Di era globalisasi ini, mindset
masyarakat sudah semakin maju, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat. Akses internet pun menjadi sangat mudah diperoleh, dengan
adanya layanan internet, masyarakat dapat dengan mudahnya mendapatkan informasi
yang akan mereka cari. Wawasan mereka akan bertambah seiring dengan kemajuan
teknologi yang ada. Saat ini, masyarakat khususnya siswa lebih asyik bermain
dengan gadget mereka untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Alangkah lebih baiknya,
jika mereka bijak dalam menggunakan kecanggihan gadgetnya untuk hal-hal yang
positif.
Untuk mengantisipasi penyalahgunaan
teknologi, kita harus membuat siswa tertarik dengan sesuatu hal, yakni dengan
mengajak mereka bersahabat dengan perpustakaan. Namun sebelum itu, siswa harus
mengenal terlebih dahulu apa itu perpustakaan? Perpustakaan adalah sebuah wadah
bagi siswa untuk menimba ilmu, karena di dalamnya banyak sekali buku-buku dan
informasi yang dapat membuat siswa memperoleh ilmu pengetahuan yang akan
bermanfaat bagi dirinya.
Siswa harus dibuat haus akan ilmu, karena
manusia tanpa ilmu, seperti danau tanpa air, kurang bermanfaat. Dengan siswa
haus akan ilmu, maka mereka akan terus mencari ilmu tersebut dimana saja, dan
buku serta internet menjadi pilihan mereka. Setelah mereka terus berkutat
dengan informasi atau ilmu itu, maka mereka pasti akan merasakan jatuh cinta
terhadap ilmu tersebut. Kalau siswa sudah mencintai hal-hal yang berbau
pengetahuan, maka mereka pasti tidak akan merasa terbebani atau terpaksa jika
harus membaca buku di perpustakaan.
Dengan siswa belajar di perpustakaan
maka tujuan dan fungsi perpustakaan akan tercapai. Lalu belajar itu apa? Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam
(Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya. Jadi, belajar adalah sebuah proses dimana kita
berusaha mengubah ketidaktahuan kita menjadi tahu akan sesuatu hal.
Alasan
siswa malas mengunjungi perpustakaan disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut
pengamatan sederhana yang telah saya lakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan
rendahnya tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah, seperti minimnya
fasilitas di perpustakaan, pustakawan yang kurang “bercengkrama” dengan siswa,
sistem pelayanan yang baku, dan suasana perpustakaan yang monoton atau
membosankan.
Siswa sering enggan mengunjungi perpustakaan
karena takut dijuluki “si kutu buku” atau menjadi tidak “kece”
karena akrab dengan perpustakaan. Di zaman yang modern ini, siswa yang dianggap
keren oleh teman-temannya adalah siswa yang sering “ngetrip” atau pergi
untuk berwisata. Hal ini tentunya membuat siswa yang sebenarnya dalam hatinya
ingin mengunjungi perpustakaan, malah lebih memilih untuk “hangout” bersama
teman-temannya.
Dengan
demikian, siswa seharusnya diberi tempat wisata yang membuatnya betah dan
bermanfaat bagi dirinya, seperti perpustakaan yang nyaman dengan nuansa hotel
bintang lima. Dengan dibuatnya perpustakaan yang menarik seperti itu, akan
mengubah pandangan siswa terhadap wisata yang unik, bukan wisata seperti pada
umumnya yaitu perpustakaan yang dapat dijadikan sebagai wahana pembelajaran.
Karena kunci utama siswa akan tertarik mengunjungi perpustakaan adalah
meningkatkan kenyamanan, layanan, dan
fasilitas yang baik.
Contohnya saja,
seseorang pasti akan tertarik dan puas mengunjungi atau menginap di hotel
berbintang lima karena fasilitas dan kualitas pelayanan yang terbaik atau nomor
satu. Bayangkan saja, apabila fasilitas dan kualitas pelayanan tersebut
diaplikasikan ke dalam perpustakaan, pasti siswa akan lebih sering mengunjungi
perpustakaan itu karena kenyamanan yang mereka rasakan. Sehingga, siswa akan
menganggap perpustakaan sebagai rumah kedua bagi mereka setelah rumahnya
sendiri. Hotel
berbintang atau bintang hotel adalah salah satu jenis pengkelasan sebuah hotel.
