Bendungan Desa Slinga (dokpri) |
arifsae.com -Desa Slinga
merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga
Provinsi Jawa Tengah. Hanya berjarak 2 kilometer dari puasat kota Purbalingga.
Luas wilayah Desa Slinga seluas 3885 hektar, yang terdiri dari 3 Dusun 7 RW dan
24 RT.
Batas administrasi Desa Slinga
sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Desa
Arenan Kecamatan Kaligondang, sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari, sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Kembaran
dan Desa Kalikajar Kecamatan
Kaligondang. Mata pencaharian rata-rata
penduduk Desa Slinga dalah buruh dan karyawan swasta. Desa Slinga juga memiliki
UKM seperti seriping pisang, rengginang, dan telur asin.
Desa Slinga juga
terkenal dengan Bendungan Slinga atau masyarakat Desa Slinga sering menyebutnya
dengan “Selis”. Bendungan ini bisa
dikatakan bendungan lama, tetapi bisa juga dikatakan sebagai bendungan baru.
Bendungan ini bisa dibilang Bendungan lama karena sebenarnya Bendungan ini
dibangun pada masa penjajahan Belanda, areal
irigasi ini yang dibangun sejak tahun 1920.
Seiring berjalannya waktu
serta akibat pembangunan di daerah sekitar, sebagian ambang alam di Sungai
Klawing mengalami kerusakan. Permukaan air sungainya menurun sehingga areal
irigasi kekurangan debit air dan banyak sawah yang tidak terairi. Kekurangan
debit air dan irigasi yang tidak efektif juga disebabkan oleh kebiasaan
masyarakat yang melakukan pengambilan air secara bebas dan langsung dari Sungai
Klawing.
Pengambilan
bebas dilakukan dengan menggunakan pintu kayu sederhana yang tidak dilengkapi
pembilas sehingga menggerus ambang alam di sekitar pintu pengambilan. Pada
musim kemarau air sungai semakin sulit mengisi areal irigasi. Sementara itu,
pada saat musim hujan air mengalir secara berlebihan dan menggenangi lahan.
Mengingat besarnya potensi pertanian di daerah Slinga dan sekitarnya, maka pada
tahun 2010 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR)
membangun Bendung Slinga dan melakukan modernisasi infrastruktur irigasi.
Di
daerah tersebut Sungai Klawing membentuk alur yang lurus sehingga ideal untuk
dibangun bendung. Bendung Slinga selesai dikerjakan pada tahun 2012. Dikatakan
sebagai Bendungan baru karena pada tahun 2010 hingga 2012 Bendungan ini
mengalami perbaikan. Sebelumnya Bendungan Slinga hanya berfungsi sebagai sarana
irigasi, namun setelah diperbaiki
dan penyelenggaraan berbagai kegiatan di Bendungan Slinga. Bendungan ini sekarang tidak hanya
berfungsi sebagai saluran irigasi saja, tetapi mulai banyak orang yang menjadikan Bendungan
Slinga sebagai tempat wisata. Bendungan
Slinga sebaiknya dikunjungi pada pagi dan sore hari, karena pada saat siang
hari tempat ini sangat panas karena belum adanya pohon-pohon yang digunakan
untuk bertrduh.
Mengenai
sejarah Desa Slinga, dahulu disebuah tempat
masyarakat Desa Slinga sering menyebutnya dengan”gunung pancuran”. Merupakan salah satu tempat yang tinggi dan di lereng atau warga Desa Slinga sering menyebutnya
dengan “pereng” terdapat sumber mata airnya. Pada zaman dahulu, suatu hari disana ada seekor ikan
yang tersumbat oleh saluran aliran air yang keluar dari mata air tersebut, dan ikan tersebut ”disogok-sogok” atau dalam bahsa Indonesia didorong-dorong supaya
ikan tersebut keluar. Setelah ikan tersebut keluar tenyata saluran airnnya
mengeluarkan minyak. Dalam bahasa Jawa
mengeluarkan berarti “seling” dan minyak
berarti “lenga”. Kemudian daerah
tersebut diberi nama SLINGA yang berarti mengeluarkan minyak. Begitulah sejarah Desa Slinga.
Sumber Referensi:
Wawancara
dengan Laeli Khasanah, pada tanggal 3 November 2016.
Penulis Anggit Felda Safira