Teman
adalah seseorang yang dapat dijadikan andalan bagi kita, terutama saat kita
sedang membutuhkan kehadirannya, selain itu teman juga bisa menjadi sosok yang
sangat berarti bagi kita disaat kita harus mencurahkan perasaan yang meluap-luap
dalam diri kita dan sudah tidak sanggup lagi untuk menanganinya. Biasanya di
usia remaja dengan jiwa yang bergelora serta semangat yang berapi-api, remaja
akan merasakan dan menghadapi keadaan di suatu titik, dimana mereka akan
mencari jati diri mereka. Mencari bagaimana diri mereka yang sebenarnya,
sehingga sering sekali dikalangan remaja mengalami krisis identitas.
Para
remaja untuk mencari jati dirinya, mereka berusaha untuk mencari semua hal yang
ingin mereka ketahui. Semua ini dilakukannya hanya sekedar untuk mencari
kepuasan sesaat dan mengikuti zaman. Untuk mencari semua ini mereka bisa
memberikan waktu yang berharga untuk hal-hal yang tidak penting. Hal-hal baru
yang diperoleh para remaja bisa dengan cara yang baik sampai dengan cara yang “tidak
layak” atau tidak dapat diterima oleh warga masyarakat. Dari hal-hal baru yang
mereka cari, tak sedikit yang berdampak negatif bagi diri mereka sendiri dan
orang lain, namun ada pula yang berdampak begitu positif tanpa mereka sadari.
Berawal dari keinginan mengikuti teman-temannya supaya menjadi anak yang tenar dan eksis, sampai dengan usaha positif dengan menunjukkan prestasi
dalam segala bidang.
Keadaan
seperti ini menyadarkan kita, bahwa keberadaan para remaja sekarang ini sangat memprihatinkan
apabila dibandingkan dengan remaja di zaman dulu yang sangat dekat dengan
perpustakaan. Oleh karena perpustakaan menjadi satu-satunya tempat yang
dipercaya remaja masa dulu, sebab buku adalah satu-satunya sumber yang dapat
dipercaya dan tidak ada sumber lainnya. Remaja masa kini
lebih berpengalaman di bidang lain, mulai dari keingin tahuan tentang asmara
dan seks, hingga masalah yang
berkaitan dengan pelanggaran hukum dan tatanan sosial yang berlaku.
Untuk itu perlu ada kegiatan baru yang lebih berguna, untuk menghasilkan remaja
yang berprestasi dan bermoral.
Perlu
kita ketahui bahwa perpustakaan merupakan sebuah lembaga yang mengelola sumber
informasi yang menduduki posisi penting dalam lingkungan pendidikan dan tempat
pelatihan bagi seseorang yang perduli dengan ilmu pengetahuan, baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat pada umumya. Demikian juga
dengan adanya perpustakaan sekolah, tujuan awal dari pendirian perpustakaan
sekolah adalah sebagai sumber informasi dan pengetahuan dilingkungan sekolah
dan juga digunakan sebagai tempat awal untuk mengembangkan minat dan budaya
membaca bagi seorang siswa.
Perpustakaan
banyak menyimpan buku dan hasil penelitian, Bukan rahasia lagi bahwa buku adalah gudangnya ilmu.
Bahkan, meski saat ini informasi banyak bertebaran di dunia maya, hampir bisa
dipastikan semua informasi di sana berasal atau minimal berawal dari sebuah
buku. Sebab, buku adalah catatan sejarah dan kisah yang ditulis dengan banyak
referensi. Tak jarang, orang-orang besar dikenal karena buku yang ditulisnya.
Dan, mereka pun menjadi sejarah yang memengaruhi dunia berkat pandangan dan
tulisan yang dibukukan.
Bukan lagi
musim menebar bibit
Menumbuhkan
bibit cinta gemar membaca buku pada remaja memang tidaklah mudah, karena bibit
yang ditanam pada lahan yang sudah bukan areanya lagi, pasti sedikit
kemungkinan bibit tersebut akan tumbuh. Namun kenyatannya gemar membaca bagi remaja,
tentu akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupan, terutama bagi kesuksesan
masa depan, sebab gemar membaca merupakan modal utama bagi siswa dalam proses
belajar dalam mengukir prestasi.
