Sumber |
Dalam
sejarah panjang manusia, hubungan antara laki-laki dan perempuan menjadi kisah sejarah
paling tua dimuka bumi. Seperti kisah Adam dan Hawa, meskipun kita tau, kisah
cinta tidak selamannya berakhir dengan kebahagiaan. Namun, cukup menjadi sebuah
pelajaran yang berharga. Cinta itu fitrah, tidak bisa dihalang-halangi atau
dilarang-larang, karena rasa itu merupakan rasa yang tumbuh secara alami dan
berasal dari ilahi robi, apabila aada yang melarang atau
menghalang-halangi maka artinya dia melarang sunnatullah. Tapi Islam
mempunyai aturan-aturan untuk membatasi perasaan ini, tidak hanya sekedar
dicurahkan kemudian ditinggalkan pergi, kalau seperti itu, kita tidak jauh
berbeda dengan binatang. Oleh kerne itu, mari kita coba cari tau apa itu cinta.
Cinta,
Berjuta Makna
Cinta, satu deret
kata yang bisa memancarkan beribu bahkan berjuta makna. Dari generasi ke
generasi manusia sudah mencoba mendefinisikan tentang cinta.Tema ini yang tak
pernah usang untuk dibahas. Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga,
begitulah kata para pujangga, kalimat dari lirik lagu dangdut ini memang benar
adanya. Siapa didunia ini yang hidup tanpa adanya rasa cinta. Kadang cinta
tidak mengenal logika, atau cinta itu buta, cinta datangnya dari mata turun
kehati dan sebagianya. Tidak salah, karena Rasullulah Muhammad Saw pernah
bersabda, “Cintamu pada sesuatu membuat buta dan tuli” (HR Tirmidzi). Berarti juga bisa buta mata atau juga bisa
membutakan hati, tuli karena ketika jatuh cinta tidak mau mendengar perkatanaan
atau nasehat orang disekitar.
Namun urusan
cinta, tidak selamanya hanya berusan dengan hati, namun peneliti dari Syracuse
University, Stephanie Ortigue, mencoba mengaitkan cinta dengan otak. Dalam
penelitian itu, disebutkan bahwa ada 12 area di otak manusia ketika sedang
jatuh cinta. Area berbeda yang ada diotak melepas euphoria yang dipengaruhi
oleh berbagai zat kimia. Zat itu antara lain, dopamine, vasopressin atau
oxytocin.Perubahan yang paling menonjol yang terjadi pada terjadi pada dopamine
akan menyebabkan manusia menjadi merasa bahagia dan hati berbunga-bunga. Namun, disaat naiknya dipamonie
meningkat, ada penurunan dari zat Serotin, hal ini yang membuat manusia
terasa gerogi dan cenderung berperilaku aneh apabila bertemu dengan si dia.
Penelitian
ini juga memperlihatkan kenaikan tingkat darah dari Nerve Growth Factor
(NGF), suatu protein yang berperan dalam survival dan maintance
di sel otak. Perubahan peningkatan yang signifikan ini terjadi pada orang yang
sedang merasakan jartuh cinta. Hal ini, menurur Stephanie Ortigue merupakan
molekul penting dalam sebuah ketertarikan sosial (social-chemistry).
Bagaimana penjelasan ilmiah tentang cinta? Bisa diterima dengan logika? Tentu
kita yang belum bisa memahami akan mengerutkan sejenak dahi. Mari, kita lihat
bagaimana Isalm memandang cinta ini.
Pencatutan
Nama Cinta
Sebagai
seorang manusia, Allah menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan. Tidak
ada yang diciptakan Allah SWT sendiri, kecuali DIA yang masa Esa. Perasaan
cinta yang sering diungkapkan sesering mungkin akan terasa hambar. Dibandingkan
dengan cinta yang diungkapkan dari ikatan suci. Modus-modus ini sangat banyak
kita jumpai disekitar kita, bahkan tidak sedikit yang menjadi sorotan dimedia.
Modus-modus
ini menggunakan bungkus cinta untuk mengelabui korbanya. Dibawah ini akan kita
ketahui, bahwa sebelum mengakui cinta, tanyakan dulu dengan diri kalian
sendiri, apakah itu nafsu, kagum, tertarik, ngefans. Larena semua itu berbeda.
Kita paparkan dibawah,
Tertarik
atau suka, ketika kalian melihat sesuat kemudian ada perasaan ingin tau lebih
jauh tentang objek tadi, itulah yang dinamakan tertarik. Setiap orang pasti
mempunyai daya tarik kepada orang lain. Dan masing-masing orang berbeda. Ada
yang daya tariknya karena cara bicaranya, cara berpakaian, dan lainnya. Tapi
perasaan tertarik ini, cenderung sangat gampang hilang, karena kalau dia sudah
tau tentang penasaran dari ketertarikannya maka seiring waktu biasanya
menghilang, apalagi ketika daya tariknya ternyata tidak sesuai dengna apa yang
diangan-angankan. Andai kita berhubungan dengna seseorang berlandaskan dengan
hanya tertarik, bisa dipastikan akan terserang rasa bosan yang menyerang. Namun
apabula berlanjut, maka perasaan tertaruj inibisa menjadi naik level kedalam
kagum.
Kagum/ngefans,
perasaan ini muncl ketika memang sudah ada perasaan tertarik atau suka terlebih
dahulu karena kulit luarnya. Kagum ini bisa kepada
siapa saja, karena tertarik ini merupakan perasaan yang didasari dari
ketertarikan terlebih dahulu. Kagum biasanya didasarkan karena perasaan
terhadap kemampuan yang dimiliki sesorang dan kita tidak bisa melakukannya,
sehingga ada rasa takjub karena kemampuannya tersebut, kita memikirnkan tentang
sosok yang sempurn karena terbungkus oleh kulit luarnya saja. Apabila ketahuan
kejelekannya, biasanya rasa kagum juga akan menghilang dengna sendirinya. Perasaan
ini juga kkepada orang yang sama sekali tidak peranah kita lihat, contahnya
keapda para public figure. Kagum juga bisa berpotensi menjadi naik
level, menjadi rasa sayang. Namun juga bisa memudar seiring rasa kagum yang tak
kunjung ada kejelasan.
Cinta, inilah puncak dari perasaan seseorang.
Setelah dijelaskan diataas, bahwa cinta mempunyai berjuta arti dan makna,
karena cinta merupakan landasan dari seseorang untuk melakukan hal apapun,
bahkan dilluar logika. Karena cinta merupakan rasa kasih sayang yang muncul
dari lubuk hati yang terdalam, tanpa meminta imbalan apapun.
Dalam Islam, kasih sayang atau rasa cinta
merupakan cerminan dari iman, Allah SWT berfirman, “dan dijadikan pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas, perak,
kuda pilihan binatang-binatang ternak dan ladang. Itulah kesenangna hidup
didunia dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik” (QS Ali Imron: 14).
Begitulah, kadang anak muda terlalu
tergesa-gesa menuruti gejolak didada. Mereka melupakan nilai diri yang bergitu
berharga.Ketergesaan ini, sangat terlihat dari akibat yang diperoleh dari nya.
Mereka menyadari tentang cinta sejati yang hakiki. Bukan cinta berbungkus
nafsu. Bukan cinta berlabur dusta, dengan sebauh label bernam pacara.