arifsae.com - Mati lampu pagi-pagi, untung semua peralatan sudah full. Akhir-akhir ini memang sering dengar mati lampu di rumah pekerja. Sebagian besar memang terkena imbasnya. Berbeda dengan rumah para guru dan staf yang tetap bertahan 24 jam.
Di rumah ini juga tempat anak-anak untuk mengeces hape mereka yang sudah habis batrennya. Kadang kalau matinya sampai satu hari, mereka berduyun-duyun ke rumah. Sama seperti Fikar hari ini, dia datang pagi-pagi untuk mengeces hapenya.
Dia tertidur. Katanya lelah, tidak bekerja hari ini. Akhir-akhir ini memang dia tidak bekerja, katanya sudah keluar. Sambil dia tertidur, saya melanjutkan pekerjaan. Siang hari saya dikabari kalau nanti sore Pak Bima akan datang ke rumah. Kalau dia sudah mengabari, artinya pasti di antar ke Simpang Sapi.
Benar saja. Sore hari dia datang bersama Pak Rahmat. Membawa ayam, dan langsung masak. Entah apa yang terjadi, dia masak ayam, dan sambal. Tau saja kalau saya belum makan. Kami bertiga makan ramai-ramai.
Entah dia mau kemana. Mungkin kalau tidak nglayab, tidak enak. Hampir setiap minggu dia kelauar, padahal jaraknya jauh dari Jebawang ke Terusan. Jam 11 malam baru kami bertiga melunur ke Simpang Sapi. Udara yang dingin menjadi hal biasa.
Untung ada temannya, kalau terjadi apa-apa ada yang di mintai tolong. Pak Rahmat mengikuti dari belakang, saya dan Pak Bima satu motor. Kami harus ikut menunggu bus. Kira-kira 2 jam harus menunggu, membosankan. Jam 1 baru bus datang. Pak Bima menaiki bus itu, sedangkan saya dan Pak Rahmat kembali ke rumah. Merebahkan badan, lelah.[]
Di rumah ini juga tempat anak-anak untuk mengeces hape mereka yang sudah habis batrennya. Kadang kalau matinya sampai satu hari, mereka berduyun-duyun ke rumah. Sama seperti Fikar hari ini, dia datang pagi-pagi untuk mengeces hapenya.
Tidur Pagi |
Benar saja. Sore hari dia datang bersama Pak Rahmat. Membawa ayam, dan langsung masak. Entah apa yang terjadi, dia masak ayam, dan sambal. Tau saja kalau saya belum makan. Kami bertiga makan ramai-ramai.
Siap Meluncur |
Untung ada temannya, kalau terjadi apa-apa ada yang di mintai tolong. Pak Rahmat mengikuti dari belakang, saya dan Pak Bima satu motor. Kami harus ikut menunggu bus. Kira-kira 2 jam harus menunggu, membosankan. Jam 1 baru bus datang. Pak Bima menaiki bus itu, sedangkan saya dan Pak Rahmat kembali ke rumah. Merebahkan badan, lelah.[]
Lanjut Hari Ke-223 DISINI.