Sumber: budparbanjarnegara.com |
Manusia, selalu mempunyai cara untuk menuangkan
tentang cerita cinta dan mengagungkan sebuah eksotisme ciptaan Tuhan. Selalu ada rasa takjub
dalam sanubari, ketika melihat sebuah mahakarya ciptaan Tuhan yang mengandung
kekaguman. Serpihan-serpihan ‘surga’ begitu banyaknya terpampang di hampir
seluruh wilayah Indonesia. Sudah menjadi kodrat manusia menyukai keindahan, baik
keindahan bentuk keelokan seni, kemegahan alam, keagungan pemandangan dan masih
banyak bentuk ketakjuban estetika lainnya.
Alunan harmoni dan rasa cinta dalam jiwa manusia
merupakan sifat ilahi yang hampir pasti dimiliki oleh setiap manusia yang
terlahir kedunia. Keistimewaan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling
sempurna tercermin dari rasa peka dan empati dalam hati ketika menikmati
keelokan sebuah mutiara yang terpampang jelas didepan mata.
Ada sebuah falsafah menarik, “berjalanlah, setelah itu
lihat dunia dengan mata dan hatimu”, falsafah ini mengajarkan kepada kita bahwa
dunia ini luas, kita itu kecil, maka keluar rumah dan lihatlah, betapa
sekeliling kita penuh dengan bentangan alam yang mempeosona mata. Selain mata
secara harfiah, mata hati juga akan tergetar tatkala kita melihat mahacipta Tuhan,
seolah jiwa tertaut pada pujaan hatinya ketika sudah sekian lama tidak dipertemukan.
Seperti kisah Arjuna yang ingin mendapatkan cintanya
dengan mengikuti sayembara untuk mendapatkan hati Drupadi, Puteri mahkota
Kerajaan Panchala yang terkenal cantik dan mempesona. Kisah ini mengisyaratkan tentang
perjuangan para Pandawa yang terbuang dan menyamar sebagai Brahma di Ekacakra. Sayembara
ini dilaksanakan oleh Raja Drupada dari Panchala. Raja Drupada berjanji,
barang siapa yang berhasil memenangkan sayembara, maka akan dinikahkan dengan
putrinya.
Sayembara ini juga didengar oleh para Kurawa, semua
mencoba, dari Duryudana, Sisupala, Jarasanda, Salya semuanya gagal. Hingga akhirnya
Karna mencobanya, dia hampir saja memenangkan sayembara itu. Semua meyakini
kalau Karna yang akan memenangkan sayembara itu, tapi Karna pun gagal. Para
pangeran yang sudah mencoba dan gagal menganggap bahwa sayembara itu hanya
untuk mempermalukan semua peserta karena terlalu sulit, bahkan dikatakan
mustahil dilakukan. Kenapa dikatakan mustahil? karena ada sebuah busur besi
raksasa yang sangat besar dan berat. Belum lagi sasaran itu digantungkan
dibelakang cakra yang berputar tanpa henti.
Semua pangeran dari berbagai kerajaan masih
gagal, tiba saatnya Arjuna yang sedang menyamar sebagai Brahma akhirnya
mencoba. Awalnya banyak cibiran yang datang dari berbagai pihak, namun Arjuna tetap mencoba mengangkat busur dan membidik cakra yang berputar itu. Akhirnya
Arjuna berhasil membidik dengan tepat sasaran. Arjuna memenangkan sayembara dan berhasil menikahi Drupadi.
Kisah nama besar Arjuna dan perjuangannya mencari
cinta diabadikan menjadi nama sebuah Candi yang ada di Dieng (Komplek Candi Arjuna), sebuah
candi Hindu tertua di Jawa yang dibangun pada masa Mataram Kuno. Eksotisme
candi ini bisa dilihat dari dua deret candi yang saling berhadapan, dari
sebelah Timur terdiri dari Candi Arjuna, Srikandi, Puntadewa, dan Candi
Sambadra. Disebelah Barat ada Candi Semar, selain itu Candi-candi lain yang ada
disekitarnya masih banyak, seperti Candi Gatotkaca, Bima, Setyaki, dan
Dwarawati
Sumber: andoyoanny.wordpress.com |
Komplek Candi Arjuna ini tidak sendirian di perwisataan Dieng,
selain wisata candi yang penuh dengan nilai sejarah, di Dieng terpampang juga wisata budaya dan alamnya. Lihat
saja wisata Alam di Kawah Sikidang. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Komplek Candi Arjuna, sekitar 2 KM, dan bisa ditempuh hanya sekitar 5 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Disini airnya selalu mendidih dan menyemburkan gas
belerang, yang unik, kawah ini ternyata tidak terletak di gunung, namun
didaratan yang semua orang bisa melihatnya dari jarak yang cukup dekat.
