Garpu Menuju ke Desa Sumingkir |
Di salah satu padukuhan di wilayah Desa Sumingkir, Kecamatan
Kutasari, Kabupaten Purbalingga ada satu tempat yang sangat aneh dan unik.
Tepatnya ada di Desa Sumingkir bagian Timur ada satu gundukan tanah (lemah)
yang apabila diinjak tanah tersebut akan kembali seperti semula.
Tapi sebelum
kelihatan bolong-bolong pasti akan balik semula jadi gundukan tanah. Bentuk
dari gundukan tersebut orang-orang menyebut bentuk tanah tersebut seperti perut
orang yang sedang hamil (meteng), karena seperti orang hamil dan itu hanya
tanah, jadi penduduk desa menamakan Dukuh “Lemah Meteng”.
Gundukan
tanah tersebut masih dianggap keramat bagi banyak orang, karena di bawahnya
juga ada gundukan tipis yang menyerupai kuburan. Orang-orang mengira bahwa di
tempat tersebut dulu pernah ada orang yang dikubur dengan semua harta yang
dimiliki.
Anehnya di tempat tersebut
sering keluar sinar di malam hari, sehingga banyak yang menyimpulkan tempat
tersebut adalah tempat keramat. Karena kejadian itu banyak orang yang berziarah
di tempat tersebut. Bukan hanya orang dari Desa Sumingkir saja yang datang untuk
ziarah atau meminta sesuatu dari punden-punden tersebut, tapi juga banyak para
pedagang yang datang dari daerah jauh, meminta supaya dagangannya cepat laku,
ada juga yang meminta agar mendapat jodoh. Karena banyak yang terkabul, hari
demi hari orang yang berziarah semakin banyak.
Dahulu
pernah ada warga dekat punden “Lemah Meteng” yang kesurupan. Kisah ini dimulai
ketika orang yang kesurupan baru saja selesai menjalankan shalat kemudian orang
tersebut tidak sadarkan diri. Saat orang tersebut tidak sadarkan diri orang
tersebut diam saja sambil duduk. Orang itu merasa seperti dibawa ke rumah yang
sangat bagus, semua peralatan yang sangat mewah dan ada satu kotak emas di
rumah itu.
Anehnya sesudah orang tersebut siuman di lehernya sudah ada
selendang. Siapa yang memberi slendang itu? Orang-orang tidak mengetahuinya.
menurut cerita selendang tersebut aslinya adalah ular yang berasal dari kotak
emas tersebut. Tapi ketika ada pada leher orang tersebut, kelihatannya seperti
selendang. Tapi sesudah dua hari orang
tersebut menggunakan selendang ajaib.
Sewaktu menggunakan selendang itu, banyak
orang datang yang meminta pertolongan, beritanya tersebar sampai ke daerah
lain. Sampai orang tersebut kewalahan menghadapi para tamu. Anehnya, semua
orang yang meminta pertolongan banyak yang berhasil. Tapi orang tersebut kaget
dan bingung dengan apa yang dia dapatkan. Padahal sebelumnya hanya orang biasa
dan tidak pernah mendapatkan ilmu apa-apa, apalagi ilmu kebatinan. Semua itu
datang suatu ketika dan hanya lantaran selendang yang melingkar di lehernya,
sehingga bisa memenuhi semua permintaan para tamu.
Karena penduduk desa sudah banyak yang mengetahui kalau
kedigdayaan itu berasal dari punden “Lemah Meteng”, akhirnya orang yang banyak
itu dibawa ke gundukan atau punden “Lemah Meteng”. Setelah tiba di gundukan
tersebut terjadi keanehan karena selendang yang di pakai langsung hilang.
Akhirnya orang tersebut berkata kalau gundukan tanah tersebut sebenarnya
sewaktu-waktu bisa lahir dan ternyata benar. Karena ada di malam Jum’at Kliwon,
gundukan tersebut membelah seperti lahir.
Ceritanya yang lahir bukan bayi
manusia, tapi salah satu ular yang berwujud selendang, sampai sekarang masih
dikuasai oleh yang punya selendang tersebut. Siapa yang punya? Ternyata orang
tersebut yang pernah kesurupan dan kebetuan orang tersebut masih cucu dari Mbah
Kartamutadi, dan namanya tambah terkenal Beliau bernama Budi Prasetyo. Sampai
sekarang Dukuh Lemah Meteng masih sering ada orang bertapa atau tirakat di
dekat punden. Karena untuk menjaga segala hal, yang tidak di inginkan maka dari
itu sekitar punden sekarang sudah diberi pagar, namun sayangnya daerah punden
tersebut sudah tidak terawat seperti dulu karena keinginan manusia yang selalu
berubah di dalam hidupnya.
Sumber Referensi:
http://alas-news.blogspot.co.id/2012/03/asal-mula-desa-lemah-meteng.html.,
diakses tanggal 30 Oktober 2016.
Wawancara dengan Ibu Masirah tanggal 29 Oktober 2016.