Balai Desa Bakulan |
Desa
Bakulan terletak di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Di
Desa Bakulan ini memiliki masyarakat yang ramah dan mereka memiliki pekerjaan
yang bervariasi, antara lain guru, petani, buruh, dan juga banyak yang menjadi
pebisnis. Dan di Desa Bakulan memiliki SDA yang tinggi, sebagai buktinya banyak
daerah persawahan dan daerah perkebunan yang ada di Desa Bakulan. Di Desa
Bakulan ini terdapat SD1 Bakulan, TK Pertiwi Bakulan, dan PAUD yang
meningkatkan SDM masyarakatnya. Itulah yang menyebabkan banyaknya pebisnis dari
Desa Bakulan ini.
Pada
saat saudara dari si penulis menikah, terdapat acara srah srahan, dan seseorang
dari mempelai wanita berpidato dan mengatakan bahwa “Desa Bakulan kui yaiku
desa sing ndue wong wong kang due rejeki akeh lan akeh sing dadi wong kang
sukses sing akeh akehe dadi penguasaha utawi wong dagang” dalam bahasa
Indonesia yang berarti bahwa orang orang di Desa Bakulan memiliki rezeki yang
tinggi dan memiliki orang yang sukses dan kebanyakan kesukesan itu dari seorang
pengusaha, jadi desa ini disebut sebagai Desa Bakulan, dari kata “Bakul” yang
berarti pedagang.
Selain
sumber diatas, wawancara juga dilakukan ke orang tua penulis. Beliau mengatakan
bahwa Desa Bakulan itu adalah desa yang dulu konon memiliki orang-orang yang
kebanyakan berdagang dan orang di desa ini sangat akur dan sangat berkeluarga,
sehingga mereka sering sekali berkumpul di suatu tempat tertentu, Desa Bakulan
dibagi menjadi dua, Bakulan Lor (sebelah Utara) dan Bakulan Kidul (sebelah
Selatan). Suatu hari orang-orang berkumpul di salah satu tempat yang sekarang
di namakan Balai Desa, mereka bermusyawarah tentang nama desa, dan mereka
menyetujui bahwa desa ini disebut Desa Bakulan karena banyak orang yang
berdagang, bakulan adalah Bahasa Jawa (ngapak) yang berarti pedagang.
Di
desa ini juga ada sebuah mitos, yaitu kuburan kuno yang konon ada sepasang
suami istri yang baru menikah hilang di tempat tersebut, disaat mereka sedang
berjalan mengelilingi desa, mereka menghilang secara tiba-tiba dan mereka di
cari oleh orang desa hingga mereka tidak ditemukan, letak kuburan itu terletak
di tengah tengah desa yaitu diantara Bakulan Lor dan Bakulan Kidul. Kuburan itu
berdampingan dengan kolam mata air, kuburan tersebut diberi nama “Belik Simpen”
yang artinya mata air yang menyimpan berbagai misterius.
Selain
mengadakan wawancara, penulis juga mencari di salah satu blog di internet,
menurut cerita, bakulan berasal dari salah satu pendirinya yaitu Nyai Bakul.
Tidak jelas nama aslinya, namun sebutan itu berasal dari profesinya yang
merupakan Bakul atau penjual di daerah tersebut.
Pada
awalnya desa Bakulan berada di tengah sawah (sekarang dusun Bakulan Lor),
beberapa tokoh sesepuh dan pendiri desa dimakamkan di sana, begitupula dengan
kepala desa pertama Desa Bakulan yang konon masih abdi dalam kraton Kasultanan
Yogyakarta (namun tidak ada bukti otentik, hanya cerita tutur).
Setelah
melewati beberapa kepala desa, pada awal 1900-an. pusat pemerintahan berpindah
ke selatan (sekarang Bakulan kidul) sampai sekarang. Pusat pemerintahan juga
merupakan rumah sang kepala desa. Sejak berpindah ke Selatan sampai sekarang,
Desa Bakulan dipimpin oleh 7 orang kepala desa, dan 3 yang terakhir menempati
kantor balai desa yang menetap di RT 02/RW I. Demikianlah informasi yang saya
berikan, kurang lebihnya saya mohon maaf dan semoga bermanfaat bagi pembaca
sekalikan.
Sumber Referensi:
Wawancara
dengan Ibu Penulis pada beberapa kali kesempatan.
http://bakulansenon.blogspot.co.id/.,
diakses tanggal 20 November 2016.