Identitas Buku
Judul : 99 Cara Berpikir Ala Sherlock
Holmes
Penulis : Monica Anggen
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Terbit : Cetakan Kedua, September 2015
Tebal : 220 Halaman
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Terbit : Cetakan Kedua, September 2015
Tebal : 220 Halaman
Resensi Buku
Sherlock Homes adalah salah satu tokoh fiktif terkenal dalam literasi detektif,
ia diciptakan oleh Conan Doyle yang dalam setiap aksi di buku-bukunya bertugas
untuk menyelesaikan kasus yang pelik. Namun, tenang saja, di dalam review kali
ini tidak akan membahas mengenai buku Conan Doyle, melainkan buku nonfiksi karya
Mbak Monica Anggen berjudul 99 Cara Berpikir Ala Sherlock Holmes. Buku ini
sangat keren karena Mbak Monica Anggen berusaha mengaitkan pemikiran dan
aksi-aksi Sherlock untuk meningkatkan performa kita dalam berpikir. Tentu saja
berpikir yang istimewa ala Sherlock Holmes.
Berisi 99 bab yang setiap babnya dibahas dengan singkat tanpa bertele-tele.
Mungkin, tujuannya agar pembaca bisa menyerap segala penjelasan yang telah
dibuat penulis dengan singkat, sepuluh tips pertama berisi penjelasan yang kiranya
akan mudah dipahami pembaca, begitupun 89 bab lainnya yang mengikuti di
belakangnya. Awal-awal kita akan membaca terlebih dahulu mengenai bab
Pentingnya Berpikir Ala Sherlock, bab ini lebih kepada pemancing rasa penasaran
karena jelas-jelas di bagian akhirnya pembaca diberikan semacam sugesti agar
mengikuti buku ini sampai akhir.
Sedangkan bab dua, mengenai Misteri Hidup yang Harus Dipecahkan, bab ini
kembali mencoba mengajak pembaca melihat bahwa hidup ini tak akan pernah tanpa
masalah, yang perlu ditekankan adalah bagaimana cara kita menyelesaikannya.
Barulah bab-bab selanjutnya kita akan disuguhi teori-teori yang sebenarnya
tidak terlalu rumit, karena praktiknya pun dapat dilakukan kapan saja dan di
mana saja. Sebut saja teori-teori tersebut adalah teori analisis, teori logika,
teori berpikir dengan cara deduktif, teori berpikir dengan cara induktif, dan
sebagainya. Penulis pun berusaha mengajak pembaca untuk mempraktikkan dalam
kehidupan nyata berbagai teori dalam buku ini. Seperti contohnya dalam bab
latihan penalaran deduktif, kita diharuskan mengidentifikasi orang asing di
tempat umum, kita akan diberikan contoh daftar pertanyaan agar bisa setidaknya
menduga orang tersebut bagaimana karakternya.
Selain itu, buku ini pun disertai dengan banyak kasus yang telah dipecahkan
Sherlock Holmes. Tentu dipaparkannya kasus-kasus tersebut agar mampu mendukung
gagasan-gagasan yang telah penulis rancang yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Sebut saja di bab Proses Eliminasi, penulis menggunakan contoh
kasus Sherlock Homes yaitu Petualangan Tiga Pelajar. Di kasus tersebut
diterapkan praktik teori eliminasi saat Sherlock berusaha menyeleksi
terdakwa-terdakwa yang kemungkinannya kecil menjadi tersangka. Atau di bab-bab
lainnya masih banyak kasus yang memiliki keterkaitan dengan tips-tips di buku
ini, semuanya disajikan dengan begitu dinamis karena pembaca pun harus ikut
serta berpikir kritis.
Buku
ini bisa menjadi koleksi penggemar Sherlock karena mereka bisa turut
bernostalgia dengan pembahasan kasus plus mendapatkan tips bagaimana berpikir
ala Sherlock. Ataupun buku ini bisa dikoleksi non penggemar Sherlock, karena
pembahasannya yang juga merujuk ke pembaca umum. Kekurangan buku ini mungkin
hanya ketidaktersediaan daftar isi yang bisa jadi digunakan ketika pembaca
ingin menemukan informasi dengan cepat saat mencoba membaca kembali buku ini.
Overall, buku ini layak dibaca karena topik bahasannya bukanlah topik yang
umum, melainkan topik yang unik dan segar, serta tentu saja buku ini sangat
menginspirasi.