Kantor Kepala Desa Toyareja |
Desa Toyareja
terletak di Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Desa Toyareja
sebenarnya masih termasuk kota, bukan desa karena Kecamatan dari Desa Toyareja
masih Kecamatan Purbalingga atau kecamatan kota, tetapi karena
wilayahnya sebagian besar masih berupa lahan pertanian dan letak dari Desa
Toyareja ini di perbatasan kecamatan kota,
maka wilayah Toyareja lebih sering
disebut desa. Desa
ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Purbalingga yang hampir seluruh
warganya rata-rata bekerja sebagai petani, ada petani Palawija dan ada petani Padi. Meskipun demikian
warga yang tinggal di desa Toyareja hidup dengan rukun, aman, damai, sehingga
ketentraman dan kenyamanan dapat dirasakan oleh setiap penduduk yang tinggal di
Desa Toyareja.
Desa
Toyareja memiliki daerah yang strategis karena letaknya yang dekat dengan pusat
kota Purbalingga, desa ini juga mempunyai kuliner yang khas yaitu Sroto Klamud.
Sroto Klamud ini terbuat dari sroto yang dipadukan dengan klapa muda, ide ini
muncul karena melimpahnya hasil panen kelapa muda, jadi salah satu warga
memiliki peluang usaha bisnis yaitu dengan membuka usaha kuliner Sroto Klamud. Desa
Toyareja juga sering digunakan sebagai tempat pelatihan militer oleh Batalion
406, karena letak desa Toyareja dibelakang Batalion yang hanya berbatasan
dengan sawah.
Sejarah
terbentuknya nama “TOYAREJA” berasal dari cerita
masyarakat setempat. Pada dahulu kala orang yang
pertama tinggal di suatu wilayah tinggallah seseorang yang bernama Ki Toya, Ki Toya merupakan panutan atau sesepuh dari orang-orang yang hidup sesudahnya. Di wilayah tersebut
sedang berkembang usaha dalam kegiatan untuk menekuni usaha
dalam bidang Pertanian khususnya Padi dan Palawija
yang pada saat itu masih tergntung pada musim secara teknis. Kemudian beberapa
tahun kemudian dengan melajunya pertambahan penduduk maka kebutuhan penduduk akan semakin meningkat oleh
karena itu agar seluruh kebutuhan hidup penduduk di wilayah tersebut dapat
dipenuhi maka Ki Toya memiliki ide yang sangat berguna untuk kemajuan wilayah
tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan hidup di wilayah tersebut maka salah satu
warga di wilayah tersebut yaitu Ki Toya merintis
adanya pengairan secara sederhana untuk memenuhi
kebutuhan Pertanian dengan memanfaatkan kondisi alam saat itu, perjuangan yang
dilakukan oleh Ki Toya sangat keras dan gigih dalam mewujudkan keinginannya, akhirnya
perjuangan Ki Toya dibantu oleh semua warga karena Ki Toya mensosialisasikan
pentingnya saluran irigasi untuk pertanian lalu warga sadar jika saluran
irigasi tersebut dapat dibangun dengan baik maka usaha pertanian mereka akan
berkembang dengan pesat, karena semua penduduk pada saat itu sebagian besar
bekerja sebagai petani maka mereka akhirnya bahu-mambahu bergotong-royong untuk
membangun saluran irigasi.
Tak
lama kemudian hasil jeripayah mereka semua tidak sia-sia, saluran irigasi yang
mereka rencanakan dapat dibangun dengan cukup baik hingga
bisa berjalan dengan lancar dalam menunjang usaha pertaniaan yang akhirnya
usaha pertanian itu dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya bisa mencukupi kebutuhan hidup orang yang tinggal di wilayah itu dan wilayah itu
semakin berkembang dengan baik dalam sektor pertanian, karena itulah usaha dan jasa Ki Toya dalam bidang
pertanian dengan adanya sarana pengairan atau air sederhana dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya, sehingga
pada saat itu dikategorikan penduduk menjadi makmur(reja), dan secara alami juga Desa Toyareja merupakan daerah
yang rawan akan banjir luapan dari Sungai Klawing. Karena jasa Ki Toya
maka desa ini dikenal dengan nama TOYAREJA. Toya juga bisa diartikan dengan air dan Reja dapat diartikan dengan makmur jadi arti kata Toyareja sebenarnya adalah “air yang
makmur”.
Di
desa Toyareja ini ada beberapa tempat yang memiliki nilai sakral yang cukup tinggi
diantaranya ada “Senting dan Bodong”, kedua daerah tersebut dulunya sering
digunakan orang untuk bertapa dan tidak sembarang orang tidak bisa masuk kesana
dan sebelum masuk tempat itu ada tata caranya tersendiri.
Sumber Referensi:
Wawancara dengan Nenek
Tursini pada tanggal 15 September 2016.