arifsae.com - Seperti biasa, tanggal 7 merupakan hari gaji dan pesta untuk anak-anak. Meski sekolah libur, saya tetap menyuruh mereka untuk ke rumah. Membahas tentang keberangkatan ke Resort untuk menjadi panitia dan membantu proses pelaksanaan Pesona.
Sebelum mereka saya suruh ke rumah, pagi ini saya ke ofic. Menghubungi Kerani dan meminta untuk memberikan tanda tangan atau cap jempol untuk keperluan data pemilu. Meski butuh waktu lama, saya tetap menunggu. Kalau dikerjakan sendiri, saya harus mencari orang satu persatu, dan jumlahnya ribuan. Jelas repotnya.
Saya ke Ofic juga meminta kendaraan sebernanya, tapi karena mengajukan kendaraan terlambat, dan juga waktunya yang tidak memungkinkan, akhirnya gagal mendapatkan kendaraan Ofic. Saya pulang ke rumah, duduk sebentar. Memikirikan kendaraan apa yang akan saya gunakan besok hari. Pusing juga.
Pak Bima pagi ini membawakan seragam untuk anak-anak. Dia juga mau menuju ke Jebawang untuk mencari data, tidak tanggung-tanggung, Bu Niki diajak menjadi anggotanya. Memang lah. Susah di prediksi, padahal jauh luar biasa, Bu Niki juga mau. Mereka datang hanya sebentar, apalagi Pak Bima datang dengan mobil. Entah mobil siapa itu.
Siang hari anak-anak baru berdatangan. Saya memberikan penjelasan besok seperti apa, barang apa saja yang harus dibawa dan lain-lainnya. Mereka nampaknya memahami. Saya suruh untuk kumpul jam 6 pagi. Meski belum jelas kendaraanya, tapi saya tidak mau menampilkannya kepada mereka. Mereka tidak boleh tau.
Saya sudah menghubungi Nana untuk mencari kendaraan, tidak bisa. Menhubungi Abah, besok kerja. Biarlah, nanti saja. Sekarang saya minta kepada mereka untuk membeli Coto Makkasar, mumpung sedang gajian, pasti banyak makanan yang dijual. Kami makan bersama, menikmati suasana gajian, sebelum besok menuju ke Resort.
Malam hari baru terasa, kendaraan mereka harus bagaimana? Sudah kemana-mana tidak ada alternatifnya. Otak terus berfikir, mencari solusi. Menghubungi orang-orang yang bisa memungkinkan tapi tetap tidak bisa, Bang Amir tidak bisa. Sampai larut malam tidak ada solusi, saya juga akhirnya tidak bisa tidur. Benar-benar pusing. Akhirnya saya disarankan Bang Amir untuk menghubungi Bang Ancu, tapi karena sudah larut malam tidak ada balasan. Semoga besok dia bisa.[]
Sebelum mereka saya suruh ke rumah, pagi ini saya ke ofic. Menghubungi Kerani dan meminta untuk memberikan tanda tangan atau cap jempol untuk keperluan data pemilu. Meski butuh waktu lama, saya tetap menunggu. Kalau dikerjakan sendiri, saya harus mencari orang satu persatu, dan jumlahnya ribuan. Jelas repotnya.
Kiriman Seragam |
Pak Bima pagi ini membawakan seragam untuk anak-anak. Dia juga mau menuju ke Jebawang untuk mencari data, tidak tanggung-tanggung, Bu Niki diajak menjadi anggotanya. Memang lah. Susah di prediksi, padahal jauh luar biasa, Bu Niki juga mau. Mereka datang hanya sebentar, apalagi Pak Bima datang dengan mobil. Entah mobil siapa itu.
Siang hari anak-anak baru berdatangan. Saya memberikan penjelasan besok seperti apa, barang apa saja yang harus dibawa dan lain-lainnya. Mereka nampaknya memahami. Saya suruh untuk kumpul jam 6 pagi. Meski belum jelas kendaraanya, tapi saya tidak mau menampilkannya kepada mereka. Mereka tidak boleh tau.
Makan Coto Bersama |
Malam hari baru terasa, kendaraan mereka harus bagaimana? Sudah kemana-mana tidak ada alternatifnya. Otak terus berfikir, mencari solusi. Menghubungi orang-orang yang bisa memungkinkan tapi tetap tidak bisa, Bang Amir tidak bisa. Sampai larut malam tidak ada solusi, saya juga akhirnya tidak bisa tidur. Benar-benar pusing. Akhirnya saya disarankan Bang Amir untuk menghubungi Bang Ancu, tapi karena sudah larut malam tidak ada balasan. Semoga besok dia bisa.[]
Lanjut Hari Ke-274 DISINI.