Saat
kecil, orang-orang terkasih akan selalu ada untuk kita, dan kapanpun kita
membuthkannya, mereka akan mengusahakannya. Masa kecil, dimana dunia hanya
seluas tempat bermain, atau selebar jangkauan bermain petak umpet. Itulah masa
kecil, dunia yang sangat indah, seolah orang disekitar kita selalu meng-iya-kan
apapun kemauna kita. Itulah masa kecil, tapi bagi kalian yang sedang membaca
buku ini, pastinya masa itu telah beralih, masa itu segera meninggalkan kalian
untuk selamannya. Kini, masa yang lain akan mendatangi kalian, dimana masa yang
akan merubah arah jalan hidup, pola pikir dan tingkah laku kalian dari berbagai
sisi, masa itu adalah masa remaja. Masa peralihan dari anak-anak menuju seorang
yang dikatakan dewasa. Masa rawan rentan, serentan orang tua berjalan. Masa berbahaya,
sebahaya berjalan ditengah kumpulan buaya, itulah masa remaja
Masa
ini akan dirasakan oleh setiap laki-laki dan perempuan. Seperti perasaan gejolak
muda juga dirasakan oleh seorang laki-laki. Seorang laki-laki yang tengah
menikmati indahnya tempat, tempat dimana kenikmatan yang tanpa batas tersaji
didepan mata, “Apapun ada disini”, katanya. Mau makan apapun, ada. Mau minta
apapun, tersedia. Hari demi hari. Laki-laki itu mengalami kenikmatan itu
sendirian, laki-laki itu mulai merasakan gemuruh ricuh didada, seolah ada tanda
tanya yang menerpa alam pikirannya, “Apakah hanya aku satu-satunya yang ada?”.
Perasaan itupun hinggap menyapa, tidak pernah dirasa, rasa sendiri yang
menggrogoti hati, hingga diapun ingin ada yang menemani.
Pada
suatu hari, perasaan kesepian yang dirasakan laki-laki itu di ijabah
oleh DIA. Hingga DIA menciptakan sesuatu dari tulang rusuk yang bengkok dalam bagian
tubuhnya. Penciptaan itu terjadi ketika laki-laki itu sedang tertidur lelap.
Setelah laki-laki itu terbangun dari tidurnya, ternyata sudah ada sesosok perempuan
yang berada disampingnya. “Makhluk apa ini?” tanyanya. Dia mencoba mengamati
dan memang berbeda dengan dirinya. Dialah Hawa, dan laki-laki itu adalah manusia
pertama di muka bumi, Nabi Adam alaihisalam.
***
Ketika Hawa
diciptakan, Nabi Adam pertama kali melihat kearah Hawa disampingnnya. Namun,
ada perasaan yang aneh dalam dirinya. Ada rasa ingin melihat lebih dekat, dan
keinginan untuk menyentuhnya. Perasaan inilah, yang menyebabkan manusia normal
selalu memiliki syahwat kepada lawan jenisnya. Maka dari itu, sesuatu yang
wajar ketika laki-laki mempunyai perasaan syahwat kepada perempuan, karena
kodrat dalam diri manusia ada yang dinamakan, Qowiyatul Syahwiyyatun, yaitu perasaan tertarik kepada lawan jenis
dan menggerakan keingiunan untuk memenuhi kebutuhan nafsunya.
Ada perasaan
penasaran, ada keingina untuk memiliki terhadap diri lawan jenis. Itulah fitrah
manusia. Namun, berbeda dengan kita, sebagai Nabiyullah, perasaan Nabi
Adam ketika ingin menyentuh Hawa langsung diingatkan oleh Allah SWT., DIA
memberikan syarat berupa pemberian sebuah mahar kepada Hawa.
Penciptaan
Hawa merupakan pelajaran bagi kita untuk bisa mengelola perasaan nafsu terhadap
lawan jenis. Tidak ada salahnya, setiap manusia tertarik terhadap lawan jenis
karena hal itu memang suatu fitrah dan kodrat ilahi Robbi, Firmnan-Nya, “Dan
segala sesuatu berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah
(QS Adz Dzariyyat: 49). Islam merupakan agama yang tidak pernah bertentangan
dengan fitrah manusia, makannya perasaan tertarik kepada lawan jenis merupakan
sesuatu kewajaran, namun, kewajaran itu bisa menjadi sebuah pahala atau menjadi
lumbung dosa, tergantung kepada kita mengelola rasa itu dengan Akhlaq.