Pengkelasan hotel ini dimulai dari hotel bintang satu sampai hotel bintang
lima. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, mengindikasikan bahwa
semakin lengkap pula fasilitas hotel tersebut.
Menurut KepMen Perhubungan No.PM.10/PW.301/Pdb–77 penentuan bintang hotel ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
Menurut KepMen Perhubungan No.PM.10/PW.301/Pdb–77 penentuan bintang hotel ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
·
Jumlah Kamar yang dimiliki hotel
·
Bentuk bangunan hotel
·
Perlengkapan atau fasilitas hotel
·
Mutu Pelayanan hotel
Hotel berbintang lima memang menyediakan
fasilitas yang super untuk dijadikan daya tarik bagi pengunjungnya, seperti
kamar yang luas, kolam renang, cafe, dan resepsionis yang baik.
B.
Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan suatu
unit yang membantu program sekolah untuk memberikan pelayanan dan penyedia
bahan perpustakaan. Pelayanan perpustakaan yang baik menjadi jurus jitu yang
harus dilakukan oleh pihak perpustakaan untuk menjadikan perpustakaan itu
sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat. Perpustakaan mempunyai tujuan
untuk membantu siswa memperoleh informasi guna menambah wawasan. Selain
fasilitas-fasilitas umum yang ada di perpustakaan, misalnya buku-buku menarik,
layanan internet, komputer, dan printer, pihak perpustakaan juga harus membuat
kesan untuk para pengunjung agar siswa betah berada di perpustakaan.
Kenyamanan yang diimpikan oleh siswa
harus perpustakaan wujudkan, karena saat ini, siswa tidak “melirik” perpustakaan
sama sekali karena berbagai faktor. Adapun faktornya adalah minimnya fasilitas
yang tersedia, pustakawan yang kurang ramah dan kompeten, sistem pelayanan yang
kaku, dan suasana perpustakaan yang membosankan. Kemajuan perpustakaan
ditentukan oleh keberhasilan perpustakaan yang dapat dimanfaatkan secara baik
oleh siswa. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di perpustakaan harus dapat
memacu prestasi siswa dan dapat digunakan sesuai dengan tujuan serta fungsi
perpustakaan.
Dengan adanya masalah-masalah yang
menyebabkan siswa enggan mengunjungi perpustakaan, maka sudah seharusnya pihak
perpustakaan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Seperti kata pepatah, semua bisa karena terbiasa, maksudnya adalah siswa akan
memperoleh ilmu yang ada di perpustakaan dengan dia sering mengunjungi
perpustakaan serta membaca buku di sana. Karena memang notabennya buku adalah
jendela dunia, yang dapat membuka cakrawala secara luas yang akan menambah ilmu
pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
Pihak perpustakaan harus merealisasikan
impiannya untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang menarik, yaitu
dengan mengubah perpustakaan yang mempunyai layanan seperti hotel bintang lima.
Dengan adanya pengubahan bentuk perpustakaan yang sering dianggap kuno menjadi
perpustakaan yang unik, maka hal ini akan menjadi solusi yang baik untuk
menarik perhatian siswa agar mengunjungi perpustakaan sekolah.
Tentunya, pihak sekolah juga harus
mendukung program perpustakaan ini, karena siswa bukan hanya mendapatkan
pembelajaran dari guru saja, namun juga dari buku-buku yang tersedia di
perpustakaan. Perpustakaan bintang lima ini juga cocok diterapkan untuk
perpustakaan umum guna menambah daya tarik bagi pengunjung perpustakaan.
C.
Perpustakaan Bintang Lima
Perpustakaan dianggap sebagai tempat
yang membosankan oleh siswa karena mereka tidak mengenal perpustakaan secara
dekat. Saat ini, pihak perpustakaan harus cerdas untuk memanfaatkan kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Siswa saat ini lebih
senang “nongkrong” di cafe selama berjam-jam dibandingkan dengan
berada di perpustakaan. Kemudian hal yang harus dilakukan oleh pihak
perpustakaan adalah mengubah konsep perpustakaan yang “jadul” menjadi
perpustakaan yang “mewah”. Mewah disini bukan berarti apa-apa serba mahal,
namun kemewahan ini berarti dapat menjadikan perpustakaan sebagai rumah kedua
bagi siswa dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.
