arifsae.com - Hari ini UN terakhir. Tapi biarlah nanti saja, karena pagi ini saya sudah diberikan kabar penerimaan info Pendidikan Profesi Guru (PPG). Saya ditanya oleh Bu Siti, Guru SIKK, "Pak Arif bener tidak ikut PPG?" Saya menanyakan ke keluarga, mereka menyerahkan kepada saya. Dengan mengucap bismillah, saya balas dengan kata "Tidak".
Memang ini pilihan. Tapi semua sudah dipertimbangkan, baik buruknya, kekurangan dan kelebihannya. Ada kawan saya yang ikut, dan ada kawan saya yang tidak juga. Meski punya hak untuk mengikuti seleksi itu. Saya punya rencana sendiri, semoga Allah SWT memberikan jalan kemudahan untuk rencana saya kedepan.
Di sisi lain, saya di pasrahkan untuk mengedit cerpen kawan-kawan Sandakan. Pusing lagi. Tulisannya masih sangat amburadul, kalau tidak mau dikatakan hancur. Tapi tidak semua, ada yang sudah bagus, ada yang hanya ringan, dan ada juga yang babak belur. Tapi untuk karya antologi pertama ini, saya semangat untuk mengedit nya.
Semoga sesuai terget. Sebelum liburan, buku bisa diluncurkan. Urusan cerpen dan PPG biar berjalan, hari ini ujian nasional terakhir. Bu Aji siang ini datang ke rumah, dia akan membantu lagi mengawasi dan ujian terakhir. Tentu membantu segala bentuk adminsitrasi yang menguras tenaga itu.
Ujian terakhir ini berjalan biasa, mereka datang satu persatu. Meski ada yang terlambar, tapi semua berjalan sesuai rencana. Mereka selesai juga. Meski kadang mereka tidak sadar betapa pentingnya ujian ini. Mereka santai saja mengerjakannya, bahkan terkensan main-main.
Jangan dibayangkan mereka seperti anak-anak sekolah SMP pada umumnya, tapi lebih mirip ujian kesetaraan. Ada yang sudah 24 tahun, ada yang 22 tahun, dan semua menggunakan baju bebas. Tapi itulah realitasnya, mungkin karena dari awal salah rekrutmen, jadi efeknya hanya 5 orang yang ujian.
Saya dan Bu Aji tetap menyelesaikan adminsitrasi, biar besok sudah benar-benar bebas dari beban itu. Selesai mengerjakan administrasi, saya mau mengantarkan Bu Aji, tapi kebetulan ada Fikar yang datang. Jadi sekalian saya mintakan kepada Fikar untuk mengantarkan Bu Aji ke Andamy. Meski nampaknya Bu Aji kurang nyaman. Tapi biarlah, saya capek. Selesai satu masalah, datang masalah yang lain, pusing. Tujuh keliling.[]
Memang ini pilihan. Tapi semua sudah dipertimbangkan, baik buruknya, kekurangan dan kelebihannya. Ada kawan saya yang ikut, dan ada kawan saya yang tidak juga. Meski punya hak untuk mengikuti seleksi itu. Saya punya rencana sendiri, semoga Allah SWT memberikan jalan kemudahan untuk rencana saya kedepan.
Di sisi lain, saya di pasrahkan untuk mengedit cerpen kawan-kawan Sandakan. Pusing lagi. Tulisannya masih sangat amburadul, kalau tidak mau dikatakan hancur. Tapi tidak semua, ada yang sudah bagus, ada yang hanya ringan, dan ada juga yang babak belur. Tapi untuk karya antologi pertama ini, saya semangat untuk mengedit nya.
Mereka yang Ujian Nasional |
Ujian terakhir ini berjalan biasa, mereka datang satu persatu. Meski ada yang terlambar, tapi semua berjalan sesuai rencana. Mereka selesai juga. Meski kadang mereka tidak sadar betapa pentingnya ujian ini. Mereka santai saja mengerjakannya, bahkan terkensan main-main.
Ujian Nasiona Terakhir |
Saya dan Bu Aji tetap menyelesaikan adminsitrasi, biar besok sudah benar-benar bebas dari beban itu. Selesai mengerjakan administrasi, saya mau mengantarkan Bu Aji, tapi kebetulan ada Fikar yang datang. Jadi sekalian saya mintakan kepada Fikar untuk mengantarkan Bu Aji ke Andamy. Meski nampaknya Bu Aji kurang nyaman. Tapi biarlah, saya capek. Selesai satu masalah, datang masalah yang lain, pusing. Tujuh keliling.[]
Lanjut Hari Ke-262 DISINI.