Akhlaq
merupakan pembeda antara ciptaan Allah dengan ciptaan lainnya, perbedaan
manusia. Manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukansesuatu hal
baik dan buruk, termasuk didalamnya tentang mensikapi perasaan terhadap lawan
jenis. Namun, dalam mensikapi ini, setiap manusia mengalami fasenya
msaing-masing. Setiap manusia mempunyai tahapan dan fase tersendiri tentang
datangnya sebuah perasaan tertarik terhadap lawan jenias.
Aku
Berubah
Untuk
mencapai ketaraf dewasa, setiap manusia mengalami fase peralihan. Fase
peralihan sering kita kenal dengan fase “Remaja”, yaitu fase dimana posisi
anak-anak menjadi seorang dewasa. Dalam perubahan ini, banyak perubahan fisik
dan psikologis yang terjadi, atau istilahnya growth spurt. Growth
spurt ini adalah fase dimana setiap orang mengalami kematangan secara fisik
dan seksual. Misalkan, bagi para perempuan, perubahan yang cepat dari tinggi
dan berat badan, perubahan pada pinggul, haidh dan lain sebainya. Sedangkan untuk
laki-laki, perubahan pada suara (adam apple/jakun), mimpi basah,
tumbuhnya rambut dan lainnya.
Perubahan
fisik yang terjadi diiringi dengan perubahan psikologi. Dalam ilmu psikologi,
seorang manusia bisa dikatakan dewasa andai sudah melewati fase tertentu.
Misalkan, menurut ahli psikologi Sigmund Freud, perkembangan manusia ketika
mencapai masa ketertarikan terhadap lawan jenis disebut sebagai Fase Pubertas,
yaitu rentan antara usia 12-20 tahun. Pada usia ini, perubahan fisik pada tubuh
manusia terjadi karena perubahan pada hormon-hormon.
Berbeda
dengan ilmu ilmiah, dalam Islam, perkembangan manusia dikatakan sudah terkena
hukum halal dan haram pada saat menginjak usia 7-10 tahun, atau tahap Tamyiz.
Pada tahap ini, perubahan besar terjadi secara emosi maupun sosial dibandingkan
dengan usia sebelumnya, maka anak usia 7-10 tahun sudah diajarkan cara-cara
ibadah, Rasullalah Saw., bersabda, “Perintahkan
anak-anakmu shalat pada umur 7 tahun dan pukulah atas hal tersebut jika telah
berumur sepuluh tahun, serta pisahkan mereka dari tempat tidurnya (HR. Abu
Daud No 495).”
Fase ketika
seorang anak menginjak umur 7-10 tahun harus sudah diajarkan tentang ibadah,
bahkan ketika usiannya 10 tahun, apabila tidak mau melakukan ibadah maka
diperbolehkan untuk memukul. Namun, tidak asal memukul tapi ada batasan-batasan
dan syarat-syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan,
tidak keluar dari tujuan pendidikan itu sendiri, karena memang untuk
memperbaiki dan membiasakan anak terhadap hukum-hukum Allah SWT. Fase Tamyiz
ini bagi laki-laki juga memiliki
kedudukan tersendiri, karena laki-laki Tamyiz dianggap sudah mengerti tentang
aurat perempuan.
Fase yang
dianggap paling penting pada masa peralihan adalah Fase Amrad, fase sekitar
umur 10-15 tahun. Fase ini sudah diakrabkan tentang kebaikan dan mencegah
keburukan (‘amar ma’ruf nahi mungkar),
karena fase ini merupakan persiapan menjadi seorang khalifah (wakil Allah) untuk
mengatur, mengelola dan menjaga bumi. Ketika Nabi Muhammad SAW., berusia 14/15
tahun, beliau sudah terlibat dalam perdagangan yang diajak oleh pamannya,
dengan cara berdagang beliau berlatih untuk berinteraksi dengan masyarakat,
melatih untuk mengatur keuangan, dan sebagainya. Fase ini dianggap sebagai
pencari identitas dirinya, dia berusaha mengenali tentang fisik dan
psikologisnya.
