arifsae.com - Obrolan bersama kawan-kawan tidak berhenti. Saking hangatnya bersama-sama mengolah tawa, tidak terasa sampai jam 02.00 pagi. Saya agak ragu, mau tidur atau tidak. Kawan-kawan mengatakan kalau tidak usah tidur, tanggung menunggu sahur sekalian.
Bersama Pak Kris, salah satu tokoh yang akan pulang ini kami Sahur bersama. Banyak sebenarnya, kawan-kawan yang berjumpa di Semplang. Mereka juga akan pulang. Saya hanya memesan minuman saja, jus alpukat cukup untuk mengisi tenaga untuk nanti seharian.
Mata ini tidak kuat. Kami kembali ke Hotel Iskandar untuk memejamkan mata. Mungkin akan bangun siang. Benar saja, jam 09.00 pagi kami baru mulai bergerak. Pak Azwi dan kawan-kawan berpamitan untuk menuju ke KJRI KK, karena acara memang dilaksanakan disana.
Itu adalah perjumpaan kami terakhir, setidaknya di Sabah. Hari ini Pak Bima mengajak untuk langsung pulang ke Jebawang. Saya oke saja, tapi perjalanan jauh akan kami lalui. Jarak antara Kota Kinabalu ke Sandakan saja sekitar 330 km. Belum lagi dari Sapi ke Jebawang 150 km. Jadi kurang lebih jarak total sekitar 500 km. Perjalanan yang jauh, pasti akan melelahkan.
Saya, Pak Radin, Pak Panca dan Pak Bima sebagai supir meluncur jam 11.30. Pak Ramhat sebenranya diajak, tapi dia memilih untuk tinggal di KK, takut mabok katanyta. Sebelum pulang, kami diajak untuk mencuci mobil terlebih dulu. Selesai mencuci, karena ini hari Jum'at kami melaksanakan solat Jum'at di Masjid Bandaraya Kota Kinabalu.
Masjid terbesar di Kota Kinabalu ini menarik, karena terlihat terapung diatas air. Kami melaksanakan Jum'atan dengan para Jamaah yang lain disini. Kami melanjutkan perjalanan dengan kencang. Memang, kalau Pak Bima yang mengendarai mobil, bisa dipastikan kami yang dibelakang mobat-mabit untuk mengimbangi kecepatan.
Untuk antisipasi, kami berhenti di Pekan Telupid. Tidak mungkin kami memaksakan diri untuk sampai ke Jebawang. Jam 17.30 kami baru sampai ke Telupid. Makannya, kami memilih untuk buka puasa disini. Sedikit untuk berbuka puasa, kami membeli makanan ringan di pasar dadakan Ramadhan.
Untuk berbuka puasa, kami memilih Kedai Jawa Timur. Siapa tahu enak. Saya memilih Ayam Penyet. Lumayan enak, meski yang jual bukan orang Jawa Timur asli. Nikmatnya berbuka puasa ketika menjadi pengelana memeang berbeda, nikmatnya luar biasa.
Selesai berbuka dan solat, kami melanjutkan perjalanan. Masih sangat jauh. Kami selangi dengan obrolan, untuk membantu Pak Bima supaya tidak ngantuk. Pak Panca akan turun di Pamol, ada murid-muridnya yang menjemput. Sedangkan kami bertiga tetap melaju ke Jebawang. Tentu saja jalan yang mengesankan di Bukit Ular. Kelak-kelok jalanan sungguh mempesona.
Kami baru sampai jam 22.00 malam. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan, saya saja yang duduk lelah luar biasa. Apalagi yang menyupiri. Akhrinya kami sampai, langsung saja badan ini ingin rebahan dan istirahat di rumah Pak Bima. Selsai juga perjalanan 500 km hari ini.[]
Bersama Pak Kris, salah satu tokoh yang akan pulang ini kami Sahur bersama. Banyak sebenarnya, kawan-kawan yang berjumpa di Semplang. Mereka juga akan pulang. Saya hanya memesan minuman saja, jus alpukat cukup untuk mengisi tenaga untuk nanti seharian.
Sahur Bersama |
Itu adalah perjumpaan kami terakhir, setidaknya di Sabah. Hari ini Pak Bima mengajak untuk langsung pulang ke Jebawang. Saya oke saja, tapi perjalanan jauh akan kami lalui. Jarak antara Kota Kinabalu ke Sandakan saja sekitar 330 km. Belum lagi dari Sapi ke Jebawang 150 km. Jadi kurang lebih jarak total sekitar 500 km. Perjalanan yang jauh, pasti akan melelahkan.
Jum'atan Masjid Bandarraya |
Masjid terbesar di Kota Kinabalu ini menarik, karena terlihat terapung diatas air. Kami melaksanakan Jum'atan dengan para Jamaah yang lain disini. Kami melanjutkan perjalanan dengan kencang. Memang, kalau Pak Bima yang mengendarai mobil, bisa dipastikan kami yang dibelakang mobat-mabit untuk mengimbangi kecepatan.
Bekal Buka Puasa |
Untuk berbuka puasa, kami memilih Kedai Jawa Timur. Siapa tahu enak. Saya memilih Ayam Penyet. Lumayan enak, meski yang jual bukan orang Jawa Timur asli. Nikmatnya berbuka puasa ketika menjadi pengelana memeang berbeda, nikmatnya luar biasa.
Menurunkan Pak Panca |
Kami baru sampai jam 22.00 malam. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan, saya saja yang duduk lelah luar biasa. Apalagi yang menyupiri. Akhrinya kami sampai, langsung saja badan ini ingin rebahan dan istirahat di rumah Pak Bima. Selsai juga perjalanan 500 km hari ini.[]
Lanjut Hari Ke-292 DISINI.