Reruntuhan Bangunan |
arifsae.com - Semangat menumbuhkan budaya literasi masih dilanjutkan hari ini. Banyak sekali yang harus diperbaiki. Butuh usaha keras untuk bisa menumubhkan semangat literasi ini. Tidak bisa dibandingkan dengan sekolah-sekolah kota di Indonesia. Mereka sama sekali asing dengan budaya menulis, mereka lebih asik untuk mengumpulkan pundi-pundi Ringgit.
Tapi bukan berarti kami mengendorkan semangat. Tidak akan kami lakukan, dan target dengan Pak Wawan memang harus diselesaikan. Itu Janji kami dan harus ditepati meski harus tetesan tinta ini akan macet terukir dikertas.
Hari ini selesai sudah. Perlu banyak waktu untuk mereka mendalami kisah mereka sendiri. Tapi biarlah itu menjadi tantangan itu. Biarlah itu menjadikan kami bekerja lebih keras.
Selesai mengajar, saya dan Pak Bintang berencana untuk ke kedai. Tapi tujuan kami itu ternyata membuahkan "penemuan" keren. Bukan penemuan sebenarnya memang. Tapi tidak langsung sampai, kami malah mampir dulu reruntihan itu.
Latar Belakang Pemandangan |
Untuk menuju kesini, butuh motor yang kuat tanjakan. Karena memang tanjakannya yang susah. Bahkan semacam lama tak dijamah manusia. Memang sudah lama bangunan ini tak terawat.
Meski masih terlihat jelas berbagai fasilitas mewah yang terbengkelai, tanaman-tanaman bunga juga ada disini, meskipun sudah banyak yang mati. Jelas sekali, dulunya ini bangunan para manajer.
Motor dan Latar |
Menurut certia, banyak bangunan ini memang dulunya dipakai oleh para manajer atau setidaknya pejabat Compeny untuk mengukur apakah pohon sawit yang mereka tanam sudah benar-benar lurus atau belum. Selain itu, fungsi lainnya adalah tentunya untuk bersantai. Jadi marilah kita teruskan fungsi itu untuk bersantai sejenak.[]
Lanjut Hari Ke-23 DISINI.