Budaya
membaca di perpustakaan yang saat ini umumnya masih rendah, khususnya pada
perpustakaan sekolah. Dengan rendahnya tingkat baca di perpustakaan, banyak pihak
yang menyalahkan siswa karena tidak memanfaatkan fasilitas yang ada.
Sesungguhnya hal ini bukan semata-mata kesalahan siswa tersebut, melainkan kesalahan
dapat disebabkan oleh pengelola perpustakaan yang kurang profesional.
Untuk
mencapai program dalam meningkatkan gemar membaca pada remaja, maka diperlukan
sikap kritis untuk mengatasi berbagai hambatan yang ada. Hambatan yang ada
bukan sengaja diciptakan, namun dengan berjalannya waktu hambatan menjadi
sangat dominan. Hambatan yang muncul begitu cepat menyebar ke segala arah,
sehingga benar-benar tidak ada lagi tempat untuk ditanami bibit yang baru, demi
terciptanya suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
Permasalahan
yang tak kunjung ada perbaikannya
Beberapa hambatan yang sering
muncul dalam pengelolaan perpustakaan sekolah adalah terbatasnya koleksi buku di
perpustakaan. Buku-buku yang ada di perpustakaan tidak sesuai dengan apa yang
sedang diinginkan dan dibutuhkan oleh siswa. Permasalahan ini sering sekali
muncul ketika bapak ibu guru memberikan tugas, sedangkan buku pelajaran yang
tersedia di perpustakaan tidak lengkap materi bahan ajarnya.
Buku
bacaan di perpustakaan kurang beragam sehingga tidak menarik perhatian. Pada
masa remaja, siswi suka sekali membaca novel. Sayangnya novel yang tersedia di
perpustakaan adalah novel-novel lama dan kebanyakan para siswi sudah tahu
isinya, apalagi ada hasutan dari teman siswi yang lain kalau kisah dari salah
satu novel itu tidak bagus, maka selamat tinggal untuk novel tersebut karena
akan sedikit sekali peminatnya, paling-paling peminatnya adalah mereka yang
masih tetap saja penasaran dengan isi sebenarnya yang membuat novel itu tidak
dilirik oleh teman-teman siswi lainnya. Bukan hanya novel, bisa juga
perpustakaan menyuguhkan bahan bacaan seperti komik dan majalah populer yang
tentunya standar isi menjadi suatu hal yang wajib untuk diperhatikan oleh pihak
sekolah.
Kondisi
ruangan yang kurang memadai dan tidak nyaman. Masalah ini dapat berkembang
menjadi masalah yang sangat serius, karena sering sekali ruang perpustakaan sekolah
dikontrak oleh seorang guru untuk mengajar di perpustakaan. Selama pelajaran
guru tersebut berlangsung, pada jam-jam pelajaran tertentu. Dengan keadaan
seperti ini jika berlangsung sampai jam istirahat maka perpustakaan akan
beralih fungsi menjadi tempat penampungan korban bencana, hal ajaib ini terjadi
hanya akan terjadi jika di dalam perpustakaan memang ada sesuatu yang baru dan
menarik saja. Sedangkan yang sering terjadi oleh karena adanya penampungan korban
bencana di perpustakaan, menyebabkan siswa yang hendak datang berkunjung ke perpustakaan
hilang minatnya dan lebih baik bercanda ria di kantin atau di kelasnya atau
dimanapun tempat yang lebih nyaman.
Terbatasanya
tenaga pengelola perpustakaan. Karena fasilitas perpustakaan sekolah begitu
standar dan biasa-biasa saja, dengan sistem pengelolaan manual, biasanya
memuakkan bagi para siswa yang berkunjung. Ada saat dimana waktu istirahat
sudah akan habis dan siswa ingin meminjam buku, sedangkan bel masuk kelas sudah
berbunyi, namun karyawan perpustakaan tidak di tempat. Mungkin dengan tidak
adanya karyawan ditempat telah memuakkan siswa, ternyata masih ada lagi yang
lebih parah yaitu ketika harus mengantri saat hendak meminjam atau
mengembalikan buku, betapa para siswa menjadi sangat kesal dan mengeluh
“kelamaan lah bu”. Kata-kata ini menjadi sangat fenomenal didalam perpustakaan.
Oleh karena kejadian seperti ini siswa akhirnya mengurungkan niatnya untuk
meminjam buku dan kembali dari perpustakaan dengan kecewa dan berst hati.
