Kompleks Kauman |
Kauman adalah nama suatu daerah, yang khususnya berada di
Jawa, terutama Jawa Tengah. Kabupaten yang memiliki daerah yang bernama Kauman,
pasti memiliki pola struktur pemilihan wilayah yang sama satu sama lain
disekitar pusat pemerintahan.
Pola struktur wilayah tersebut konon katanya diciptakan oleh
para Walisongo yang memberikan nilai filosofis tinggi. Pola tersebut memiliki
arti bahwa wilayah tersebut adalah wilayah yang baik, nyaman, aman, tentram,
dan sejahtera. Maka dibentuklah pola seperti itu.
Pola stuktur Kauman yaitu,
disebelah utara alun-alun terdapat pendopo, dan depan pendopo ada alun-alun.
Dalam alun-alun tersebut sudah dapat dipastikan ada pohon yaitu pohon beringin.
Namun pohon beringin yang ada di alun-alun Purbalingga sudah tidak ada, karena
beberapa waktu lalu diterjang hujan deras beserta angin kencang yang
menumbangkan pohon beringin tersebut.
Disebelah Timur alun-alun, terdapat rumah tahanan atau lapas
(LP). Disebelah Barat alun-alun terdapat Masjid besar, yaitu Masjid Agung
Darussalam Purbalingga. Disebelah Timur pendopo terdapat kantor DPRD Kabupaten
Purbalingga, sedangkan disebelah Barat pendopo atau di sekitar masjid terdapat
suatu wilayah yang sesuai filosofi diatas dan dikenal dengan istilah Kauman.
Dalam bahasa Arab, Kauman memiliki arti, yaitu desa yang orang-orangnya selalu
mendirikan sholat. Jadi pada dasarnya orang kauman itu seharusnya merupakan
orang yang selalu mendirikan sholat. Berarti makmur tidaknya suatu Masjid besar
sangat tergantung dari seberapa besar warga Kauman itu yang melaksanakan sholat
wajib tiap lima waktu. Sedangkan secara garis besar, Kauman berarti suatu tempat yang mendiami
wilayah disekitar Masjid besar Kabupaten.
Masyarakat Kauman
menurut sejarah lesan, adalah berasal dari satu keturunan. Keturunan
tersebut menggeluti secara mendalam di bidang agama, khususnya agama Islam.
Banyak para masyarakat Kauman ini menjadi tokoh nasional saja, tetapi juga
tokoh internasional. Bahkan sebenarnya, jalur komunikasi masyarakat kauman
dengan pusat Islam (Mekah dan Madinah) telah terjalin turun temurun hingga
sekarang.
Sebagai contoh, Syekh Nahrawi al banyumasyi. Beliau adalah seorang
ulama yang sangat masyhur di tanah Arab. Beliau mempunyai murid yang sangat
banyak, bahkan menjadi Hakim Agung di Arab Saudi. Sampai sekarang, keturunan
beliau masih tetap berkomunikasi dengan tanah leluhurnya di Kauman Purbalingga.
Di Kauman ada juga tokoh yang terjun dibidang politik.
Beliau adalah H. Supriyadi. Beliau berasal dari Desa Kalijaran Kecamatan
Karanganyar. Beliau adalah putra dari KH Hisyam Amrullah, seorang panutan yang
sangat disegani di Purbalingga.
KH Hisyam ini merupakan seorang ulama dari
Purbalingga. H. Supriyadi juga aktif di Nahdlatul Ulama Purbalingga, dan pada
periode 1977-1981 beliau menjabat sebai Ketua Pengurus cabang Nahdlatul Ulama
Kabupaten Purbalingga. Beliau adalah sosok yang humoris, dan peduli dengan
sesama. Dimulai dari sebagai anggota DPRD Kabupaten Purbalingga, menjadi Wakil
Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga beberapa kali dan terakhir beliau menjabat sebagai
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1984-1989 utusan daerah.
Begitupun, dari Kauman muncul pula generasi-generasi
unggulan. Tidak hanya pada level daerah tapi juga telah merambah ke nasional.
Salah satu anak perempuan dari H. Supriyadi, yaitu Hj. Nurul Hidayah Supriyadi
adalah contohnya. Beliau kini menjadi anggota DPRD Purbalingga, dan telah
banyak memberikan inspirasi kepada masyarakat bagaimana sebenarnya menjadi diri
yang baik dan dapat bermanfaat bagi yang lain.
Sumber Referensi:
http://acmesklawing.blogspot.co.id/2009/01/kauman-pbg.html.,
diakses tanggal pada 5 November 2016.
Wawancara dengan Bapak Mutohar pada tanggal 5 November 2016.