arifsae.com - Pagi ini Fikar sudah janji akan mencuci piring. Karena semalam dia tidur di rumah. Bangun tidur saya sudah dibuat marah oleh kelakuan Fikar, disamping dia tidak mencuci piring, yang padahal dia sendiri yang makan. Dia menumpahkan kopi yang dia buat sendiri. Sontak saja kopi berceceran di mana-mana.
Kotor semua. Saya menyuruh Fikar untuk membersihkannya, tapi dia tidak terlalu menghiraukannya. Nada saya mulai meninggi, dia terlalu manja dan jorok. "Besok-besok tidak usah tidur lagi disini lah." Itu lah kata-kata yang akhirnya saya ucapkan ke dia. Pasti setelah peristiwa ini, semua keadaan berubah.
Dia pulang, Sama seperti Pak Majid yang akan pulang, dan saya akan mengantarkannya ke Simpang. Seperti biasa, menjadi tukang ojek. Kami meuncur ke Simpang, tapi terlebih dulu kami makan di Al Kafi. Katanya dia mau Ke Tawau, saya sekalian menitipkan Buku untuk di kasihkan kepada Pak Fakhri. Ada pembekalan untuk berbagai angkatan, katanya dapat uang juga. Lumayan. Dia juga dititipi koper oleh pujuan hatinya, mau ya dia? Namanya juga cinta.
Untung saja, setelah sampai langsung ada mobil yang menawarkan tumpangannya. Saya dihubungi, kalau motornya mau dipakai Bu Aji. Maklum, beberapa hari ini motornya dipegang saya. Kasian sebenarnya. karena kalau ada kawan yang ke rumah, agenda nya terganggu, karena motor nya dipegang saya. Kali ini setelah mengantarkan Pak Majid saya langsung ke Andamy. Menjemput Bu Aji yang ikut ke Terusan 2.
Seperti biasa, dia mencari sinyal yang melimpah di rumah Terusan 2. Kali ini saya tidak bisa mengajar, Nana meminta untuk mengajar hari ini. Biarlah. Saya berselancar internet, menyeleaikan urusan yang masih tertunda. Anak-anak belajar bersamanya.
Hari ini saya sendiri lagi. Kadang saya butuh sendiri, tapi kalau terlalu lama, rasa sepi juga menghampiri. Jadi harus seimbang. Sama seperti Bu Aji, kasian sebenarnya dia, makannya terkadang membuthkan sinyal dan keluar rumah untuk sekedar mendowload film. Bu Aji pulang setelah selesai mendowload dan menyelesaikan ursusanya. Saya ingin sendiri. Nampaknya setelah kejadian tadi pagi, Fikar tidak akan bermalam lagi di rumah.[]
Kotor semua. Saya menyuruh Fikar untuk membersihkannya, tapi dia tidak terlalu menghiraukannya. Nada saya mulai meninggi, dia terlalu manja dan jorok. "Besok-besok tidak usah tidur lagi disini lah." Itu lah kata-kata yang akhirnya saya ucapkan ke dia. Pasti setelah peristiwa ini, semua keadaan berubah.
Kopi Tumpah |
Untung saja, setelah sampai langsung ada mobil yang menawarkan tumpangannya. Saya dihubungi, kalau motornya mau dipakai Bu Aji. Maklum, beberapa hari ini motornya dipegang saya. Kasian sebenarnya. karena kalau ada kawan yang ke rumah, agenda nya terganggu, karena motor nya dipegang saya. Kali ini setelah mengantarkan Pak Majid saya langsung ke Andamy. Menjemput Bu Aji yang ikut ke Terusan 2.
Dia Ke Tawau |
Hari ini saya sendiri lagi. Kadang saya butuh sendiri, tapi kalau terlalu lama, rasa sepi juga menghampiri. Jadi harus seimbang. Sama seperti Bu Aji, kasian sebenarnya dia, makannya terkadang membuthkan sinyal dan keluar rumah untuk sekedar mendowload film. Bu Aji pulang setelah selesai mendowload dan menyelesaikan ursusanya. Saya ingin sendiri. Nampaknya setelah kejadian tadi pagi, Fikar tidak akan bermalam lagi di rumah.[]
Lanjut Hari Ke-240 DISINI.