Bermain Kartu |
arifsae.com - Pagi-pagi menuju ke rumah Bu Aji, untuk mengambil beberapa barang dan mengantarkan motor. Saya dengan Pak Panca menuju ke rumah Terusan. Di rumah Bu Aji ada kasus yang mengiris hati, dia katanya akan dipindahkan ke sekolah. Katanya untuk sementara waktu, tapi saya ragu.
Katanya rumah yang sekarang ditinggalinya akan digunakan untuk Krani, jadi terpaksa dia tinggal disekolah. Sedikit terpukul saya lihat. Disana juga tidak ada sinyal, tapi mau bagaimana lagi, itu kebijakan ladang. Bu Aji juga terlihat sabar dan menguatkan diri.
Dirumah, masih ada ketua kami. Kami habiskan untuk masak bersama dan makan bersama pula. Keakraban bercampur jadi satu dalam kebersamaan keluarga Sandakan. Tapi kejadian tidak mengenakan terjadi, Pak Rahmat bertengkar dengan isterinya.
Masak Bersama |
Hanya gara-gara sepele sebenarnya, tapi memang istinya pencembru koronis. Topik ini menjadi bahan pembicaraan selama disini, berbagai solusi terlontar, tapi tetap tidak bisa, kahirnya dia pulang. Rumit melihatnya.
Saya diajak ke Nangoh, mecari Pepaya menemani Pak Majid untuk mengobati susah buang air besarnya. Meski lumayan jauh, saya tetap saja menemani. Kemudian selesai menacari Pepaya, lanjut ke Sapi untuk menjemput Pak Yaniri yang baru pulang dari Kota Kinabalu.
Di Al Kafi kami makan bersama lagi, mengolah keakraban dan malamnya bermain kartu sampai malam hari. Hari ini obrolan masih seputar Pak Rahmat, obrolan yang tak habis-habis karena memang menarik. Rencananya besok mau ke Bandar bersama, saya sudah menghubungi Bang Amir, dan dia oke.[]
Lanjut Hari Ke-135 DISINI.