Sumber: panduanwisatadieng.com |
Setelah sampai di Kawah Sikidang, kurang lengkap rasanya kalau tidak sekalian berkunjung ke Telaga Warna. Perjananan juga tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 2 KM. Telaga ini dijuluki sebagai 'Telaga Negeri di Atas Awan'. Ada dua telaga yang saling berdekatan satu sama
lain, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Kenapa disebut Telaga Warna? hal ini dikarenakan kandungan Belerang yang sangat tinggi dan juga dipengaruhi oleh pancaran cahaya Matahari yang menyinari permukaan
telaga.
Sumber: paketwisatadiengmurah.com |
Apa hanya ada Telaga Warna dan Telaga Pengilong? Tentu
tidak, ada telaga-telaga lain seperti Telaga Balekembang, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Telaga Dringo, Telaga Semiwi, dan Telaga Manjer.
Hanya sekitar 3 menit dari Telaga Warna, ada sebuah pusat Interpretasi alam dan budaya, Dieng Plateau Theater (DPT) namanya. Pusat
informasi ini dilengkapi dengan sarana audiovisual dan file dokumenter yang
menjelaskan tentang berbagai wisata serta budaya masyarakat disekitar Dieng.
Tidak main-main, tempat ini diresmikan langsung oleh Presiden RI ke-6, Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 9 Maret 2006.
Sumber: indonesiakaya.com |
Selain pesona wisata utama diatas, di daerah Dieng
ada berbagai tempat-tempat wisata populer yang sangat layak didatangi, sedikitnya
ada 10 obyek wisata utama disekitar Dieng, silahkan pilih-pilih dan coba ke (1)
Gardu Pandang Tieng, (2) Tuk Bimolukar, (3) Gunung Sikunir, (4) Komplek Goa-goa
Alam, (5) Museum Kailasa Dieng, (6) Kawah Sileri, (7) Pendopo Soeharto Whitlam,
(8) Sumur Raksasa Jalatunda, (9) Kawah Candra Dimuka, dan (10) Pos Pengamatan
Gunung Api.
Pusing karena terlalu banyak? Bingung belum pernah
kesana? Tenang, sekarang ada program ‘Wisata Tour Dieng’, yang menawarkan
beragam Paket Wisata yang sudah dikemas secara lengkap, dari paket 1 hari, paket
2 hari 1 malam, paket minat khusus sampai paket kendaraan sendiri tersedia. Semuanya
ada fasilitas-fasilitas khusus yang ditawarkan. Tunggu apa lagi, yuuu pesan
disini..
Ada yang bertanya, apakah komplek dataran Dieng hanya dimiliki Kabupaten Banjarnegara? Memang tidak, karena wilayah ini berbagi dengan Kabupaten Wonosobo. Lalu apa yang dibanggakan kalau wisatanya berbagi dengan daerah lain,? Eeeitt... itu hanya salah satu pilihan wisata yang ada di Banjarnegara. Mari kita turun gunung untuk melihat yang lainnya. Tapi sebelum turun gunung, ada satu wisata baru yang harus dicoba, sebuah wisata air yang masih berada di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, memiliki fasilitas air hangat alami yang berasal dari sumber mata Air Sileri Dieng. Wahana air ini yang tertinggi di Jawa, bahkan di Indonesia loh..
Berjuta Pesona Lainnya
Banjarnegara termasuk kedalam trah ngapakers dan termasuk kedalam wilayah Jawa Tengah. Tentu kita semua tahu, bahwa orang-orang ngapak merupakan orang Jawa yang terkenal dengan ke-khasan logat dan keramahannya. Mengenai masalah wisata, bukan hanya ada di gunung saja, bahkan dipusat kota Banjarnegara ada sebuah Taman Rekreasi Margasatwa (TRM) Serulingmas. Disana kita bisa belajar sekaligus refresing. Lokasinya juga sangat mudah dicari, akses jalan menuju ke lokasi sangat mudah dijangkau. Dari alun-alun Banjarnegara tinggal ke Utara sedikit, kemudian belok kiri menuju Jalan Selamanik No. 35 Banjarnegara.