Terbatasnya
waktu berkunjung di perpustakaan. Kebanyakan perpustakaan buka saat sebelum
proses belajar mengajar di sekolah dimulai, sayangnya perpustakaan tutup
bersamaan dengan waktu pulang sekolah. Siswa yang hendak berkunjung saat waktu
pulang sekolah karena kepadatan kegiatannya sejak dari pagi sampai siang hari akhirnya
tetap tidak bisa berkunjung ke perpustakaan, karena karyawan di perpustakaan
juga harus pulang.
Kontroversi
yang patut diperbincangkan
Ada
satu permasalahan lagi, permasalahan ini digadang-gadang telah menjadi sangat
kontroversi di kalangan remaja-remaja yang datang ke perpustakaan di sekolah
mereka yaitu, di perpustakaan kebanyakan peraturan, siswa akhirnya lebih
memilih tidak masuk ke perpustakaan daripada mengorbankan hak asasi manusia
yang dimilikinya. Pasti ada peraturan yang berbunyi bahwa jika berkunjung ke
perpustakaan jangan bersuara. Ada juga peraturan yang berbunyi jangan makan di perpustakaan.
Peraturan lain dan seterusnya, namun yang menjadi begitu terkenal adalah dua
peraturan ini.
Coba
kita realisasikan dalam kehidupan sehari-hari dimana perpustakaan adalah rumah
teman kita dan buku yang berada di dalam perpustakaan adalah teman kita, serta
kita sendiri sebagai tamu di rumah teman kita yang bernama buku. Jika datang
bertamu ke rumah orang maka kita harus menghargai kebiasaan yang ada pada rumah
itu, sama halnya dengan kita masuk ke rumah buku kita juga harus menghormati
kebiasaan yang ada di rumah buku yang berupa
peraturan-peraturan.
Untuk
menghormati kebiasaan di rumah teman kita pasti mudah untuk menyesuaikan,
karena kita sekarang sudah hidup di dunia yang cukup modern, tentu kebiasaan
keluarga kita dengan keluarga teman kita hanya berbeda sedikit saja maka untuk
bertamu ke rumah buku juga pasti mudah dengan menghormati kebiasaannya. Lama
kelamaan kita pasti dapat memahami dan menyadari, bahwa dengan menghormati
kebisaan di rumah buku kita akan bisa menyatu dengan kebiasaanya nanti.
Disisi
lain perpustakaan dengan berbagai kebiasaan yang ada pada peraturannya yang bermaksud
baik untuk para tamu, sayangnya para tamu merasa lelah dengan peraturannya,
karena begitu mengikat. Sekali bersuara di tegur karyawan perpustakaan, apalagi
kalau lapar menghampiri saat di perpustakaan, jangan harap bisa makan karena haram
hukumnya apabila makanan masuk ke sana.
Segala
keterbatasan yang dimiliki perpustakaan biasanya terjadi karena kurang adanya
perhatian dari sekolah, sehingga dana untuk pengembangan perpustakaan cenderung
sangat minim bahkan beberapa sekolah swasta menganggap bahwa perpustakaan
sekolah bukan hal yang penting. Sedangkan untuk permasalahan mengenai pengelola
perpustakaan memang manjadi umum sekarang ini, bahwa karyawan perpustakaan
biasanya adalah guru atau sekedar karyawan yang kurang terlatih dan tidak profesional
yang diberikan tugas oleh sekolah untuk melayani di perpustakaan.
Dengan
adanya kenyataan seperti di atas mengenai kekurangan perpustakaan seakan-akan menunjukkan
pada kami para siswa, bahwa perpustakaan adalah tempat yang sebaiknya tidak
usah di kunjungi dari pada sesal nantinya. Kekurangan perpustakaan yang cukup
banyak membuat para siswa merasa enggan untuk membaca, para siswa membaca hanya
ketika ada tugas dan saat ada ulangan harian saja, di luar itu para siswa malas
sekali membaca. Kalau begini bagaimana akan tumbuh manusia yang bermutu dan
berkualitas.
