arifsae.com - Kabar-kabar olah raga guru-guru se-Sabah (Sabindo) sudah kencang terdengar. Hari ini saya diajak untuk ke Mayvin, tempat Pak Juang bertugas. Rencananya sore saya di ajak oleh Pak Bima kesana. Saya juga ingin menjemput buku baru, Dialektika Pengelana Pena yang sudah terbit sejak Desember 2017 tapi belum pernah saya lihat secara langsung.
Karena Pak Juang habis pulang, dan saya menitipkan untuk dibawakan buku itu, akhirnya saya bersemangat untuk mengambilnya. Tapi itu sore nanti, pagi ini karena sudah siap di depan laptop menyelesaikan naskah buku berikutnya. Apalagi pagi ini hujan sudah turun begitu deras, cocok untuk bercengkerama dengan naskah-naskah.
Memang akhir-akhir ini hujan deras sering turun. Memang nyaman ketika pagi hari hujan turun, hawanya jadi adem. Fikar juga dari tadi malam tidak pulang, karena kalau hujan turun, apalagi hujannya besar, biasanya tidak bekerja. Para pekerja memang kalau hujan besar ketika pagi mereka memilih untuk tetap tinggal dirumah.
Begitu juga dengan Fikar, meski masih sekolah tapi dia sudah bekerja di ladang sawit ini. Siang ini saya habiskan juga untuk menghadap laptop, dia hanya tiduran saja. Seperti biasa, bermain dengan handphone nya. Rencanaya Pak Bima sore hari akan datang ke rumah.
Karena hujan masih tetap turun, saya ragu-ragu juga. Tapi karena perut lapar, saya rencanananya tunggu mereka di Restoran Nur Cahaya, karena katanya sudah menuju ke Terusan 2. Saya tunggu, sambil makan. Lama. Sudah habispun mereka belum muncul juga, gelap sudah hampir datang. Akhirnya saya putuskan untuk pulang.
Saya pikir tidak jadi ke Mayvin, tapi jam 7 malam mereka baru memberi kabar akan lewat di Gate Terusan 2, dan saya diminta untuk menunggu di sana. Kami janjian disana dan meluncur ke Mayvin. Perjalanan pertama ke Mayvin dimulai. Pak Bima mengajak juga Pak Radin untuk ikut serta. Motor mereka melaju kencang, saya harus mengimbanginya.
Biasanya mororan saya tidak bisa cepat, tapi kali ini saya bisa mengejarnya. Sampai ketika masuk jalan bedebu ke Mayvin. Perjalanan membutuhkan waktu 2 jam, jalanan masuk yang berdebu, berkerikil dan jauh menjadi rute kali ini. Sampainya disana, benar saja, seluruh baju dan motor penuh dengan debu-debu tebal hasil perjalanan.
Sampai juga di Mayvin. Rumahnya lumayan bagus, hanya saja jaraknya yang jauh. Sinyal tidak ada, kecuali Celxom yang bagus. Saya hanya mengandalkan tetring dari Pak Juang. Malam ini menu makanan dimasakan oleh Bu Tyas, pengelola CLC Gamore. Kebetulan rumahnya samping persis rumah Pak Agus. Menu kali ini adalah ceker ayam, nikmat setelah perjalanan jauh.
Saya langsung meminnta melihat bukunya. Akhirnya bertemu juga dengan buku baru ini, buku ini merupakan kumpulan artikel dan tulisan yang tercecer di blog. Dan sekarang sudah bersatu, lebih indah dan elegan. Disisi buku ada surat cinta dari Mama Naya, alias istri tercinta. Biar bacanya besok saja. Malam ini setelah makan, kami habiskan untuk bermain kartu bersama. Mengeolah tawa dan bercerita banyak hal di Mayvin.[]
Karena Pak Juang habis pulang, dan saya menitipkan untuk dibawakan buku itu, akhirnya saya bersemangat untuk mengambilnya. Tapi itu sore nanti, pagi ini karena sudah siap di depan laptop menyelesaikan naskah buku berikutnya. Apalagi pagi ini hujan sudah turun begitu deras, cocok untuk bercengkerama dengan naskah-naskah.
Mengetik Tan Malaka |
Begitu juga dengan Fikar, meski masih sekolah tapi dia sudah bekerja di ladang sawit ini. Siang ini saya habiskan juga untuk menghadap laptop, dia hanya tiduran saja. Seperti biasa, bermain dengan handphone nya. Rencanaya Pak Bima sore hari akan datang ke rumah.
Makan di Nur Cahaya |
Saya pikir tidak jadi ke Mayvin, tapi jam 7 malam mereka baru memberi kabar akan lewat di Gate Terusan 2, dan saya diminta untuk menunggu di sana. Kami janjian disana dan meluncur ke Mayvin. Perjalanan pertama ke Mayvin dimulai. Pak Bima mengajak juga Pak Radin untuk ikut serta. Motor mereka melaju kencang, saya harus mengimbanginya.
Biasanya mororan saya tidak bisa cepat, tapi kali ini saya bisa mengejarnya. Sampai ketika masuk jalan bedebu ke Mayvin. Perjalanan membutuhkan waktu 2 jam, jalanan masuk yang berdebu, berkerikil dan jauh menjadi rute kali ini. Sampainya disana, benar saja, seluruh baju dan motor penuh dengan debu-debu tebal hasil perjalanan.
Bertemu Buku Baru |
Saya langsung meminnta melihat bukunya. Akhirnya bertemu juga dengan buku baru ini, buku ini merupakan kumpulan artikel dan tulisan yang tercecer di blog. Dan sekarang sudah bersatu, lebih indah dan elegan. Disisi buku ada surat cinta dari Mama Naya, alias istri tercinta. Biar bacanya besok saja. Malam ini setelah makan, kami habiskan untuk bermain kartu bersama. Mengeolah tawa dan bercerita banyak hal di Mayvin.[]
Lanjut Hari Ke-191 DISINI.