arifsae.com - Pagi ini Pak Radin meminta muridnya untuk menjemputnya. Dia menunggu di rumahnya Pak Bima, sudah biasa katanya. Rencana hari ini Pak Bima akan menuju ke Terusan 2. Pak Radin juga ikut, tapi dia ingin pulang dulu, membereskan barang-barang dan mempersiapkan kepulangannya.
Anak dari Sekar Imej datang sekitar jam 09.00. Namanya Pito, anak mandor Sekar Imej yang juga murid nya Pak Radin. Mereka pulang. Meski lumayan jauh, butuh waktu 30 menit perjalanan. Saya dan Pak Bima sudah siap-siap membawa tas masing-masing.
Sialnya, saya yang membonceng motor, artinya saya yang harus membawa tasnya Pak Bima. Tidak tanggung-tanggung, tas dengan berat 20 kg harus siap menempel di bahu sepanjang perjalanan. Kami pulang setelah sholat Dhuhur, jam 14.00 kami meninggalkan Jebawang.
Kami sudah janjian dengan Pak Radin di gate Sekar Imej. Saya meneleponnya, tidak ada tanggapan. Mungkin sinyalnya sedang tidak ada. Akhirnya perjalanan dilanjutkan, kami menunggu di Gardu Pandang Bukit Ular.
Karena terlalu lama, dan kondisi yang sejuk daengan pemandangan alam yang masih asri, Pak Bima tertidur. Mungkin sampai 1 jam dia tidur menunggu Pak Radin datang ke Sekar Imej. Saya harus menunggu Pak Bima, menjaga barang-barang, antisipasi saja kalau ada orang datang.
Jam 16.00, Pak Radin baru sampai di Gardu Pandang. Kami tidak lama, Pak Radin datang langsung melanjutkan perjalanan. Perjalanan terhenti di Nangoh. Memang sengaja untuk membeli bekal berbuka puasa.
Saya membeli kelapa muda. Mungkin enak berbuka puasa dengan kelapa muda. Selain kelapa, makanan ringan juga menjadi incaran. Selesai belanja di Nangoh, kami melanjutkan perjalanan ke Terusan. Jam sudah menunjukan 17.30, yang artinya sebentar lagi buka puasa.
Sampai di rumah, selesai sudah penderitaan beban 20 kg yang ada di pundak. Padahal jarak Jebawang ke Terusan sekitar 150 km. Sungguh-sungguh sangat menyiksa. Di rumah ternyata ada kiriman dari anak-anak. Ada nasi dan bubur. Ah, mungkin mereka tau, kalau Pak Gurunya malas masak.
Dan, buka puasa tiba. Kami mempersiapkan kelapa muda di padukan dengan es. Sungguh nikmat luar biasa. Kelapa muda yang berjumlah 3 kami lahap tak bersisa. Malamnya lanjut mengerjakan laporan tahunan tahap 8, besok akan saya bawa ke KK. Agendanya juga akan ada evaluasi massal di SIKK. Siap-siap lembur untuk menyelesaikan.[]
Anak dari Sekar Imej datang sekitar jam 09.00. Namanya Pito, anak mandor Sekar Imej yang juga murid nya Pak Radin. Mereka pulang. Meski lumayan jauh, butuh waktu 30 menit perjalanan. Saya dan Pak Bima sudah siap-siap membawa tas masing-masing.
Siap Meluncur |
Kami sudah janjian dengan Pak Radin di gate Sekar Imej. Saya meneleponnya, tidak ada tanggapan. Mungkin sinyalnya sedang tidak ada. Akhirnya perjalanan dilanjutkan, kami menunggu di Gardu Pandang Bukit Ular.
Siap Melanjutkan |
Jam 16.00, Pak Radin baru sampai di Gardu Pandang. Kami tidak lama, Pak Radin datang langsung melanjutkan perjalanan. Perjalanan terhenti di Nangoh. Memang sengaja untuk membeli bekal berbuka puasa.
Mencari Makanan |
Sampai di rumah, selesai sudah penderitaan beban 20 kg yang ada di pundak. Padahal jarak Jebawang ke Terusan sekitar 150 km. Sungguh-sungguh sangat menyiksa. Di rumah ternyata ada kiriman dari anak-anak. Ada nasi dan bubur. Ah, mungkin mereka tau, kalau Pak Gurunya malas masak.
Dan, buka puasa tiba. Kami mempersiapkan kelapa muda di padukan dengan es. Sungguh nikmat luar biasa. Kelapa muda yang berjumlah 3 kami lahap tak bersisa. Malamnya lanjut mengerjakan laporan tahunan tahap 8, besok akan saya bawa ke KK. Agendanya juga akan ada evaluasi massal di SIKK. Siap-siap lembur untuk menyelesaikan.[]
Lanjut Hari Ke-294 DISINI.