Adalah suatu hal yang tidak
mungkin bila seseorang mendapatkan ilmu tanpa membaca, sebab membaca berarti
kita bisa mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya terjadi. Seperti hasil
penelitian yang dilakukan oleh para ahli di masa lampau yang telah dibukukan,
tentu ada banyak sekali hasil berupa penelitian para ahli yang dapat menjadi
sumber informasi baru yang hanya dapat kita saja yang mengetahuinya sebab kita
telah membaca sebelumnya. Berbeda dengan jika dibandingkan dengan orang yang
sama sekali belum membaca sebelumnya, tentu kita akan mendapat nilai tambah
dari orang tersebut. Semuanya itu hanya dapat terjadi jika kita telah membaca
sebelumnya. Oleh karena itu jadilah orang yang rajin membaca, sebab tidak ada
salahnya meluangkan sedikit waktu untuk membaca.
Cobalah
untuk mencintai buku mulai dari sekarang, daripada tidak memulainya sama
sekali. Dengan mencintai buku maka kita akan mencoba untuk memahami apa isi
dari buku itu dan apa maksud yang ingin disampaikan oleh buku itu kepada kita,
lama-kelamaan kita akan menjadi terbiasa dengan hal-hal seperti ini dan kita
akan menjadi sering terlihat bersama dengan buku karena sudah ada kecocokan antara
diri kita dengan buku. Sungguh sangat bermanfaat buku bagi kita, karena dengan
sering menganalisis suatu bacaan, otak kita selalu terasah dan semakin
berfungsi dengan baik sehingga kita tumbuh menjadi manusia yang cepat tanggap.
Apabila
kebiasaan ini selalu dibiasakan dan dipupuk setiap hari maka akan menumbuhkan
hasil yang baik. Tetapi jangan karena senang membaca buku setiap hari meminta
kepada orang tua untuk membeli buku, tetapi carilah buku-buku yang belum pernah
kamu baca di perpustakaan. Meskipun di
suatu perpustakaan memiliki buku yang sedikit tapi jangan salah, karena di perpustakaan
pasti tetap saja ada banyak sekali buku yang dapat dibaca dan kamu hanya
tinggal mencari saja apa yang paling sesuai dengan kehendakmu.
Teman
yang berguna
Sebagai
teman perpustakaan yang baik, kita diperbolehkan untuk selalu mengembangkan dan
menyebar luaskan semangat membaca ke berbagai tempat. Kita bisa menjadikan
perpustakaan sebagai teman kita dengan kita membangun perpustakaan kecil di
rumah. Perpustakaan kecil yang kita bangun di rumah semuanya serba minimalis dan
tidak usah terlalu menuntut bahwa yang namanya perpustakaan harus banyak
bukunya. Tentu tidak perlu ada yang namanya target untuk membangun perpustakaan
kecil, sehingga dengan adanya pembangunan perpustakaan kecil di rumah telah
memberikan jalan pintas bagi kita agar dapat selalu datang ke perpustakaan meski
hanya untuk sekedar membaca atau mengisi waktu luang.
Dan mulailah juga untuk memahami segala
peraturan yang telah dibuat oleh perpustakaan, karena semua peraturan itu
dibuat untuk menunjang kenyamanan para tamu yang berkunjung untuk membaca. Coba
bayangkan saja kalau isi perpustakaan adalah orang yang sedang berdebat dan
mungkin ada yang sedang makan nasi goreng, pasti konsentrasi untuk membaca buku
menjadi terganggu, oleh karena itu marilah pahami hal ini dan tinggalkanlah
sejenak keegoisan yang ada pada diri masing-masing demi tercapainya keinginan
untuk memajukan pemuda-pemudi yang bermutu dan berkualiatas bagi bangsa ini.
Ingat
kembali dan jangan hanya diingat kembali saja, tetapi pahami bahwa buku adalah
sumber ilmu. Sebagai sumber ilmu maka buku harus kita hormati, karena tidak ada
ilmu pasti yang bisa kita ketahui apabila tidak ada buku. Untuk itu bacalah
buku karena selain mendapatkan ilmu, pembaca juga mendapat banyak
informasi yang berguna dan keuntungan lain yang dapat kita peroleh adalah
merasakan sensasi keliling dunia hanya dengan membaca buku.
Mebaca bisa menjadi kegiatan yang sungguh menyenangkan
karena kita bisa memperoleh informasi ter-update
mengenai segala hal. Secara tidak langsung siapa yang rajin membaca telah
menjadi orang yang kekinian. Kekinian dalam arti, seseorang menjadi
manusia yang berwawasan mengenai suatu hal yang sedang populer dan booming dikalangan teman-teman di
seluruh dunia.