arifsae.com - Setelah dipikir-pikir dan menimbang-nimbang kalau Hari Jum'at ini rencananya ke Pantai Likas, karena selain dekat, nanti akan lanjut Sholat Jum'at. Kami siap-siap untuk menuju ke pantai menggunakan Grab.
Saya sendiri tidak pernah kesini sebelumnya. Biasanya hanya lewat saja, tapi kali ini saya mau mengajak mereka untuk jalan-jalan disini. Pantai Taman Awam Teluk Likas ini terletak di Jalan Tuan Fuad Stephens.
Tempat ini sering di sebut dengan Coastal Highway. Lokasi ini juga dekat dengan Wisma Perindustrian Likas dan Masjid Bandaraya yang seolah-olah sebagai masjid terapung.
Sesampainya disana, kita akan disambut dengan sebuah patung atau susunan butol yang menyerupai ikan hiu besar. Susunan botol yang rapi ini menjadikan Ikan Hiu ini seperti betulan dari kejauhan.
Sesampainya disana, kami main-main dipantai. Tidak basah-basahan, hanya berjalan dipinggir pantai menyusuri nya. Tidak banyak orang yang berkunjung. Hanya ada beberapa anak kecil yang sedang main di permainan anak-anak.
Naya langsung saja ikut bermain disana, memainkan permainan anak-anak yang memang sudah disediakan. Karena belum makan, kami membeli makanan ringan, seperti Pop Mie dan snack.
Ditengah-tengah makan, saya melihat kacamata yang masih bagus. Saya lihat disekeliling, mungkin saja ada orang yang tertinggal. Tapi tidak ada orang sekeliling yang mencari-cari kacamata. Kacamatanya masih bagus, akhirnya karena tiadak ada yang mencari kacamata itu saya amankan dulu sementara waktu. Eh, mungkin selamanya dink.
Jam sudah menunjukan 12.00. Saatnya sholat Jum'at, kami menuju kesana. Karena tidak terlalu jauh, saya mengajak untuk berjalan kaki saja. Meski udara panas begitu terasa. Kami berjalan kaki yang hanya 3 km saja.
Disana sudah banyak sekali orang yang akan melaksanakan sholat Jum'at. Banyak juga wisatawan asing, terutama dari Korea yang sedang menikmati pemandangan masjid ini. Mungkin mereka tidak tau kalau ini hari yang mewajibkan laki-laki melaksanakan Sholat Jum'at.
Masjid ini termasuk masjid terbesar di Sabah dengan luas 14,83 hektar. Lebih cantik lagi karena seolah-olah masjid ini terapung diatas air yang hampir 70% wilayahnya.
Masjid ini dibuka pada 18 Februari 2000 yang berciri-ciri Masjid Nabawi. Disana saya sholat Jumat, sedangkan Naya dan istri mencari tempat untuk duduk dan menunggu. Katanya mau makan di warung yang ada disekitar masjid.
Selesai sholat Jum'at, saya mengajak kembali lagi ke Taman Likas. Mungkin karena cuaca panas, Naya sedikit rewel. Jadi saya harus menggendong dia dari masjid ke Taman Likas. Udara yang panas menjadi bumbu yang menguras keringat.
Disana kami makan. Makanan yang rencananya akan kami pesan sebenranya Mie Ayam. Tapi sayang, tidak ada. Jadi kami memakan bakso. Dipinggir pantai, dibawah pohon. Ditambah udara sejuk yang mengobati keringat karena menggendong Naya.
Jalan-jalan sepertinya selesai. Kami pulang ke hotel untuk beristirahat. Disana hanya istirahat, tidak ada kegiatan lainnya. Karena saya dan istri sedikit ada masalah. Tapi biarlah, bumbu-bumbu hal biasa. Tapi meskipun seperti itu, masalhnya pasti selesai.
Kegiatan malamnya hanya mencuci baju. kawan-kawan angkatan 8 yang lain sedang asik-asiknya jalan-jalan di Sampoerna dengan pantai yang ke hijau-hijauan. Biarlah, biarkan kawan-kawan bersenang-senang, dan begitupun saya.[]
Taman Awam Teluk Likas |
Tempat ini sering di sebut dengan Coastal Highway. Lokasi ini juga dekat dengan Wisma Perindustrian Likas dan Masjid Bandaraya yang seolah-olah sebagai masjid terapung.
Sesampainya disana, kita akan disambut dengan sebuah patung atau susunan butol yang menyerupai ikan hiu besar. Susunan botol yang rapi ini menjadikan Ikan Hiu ini seperti betulan dari kejauhan.
Patung Ikan Hiu |
Pantai Teluk Likas |
Ditengah-tengah makan, saya melihat kacamata yang masih bagus. Saya lihat disekeliling, mungkin saja ada orang yang tertinggal. Tapi tidak ada orang sekeliling yang mencari-cari kacamata. Kacamatanya masih bagus, akhirnya karena tiadak ada yang mencari kacamata itu saya amankan dulu sementara waktu. Eh, mungkin selamanya dink.
Harapan Naya |
Disana sudah banyak sekali orang yang akan melaksanakan sholat Jum'at. Banyak juga wisatawan asing, terutama dari Korea yang sedang menikmati pemandangan masjid ini. Mungkin mereka tidak tau kalau ini hari yang mewajibkan laki-laki melaksanakan Sholat Jum'at.
Menuju ke Masjid Bandaraya |
Masjid ini dibuka pada 18 Februari 2000 yang berciri-ciri Masjid Nabawi. Disana saya sholat Jumat, sedangkan Naya dan istri mencari tempat untuk duduk dan menunggu. Katanya mau makan di warung yang ada disekitar masjid.
Didepan Masjid |
Seperti Masjid Terapung |
Selesai Jum'atan |
Hamparan Masjid |
Disana kami makan. Makanan yang rencananya akan kami pesan sebenranya Mie Ayam. Tapi sayang, tidak ada. Jadi kami memakan bakso. Dipinggir pantai, dibawah pohon. Ditambah udara sejuk yang mengobati keringat karena menggendong Naya.
Pulang ke Hotel |
Kegiatan malamnya hanya mencuci baju. kawan-kawan angkatan 8 yang lain sedang asik-asiknya jalan-jalan di Sampoerna dengan pantai yang ke hijau-hijauan. Biarlah, biarkan kawan-kawan bersenang-senang, dan begitupun saya.[]
Lanjut Hari Ke-152 DISINI.