Balai Desa Panican (dok Pribadi) |
Desa Panican terletak
di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Kecamatan Kemangkon memiliki
luas wilayah 4.513.313 Ha berada pada 40 mdpl. Kecamatan Kemangkon berbatasan
dengan Desa Toyareka di sebelah Utara, Kabupaten Banjarnegara di sebelah Selatan,
Desa Bajong, Desa Tidu, Desa Wirasaba di sebelah Timur dan Desa Jompo, Desa
Rabak, Desa Grecol di sebelah Barat.
Secara administratif,
Kecamatan Kemangkon terdiri dari 19 desa. Diantara 19 desa yang berada di
Kecamatan Kemangkon, ada salah satu desa yang asal-usul namanya menarik. Desa
tersebut adalah Desa Panican. Desa Panican memiliki tanah seluas 289,300 Ha.
Secara umum, masyarakat Desa Panican bekerja di sektor agraris, hal ini
dikarenakan lahan pertanian di Desa Panican masih sangat luas. Selain itu,
tanah pertanian di Desa Panican juga cocok untuk ditanami segala jenis tanaman
pangan. Salah satunya adalah tanaman padi, dari hasil tanaman inilah
perekonomian di Desa Panican mampu berkembang pesat.
Selain bekerja di
bidang pertanian, masyarakat di Desa Panican juga bekerja sebagai pedagang. Hal
ini dikarenakan Panican memiliki pasar yang merupakan pusat jual beli
masyarakat di Kecamatan Kemangkon. Boleh dikatakan pasar ini merupakan urat
nadi perdagangan di Desa Panican. Banyak masyarakat Desa Panican yang
menggantungkan hidupnya di pasar ini. Namun sangat disayangkan, kabarnya pasar
ini akan di alih fungsikan menjadi terminal.
Setelah mengetahui
berbagai hal tentang Desa Panican tak lengkap rasanya bila kita tak mengetahui
asal-usul nama desa ini. Nama dari Desa Panican ternyata memiliki cerita yang
menarik untuk kita ketahui. Cerita legenda ini telah berkembang di sebagian
besar masyarakat desa tersebut. Pada masa Perang Jawa (Java Oorlough) tahun 1825-1830, antara pihak VOC dengan Pangeran
Diponegoro, terdapat tiga orang prajurit Mataram yang tersesat di sebuah hutan
yang berawa dan penuh dengan binatang buas. Ketiga orang prajurit itu bernama
Wisayudha, Wisanala, Wisananga. Ketiga prajurit tersebut dengan gagah berani
bertahan hidup di hutan yang masih liar itu.
Konon, hutan yang
disinggahi ketiga prajurit tersebut dikuasai oleh seekor raja hutan, yang
berupa seekor harimau yang sangat besar. Harimau ini terkenal sebagai penguasa
hutan yang paling kejam. Ketiga prajurit tersebut kemudian berencana untuk
membuka hutan ini sebagai pemukiman. Rencana ini dapat diwujudkan dengan syarat
dapat mengalahkan raja hutan Harimau. Tetapi, harimau ini sangat kuat dan
sakti. Untuk mengalahkan harimau tersebut ketiga prajurit membuat bronjong (keranjang besar dari anyaman
bambu) sebagai alat penjebak. Kemudian mereka membuat rencana untuk menggiring
Harimau tersebut agar masuk ke dalam perangkap mereka.
Melalui usaha dan
keberanian serta semangat jiwa ketiga prajurit itu akhirnya, Harimau berhasil
dikalahkan. Dengan demikian Wisayudha, Wisanala, dan Wisananga dapat mulai
membuka hutan dan rawa untuk dijadikan pemukiman penduduk. Masyarakat kemudian
menyebut tiga orang prajurit ini sebagai orang yang wani (berani) dengan Harimau/Macan. Sehingga lambat laun istilah
ini (wani macan = Wanican) dipakai sebagai nama desa
tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, Wanican berubah nama menjadi
Panican.
Demikianlah sekilas
cerita tentang asal-usul nama Desa Panican. Semoga dari apa yang telah saya
paparkan di atas dapat bermanfaat
bagi Anda. Terlebih lagi dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda tentang berbagai asal-usul nama desa yang terdapat di
Purbalingga.
Sumber
Referensi :
http://desapanican.blogspot.co.id/2015/08/asal-mula-nama-desa-panican.html.,
diakses tanggal 20 Oktober 2016.
Wawancara dengan Bapak Haryanto, pada 8
November 2016 (49 tahun).