Menurut pengamatan sederhana saya,
mayoritas siswa lebih senang berada di ruangan yang ber-AC, penuh dengan
minuman yang menyegarkan, ruangan yang luas, dan pelayanan yang baik. Hal ini
memang ada pada nuansa hotel bintang lima, dimana di dalamnya terdapat kolam,
kamar yang luas, pelayanan resepsionis yang baik, cafe, dan fasilitas lainnya.
Dengan adanya fasilitas tersebut, maka pengunjung pun akan mempunyai kesan yang
baik terhadap hotel tersebut. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak
perpustakaan untuk membuat siswa tertarik dengan perpustakaan.
Pihak perpustakaan dapat mengaplikasikan
nuansa hotel bintang lima pada perpustakaan sekolah. Kamar hotel yang luas
dapat diganti menjadi ruangan yang luas. Untuk awal penerapannya, bangunan
perpustakaan dapat dibagi menjadi beberapa ruangan, ruang cafetaria, ruang
hening, dan ruang tempat menyimpan bahan pustaka. Dengan fasilitas mebeler
nomor 1 layaknya hotel berbintang lima, ruang cafetaria ini dapat digunakan
oleh siswa untuk pengganti tempat “nongkrong”nya, karena di dalam
ruang cafetaria, pihak perpustakaan menyediakan berbagai minuman ringan yang
akan menemani siswa ketika membaca buku. Setelah siswa memilih buku yang dia
sukai, mereka bisa membawa buku tersebut ke ruang cafetaria dan membaca buku
tersebut sambil menikmati minuman yang segar. Contohnya, di ruang cafetaria
ini, pihak perpustakaan tidak perlu khawatir kalau buku yang dipinjam akan
hilang, karena di setiap ruang dalam perpustakaan, keamanan akan terjamin
dengan adanya CCTV.
Di dalam ruang cafetaria ini juga dilengkapi
layanan internet atau hotspot area dan AC yang akan lebih membuat nyaman siswa.
Kemudian, di dalam perpustakaan ada ruang hening, ruangan ini digunakan untuk
siswa yang ingin membaca dengan serius tanpa ada kebisingan. Dengan adanya
pembagian ruangan seperti ini, maka siswa akan lebih betah berada di
perpustakaan. Perpustakaan juga harus meningkatkan kualitas fasilitas-fasilitas
vital yang harus ada di perpustakaan, seperti komputer, bahan pustaka, printer,
layanan internet, gazebo, dan AC.
Selain itu, pustakawan juga bisa menjadi
resepsionis seperti yang ada dalam hotel bintang lima, pustakawan dapat
menyambut siswa dengan ramah. Bahkan ada pustakawan atau petugas khusus yang
menyambut siswa di depan pintu masuk perpustakaan. Sehingga, siswa merasa bahwa
pustakawan yang dulunya ditakuti karena “kegarangannya”, sekarang akan lebih
disenangi siswa karena “keramahannya”. Kemudian, pihak perpustakaan juga dapat
menambah pustakawan yang nantinya bertugas sebagai tutor bagi siswa. Apabila siswa
membutuhkan informasi, pustakawan dapat membantu siswa untuk memperoleh
informasi tersebut.
Seperti halnya hotel berbintang lima,
bangunan perpustakaan bisa dibuat bertingkat, dengan lantai atasnya adalah
ruang cafetaria. Suasana yang indah dapat dinikmati oleh siswa jika mereka
berada di ruangan tersebut. Dengan adanya fasilitas-fasilitas menarik tersebut
akan membuat siswa menjadi lebih “kece” namun dengan ilmu yang
dimilikinya. Dan mereka menemukan rumah kedua yang tidak kalah menariknya
dengan tempat-tempat “nongkrong” remaja zaman sekarang, yaitu
perpustakaan bintang lima, yang bernuansa atau terinspirasi dari hotel bintang
lima.
