Bersama Anak-Anak |
Tak seperti sekolah formal yang ada di Indonesia, sekolah disini memang serba terbatas. Di CLC Terusan 2 saja, hanya ada 5 anak kelas VIII SMPT yang mau bersekolah, dan semangat itulah yang harus dipupuk. Karena di CLC Terusan 2 kelas untuk SMPT memang terbuka lebar untuk anak Indonesia mengenyam pendidikan. Tapi minat mereka yang menjadi kendala, karena sebagain dari mereka sudah bekerja ikut orang tuanya.
Keterbatasan inilah yang harus dimaksimalkan bagi kebutuhan pendidikan mereka. Untunglah, Compeny di Wilmar termasuk salah satu Compeny yang paling bagus. Dari urusan bangunan sampai urusan jalan, semuanya tertata rapi.
Beruntung bagi saya, karena disini rumah dan segala isinya juga disediakan oleh Compeny. Sekolahpun ada disamping rumah, hanya berjalan kaki 1 menit sudah sampai disekolah. Ya, memang harus disukuri.
Kelas yang akan saya ajar adalah kelas VIII, selebihnya akan diajar oleh Pak Wawan. Seperti biasanya, saya dan Pak Wawan membagi sekolah menjadi dua, untuk lebih memaksimalkan pengajaran yang dilakukan.
Pelajaran pertama akan membahas tentang Bahasa Inodonesia dan Agama. Dengan bermodal modul, kami memulai pelajaran hari ini dengan doa. Setelah memulai, sedikit kaget pula saya, karena memang mereka sebagian besar dari Bugis, dan penggunaan bahasa Indonesia mereka terbatas, maka segalanya harus menyesuaikan, terutama bahasa kita dengan mereka yang banyak mengandung perbedaan.
Tak lupa, pelajaran tetap diselingi dengan candaan. Itulah olah rasa yang harus tetap dipertahankan, tidak hanya dihadapkan dengan materi saja. Karena mereka akan menjadi bosan yang berimbas pada malasnya mereka berngkat ke sekolah.
Film Jhon Wick 2 |
Itulah sekilas cerita hari ini. Malam harinya, kami nonton film Jhon Wick. Melepas penat sekaligus refresing otak. Lumayan.[]
Lanjut Hari Ke-10 DISINI.