Ketika
menginjak Fase Amrad ini, biasanya ketertarika kepada lawan jenis akan semakin
kuat. Rasa gejolak akan memuncak, fase dimana hal baru terpampang didepan mata.
Ada perasaan grogi apabila kita ketemu si dia, apalagi dia juga sering melihat
kearah kita. Sungguh, apabila kejadian itu datang, akan berat menahannya,
seberat memanggul sekarung beras dipundak. Pada sekitar 15 tahun, biasanya
menginjak kelas X Sekolah Menengah Atas, yang memang masa-masa ketika menempuh
jenjang SMA bisa dikatakan puncak dari pergaulan remaja. Disinilah cobaan besar
menanti, baik cobaana dari dalam diri sendiri maupun cobaan dari sekitarnya.
Harus
Bagaimana?
Setelah
perasaan itu mampir dalam setiap hati, apa yang harus dilakukan? Yang perlu
diingat, adalah perasaan itu normal dan wajar. Jadi semua manusia normal pasti
mengalami fase ini. Kebobrokan yang terjadi dilingkungan sekitar kita memang
harus dijadikan kewaspadaan. Anak muda yang sedang menjalani peralihan
memerlukan pendamping untuk bisa melewati masa-masa kritis seperti ini. Peran
orang tua sangat-sangat penting, karena anak muda ini mengalami serbuan dari
berbagai sisi. Dari tontonan, seperti sinetro yang sama sekali tidak mendidik,
bahkan justru cenderung mengajarkan pola hidup konsumtif. Atau musik, yang
menjadi teman telinga ketika sedang merasakan kegundahan, justru membuat tambah
melenakan.
Sungguh,
masa peralihan itu tidaklah mudah. Mereka membutuhkan kita yang berada
disektiranya. Mereka saat ini digempur dari berbagai sisi kehidupan. Dari
masalah pakaian, sampai cara makan. Dari pergaulan, hingga cara berteman,
semuannya sudah berkiblat justru ke negara-negara yang tidak menghargai budaya
ke-Timura-an. Maka, langkah awal yang harus pertama kali kalian lakukan adalah
bersabar dan bersukur.
Langkah
pertama, Bersabarlah, karena masa ini akan segera terlewati. Masa ini akan
terlewati dengan sampai kepada tujuan yang benar andai mau berpegang kepada
aturan Allah SWT.,. Masa ini akan dijalani dengan kesuksesan andai kalian tidak
salah mencari suri tauladan. Tauladan yang sudah dikirimkanoleh Rabb kita untuk
menunjukan sikap hidup sempurna untuk menjalani segala problematika hidup, dia
lah Nabi Muhammad Saw., manusia sempurna yang harus dijadikan contoh dalam
mensikapi perasaan ini. Jangan kecewakan orang-orang terdekat, jangan bermain
api karena bisa membakarmu. Setan tau bagaimana caranua agar kamu terbakar.
Maka untuk sementara bersabarlah.
Islam
meperkenalkan cara mulia untuk mengelola cinta, pertama, apabila sudah timbul
benih-benih cinta, artinya anda sudah siap untuk menikah. Silahkan langsung
melamar perempuannya. “gila, saya kan masih sekolah, saya ga sanggup”. Apabula
jawaban kalian seperti itu, tenang, Islam memberikan solusi kedua, yaitu dengan
perbanyak “puasa”, makna puasa akan dijelaskan dalam bab berikutnya.
Langkah
kedua, Bersukurlah, dengan anugerah dari Allah SWT., yang mengaruniakan
perasaan cinta ini. Anggap saja sebagai sebuah hadiah sekaligus titipan untuk
kita gunakan dan jaga. Maka, bersyukurlah karena Maha Cinta, memberikan
sepercik cinta-nya untuk umat manusia supaya menempatkannya ditempat yang
sesuai dengan tempatnya. Tindakan yang benar, tentu akan berlandaskan dengan
cinta-Nya.
Mari langkah
awal, kita besabar dan bersyukur terlebih dahulu. Kalau anda sudah
melakukannya, saya ucapkan selamat. Dengan langkah awal anda ini, kalian akan
lebih mudah menuju tujuan berukutnya.