Dengan kualitas pelayanan yang baik
pula, maka siswa akan lebih nyaman untuk belajar di perpustakaan, dan
menjadikan perpustakaan sebagai tempat pembelajaran baginya. Di waktu senggang,
mereka akan lebih memilih untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca, serta
mencari informasi karena mereka merasa nyaman berada di sana.
Untuk mempromosikan perpustakaan bintang
lima ini, sekolah dapat mengadakan sosialisasi tentang perpustakaan tersebut. Pustakawan
juga dapat menyebarkan brosur yang berisi tentang fasilitas dan pelayanan yang
ada di perpustakaan bintang lima ke setiap kelas agar siswa mengetahuinya. Cara
yang lain adalah dengan memanfaatkan teknologi internet, yaitu mempromosikan
perpustakaan bintang lima yang ada di sekolah melalui media sosial.
Perpustakaan dapat membuat instagram dan meng-upload fasilitas yang
ada di perpustakaan, seperti ruang cafetaria, pelayanan yang baik dari
resepsionis, dan fasilitas yang lengkap.
Siswa juga tidak akan merasa ketinggalan
zaman karena mereka bisa mendapatkan tempat yang cocok bagi mereka, dengan
nuansa yang indah yaitu dengan fasilitas yang ada di perpustakaan bintang lima.
Justru, mereka akan merasa bangga karena mereka bisa “kece” tanpa harus
meninggalkan kewajiban utamanya sebagai seorang pelajar.
D.
Kesimpulan
Untuk mengukir prestasi siswa memang
membutuhkan pengorbanan dari pihak sekolah, salah satunya dengan menjadikan
perpustakaan sebagai sahabat siswa. Dengan adanya perpustakaan bintang lima
ini, diharapkan siswa akan lebih nyaman jika berada di dalam perpustakaan dan
akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak dari bahan pustaka atau buku-buku
yang mereka baca.
Pada zaman yang sudah serba modern ini,
kebosanan-kebosanan siswa terhadap tempat klasik dan melankolis memang menjadi
masalah yang harus diatasi bersama. Perpustakaan bintang lima ini dapat
dijadikan solusi untuk mengatasi kebosanan siswa terhadap citra perpustakaan
yang kuno, menjadi sesuatu yang akan berkesan pada dirinya.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam
perpustakaan bintang lima ini terinspirasi dari fasilitas yang ada di hotel
bintang lima. Dan diharapkan kenyamanan yang ada di dalam hotel bintang lima,
dapat diaplikasikan ke dalam perpustakaan bintang lima, sehingga menumbuhkan
rasa spesial bagi siswa untuk mengunjungi dan berlama-lama di perpustakaan yang
sudah dianggap seperti rumah kedua baginya.
Dengan adanya perpustakaan bintang lima,
masyarakat umum, pengunjung, siswa akan terkesan dengan fasilitas-fasilitas
yang disediakan di perpustakaan bintang lima, dan pengunjung akan merasa ingin
pergi ke perpustakaan lagi dan lagi.
Perpustakaan bintang lima ini dapat
diciptakan atau diaplikasikan di perpustakaan sekolah manapun. Dengan ruangan
yang nyaman dan pelayanan dengan kualitas yang baik akan menumbuhkan budaya
membaca pada siswa, karena siswa akan sering mengunjungi perpustakaan sekolah.
Dengan demikian, maka generasi emas penerus bangsa akan terwujud karena
perpustakaan sudah dijadikan sahabat oleh siswa dan siswa tidak merasa
terbebani saat menimba ilmu karena dia sudah merasa nyaman berada dalam
perpustakaan bintang lima tersebut.
Daftar Pustaka
Hariyanto, S.Pd. 2010. Pengertian
Belajar Menurut Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/.
Diakses tanggal 20 April 2016.
Dhaniswara. 2009. Tahukah Agan Pengertian dari Hotel Berbintang (mulai dari 1
s.d 5) ?. http://www.kaskus.co.id/thread/5109f7f3eb74b4764c00000c/tahukah-agan-pengertian-dari-hotel-berbintang-mulai-dari-1-sd-5/.
Diakses tanggal 19 April 2016.