Sumber: budparbanjarnegara.com |
Tidak jauh dari Kebun Binatang Serulingmas (sekitar 350 Meter), ada sebuah obyek wisata terpadu bernama Serayu Park. Serayu Park menyedikana berbagai fasilitas tambahan seperti Waterboom, Restaurant, dan Family Karaoke yang dibangun dalam satu kompleks. Nah, ada satu lagi wahana baru yang masih berkaitan dengan air, sebuah obyek wisata terpadu antara fungsi pendidikan dan hiburan. Wisata ini bernama Surya Yudha Water Park and Waterboom, terdiri dari 7 kolam renang dengan berbagai ukuran dan kedalaman. Disediakan pula fasilitas umum lainnya seperti Kolam Terapi Ikan, Hotel, Sport Center, dan Family Karaoke.
Sumber: triptrus.com |
Bagi yang suka tantangan adrenalin. Arung Jeram bisa menjadi pilihannya, di Banjarnegara ada sebuah sungai yang menawarkan uji nyali, Sungai Serayu. Sungai ini membelah wilayah Banjarnegara. Dimulai dari Desa Tunggoro menuju Desa Singomerto Kecamatan Sigaluh dengan panjang -+ 12 KM. Kelas yang ditawarkan ada beberapa jenis, yaitu excellent, middle, exotic, family fun dan river camp. Bahkan tahun 1997, di lokasi ini dijadikan sebagai lokasi Kejurnas I Arung Jeram. kemudian pada bulan April 2010 di lokasi ini juga dilaksanakan Australasian Champ 2010. Ingin mencoba tapi butuh pemandu? silahkan hubungi operator yang siap melayani dan mendampingi wisatawan, mampir aja disini.
Masih ada kaitannya dengan air, Banjarnegara mempunyai sebuah waduk dengan membendung Kali Serayu, Waduk Mrica lebih banyak orang menyebutnya. Nama resimnya sebetulnya Bendungan PLTA Panglima Besar Jendral Sudirman. Lokasinya ada di Desa Bawang, tepatnya sekitar 9 KM arah Barat dari pusat kota Banjarnegara dan berada di pinggir jalan raya Banjarnegara-Purwokerto. Dari jalan raya sedikit masuk kedalam, ditandai dengan gapura wisata menuju Waduk Mrica.
Waduk Mrica Merupakan lokasi wisata yang sangat menarik, karena disamping hamparan air yang sangat luas, juga terdapat bukit-bukit yang rimbun oleh pepohonan indah dan asri. Bendungan yang mempunyai panjang 6,5 Km dan luas 1.250 Ha merupakan bendungan terbesar di Asia Tenggara dan mempunyai kapasitas tenaga listrik sebesar 184,5 MW. Disini banyak fasilitas wisata yang disediakan, diantaranya, wisata air (perahu motor, dayung dan memancing), play ground untuk anak-anak, panggung terbuka untuk pertunjukkan (konser), padang golf 8 hole dan utamanya adalah sajian panorama waduk yang indah.
Sumber: triptrus.com |
Sumber: budaya-indonesia.org |
Seperti membaranya jiwa ketika datang ke Banjarnegara. Hingga huruf ini dibaca oleh pembaca, belum tuntas wisata Banjarnegara diutarakan. Tulisan diatas hanya sebagian besar wisata yang ada di Banjarnegara, masih banyak pesona yang belum sempat dirangkai dengan kata..
Jangan Datang, Jika...
Berjuta kata tak akan cukup untuk menerjemahkan keindahan wisata di Banjarnegera, apalagi hanya lewat rangkaian tulisan. Banjarnegara salah satu mahakarya dengan pesona yang luar biasa, yang bisa meluluhkan hati kedalam perangkap cinta yang menyiksa dada, seolah tak ingin lepas dan pergi meninggalkannya.
Banjarnegara sebuah wilayah ngapakers yang ramah akan menggugah rasa yang tersimpan diruang hati kita. Maka, lebih baik jangan datang ke Banjarnegara, jika tidak ingin jatuh cinta dan menemukan cinta sejati layaknya Arjuna mendapatkan hati Drupadi. Seperti hati saya, yang terpikat setiap liburannya untuk mendatanginnya. Seperti cinta saya yang terpaut dengan orang yang dekat dengan wilayah Banjarnegara (Daerah Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Banjarnegara, hanya sekitar 40 menit sudah sampai di pusat kotanya). Saya pun takluk oleh aura kecantikan istri saya yang secara geografis sangat dekat dengan Banjarnegara, sama seperti tempat wisatanya.
Dengan aura keindahannya, wisata Banjarnegara menawarkan kasih sayang untuk membuat hati dan mata terikat dan memikat siapapun yang berani mendatanginnya. Sekali lagi, saya sarankan, jangan datang ke Banjarnegara jika tak ingin takluk dan terbuai rayuan dalam pelukan keindahan wisata di Banjarnegara. Temukanlah, Datangilah dan Cintailah!!! #Mayuh Plesir Maring Banjarnegara....