Salah Satu jalan di Timbang |
Desa Timbang merupakan salah satu nama desa yang ada di
Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga. Nama
Timbang mengandung cerita sejarah. Sumber dalam penulisan artikel ini di
dapatkan dari internet atau sumbernya berasal dari Tri Atmo: Babad dan Sejarah
Purbalingga, Pemerintah DATI II Purbalingga tahun 1984 yang berjudul “Kiai
Narasoma”. Berikut merupakan ulasan tentang asal usul terbentuknya Desa
Timbang, Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga.
Pada zaman dahulu ada
seorang dhalang seniman wayang kulit yang sangat terkenal pada saat masa
hidupnya yaitu Kiai Narasoma. Semasa hidupnya Kiai Narasoma atau dhalang
seniman wayang yang terkenal di masanya itu adalah demang Timbang yang
membawahi desa-desa Timbang (sekarang dukuh Timbang termasuk dalam desa
Penambongan), Purbalingga Kidul, Kandanggampang dan Purbalingga Lor. Tak
seorangpun diantara rakyat Timbang yang mengerti dari mana asal usul Kiai
Narasoma ini. Menurut legenda Timbang, nama Narasoma berasal dari perkataan
Nara = Orang, Soma atau Suma = Gemar bertapa. Jadi arti dari nama Narasoma
adalah orang yang gemar bertapa.
Ketika sedang mengadakan khajatan mengawinkan puterinya,
oleh Kiai Narasoma diadakan pertujunkan seniman wayang kulit di rumah dhalang
tersebut. Banyak sekali tamu termasuk juga Adipati Onje tampak hadir
menyaksikan pertunjukan seniman wayang kulit tersebut. Sesaat hidangan
dikeluarkan, suasana tiba-tiba berubah menjadi kacau balau. Kemudian
pertunjukan dihentikan, Adipati Onje marah-marah terhadap Kiai Narasoma dan
menuduh Kiai Narasoma telah berusaha membunuh Adipati Onje dengan jalan
membubuhkan racun ke dalam hidangan yang disuguhkan kepada Adipati Onje.
Belakangan ini telah diketahui bahwa dalam nasi yang dihidangkan kepada Adipati
Onje terdapat bintik-bintik hitam yang
ternyata adalah nasi beras hitam.
Namun dengan kerendahan hati sang dhalang yaitu Kiai
Narasoma, Ia tidak mengakui kesalahannya dan merasa tidak akan pernah berbuat
jahat terhadap atasannya sendiri. Pagi harinya Kiai Narasoma memanggil semua
sanak keluarganya, untuk diberi suatu pesan dari Kiai Narasoma. Pesannya adalah
orang-orang Timbang dilarang sampai turun temurun untuk nanggap wayang kulit.
Larangan itu juga dahulu berlaku bagi masyarakat desa-desa
tersebut, diatas yang menjadi kekuasaanya. Desa-desa yang terkena larangannya
itu disebut “Bumi Keputihan”. Akhirnya Kiai Narasoma pun meninggal dunia. Makam Kiai Narasoma atau
dhalang seniman wayang kulit terletak didukuh Pritgantil Purbalingga Wetan dan
dikenal dengan nama Makam Narasoma.
Jadi Kiai Narasoma adalah orang yang
membentuk adanya desa Timbang ini. Desa Timbang ini sudah termasuk dalam wilayah
Desa Penambongan, Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga. Cerita di atas
merupakan asal usul Desa Timbang yang merupakan salah satu desa di Kecamatan
Purbalingga. Timbang memang nama desa yang terdengar unik di telinga kita.
Karena nama timbang itu seperti alat untuk mengukur berat suatu barang.
Begitulah
sejarah singkat dari nama Desa Timbang yang sudah dipaparkan di atas.
Sumbernya
di dapatkan dari internet yang berpedoman pada bukunya Tri Atmo: Babad dan
Sejarah Purbalingga, Pemerintah DATI II Purbalingga ; 1984