangunan ini. Bangunan ini sendiri diresmikan oleh Sultan pada 30 September 1992. Lokasinya terdiri dari tiga geleri utama. Terdiri dari adat istiadat Penobatan, geleri diraja dan galeri jubli perak
Salah Satu Sudut |
Tidak lama kami disini. Kami keluar dan melanjutkan perjalanan kami yang terakhir untuk berjelajah berikutnya. Tapi sebelum melanjutkan kesana, kami mengulang untuk berbelanja oleh-oleh. Saya tidak mau meninggalkan kesempatan ini, karena kemarin belum sempat berbelanja, kali ini saya habiskan uang untuk memburu oleh-oleh. Tidak jauh juga lokasinya.
Tujuan berikutnya ke sebuah air terjun disudut kota. Meski sebagai ibu kota, Bandar Seri Begawan masih sangat rindang. Termasuk ada sebauh air terjun yang namanya agak ke-Jawa-an. Namanya adalah Air Terjun Tesik Lama. Kalau dalam Bahasa Jawa, Kata Tesik Lama artinya masih lama. Entah apa makna dalam nama air terjun tersebut. Mari kita menuju ke lokasi terakhir, dan menikmati jalan-jalan terakhir ini.[]
Bersambung...DISINI.