Perpustakaan sekolah
merupakan salah satu instansi pendididkan dibawah naungan Kementrian Pendidikan
yang ada di sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang pendidikan yang ada di Indonesia. Didalam perpustakaan
sekolah terdapat banyak sekali koleksi buku, majalah, buku cerita, serta
informasi. Perpustakaan sekolah juga menawarkan banyak sekali ilmu pengetahuan
yang merupakan elemen fital dalam mendongkrak prestasi sisiwa di sekolah.
Seiring dengan fenomena perkembangan zaman dan teknologi saat ini, memiliki
suatu pengaruh terhadap perkembangan perpustakaan yang menuntut adanya
pengaplikasian perpustakaan dengan tekhnologi yang canggih yang tersedia saat
ini. Sehingga akan tercipta suatu konstribusi antara perpustakaan dan teknologi
saat ini demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Perpustakaan sekolah memiliki
tugas membantu proses belajar mengajar siswa dan guru dengan menyediakan
bahan-bahan pustaka yang di sesuaikan dengan kurikulum dan tidak ketinggalan
tentunya perpustakaan sekolah harus memiliki fasilitas-fasilitas yang modern
sesuai perkembangan zaman dan teknologi.
Zaman
milenium; ICT atau(teknologi informasi dan komunikasi)
Istilah “Teknologi Informasi
dan Komunikasi‟ tidak dapat dipisahkan dari konsep yang membangunnya, yakni
konsep Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi informasi bisa didefinisikan
sebagai pemanfaatan teknologi guna keperluan pengolahan informasi. Hal ini
senada dengan definisi yang dicantumkan Dictionary of Information Technology
yang menyebutkan bahwa teknologi informasi merupakan, “the acquisition, processing, storage and dissemination of vocal, pictorial,
textual and numerical information by a microelectronics-based combination of
computing and telecommunications”.[1]
Ledakan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada era sekarang ini sangatlah pesat bagaikan laju
roket, hal ini berpengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan manusia, Hampir semua
sendi kehidupan manusia mengalami dampak dari perubahan ini, Seperti hal nya
pada paradigma perpustakaan. Dengan adanya pengaruh ini berdampak pada perubahan paradigma
perpustakaan yang mengharuskan para pengelola perpustakaan melakukan suatu
inovasi baru, ini selaras dengan perkataan seorang, Siregar dengan perkembangan
teknologi informasi, pustakawan dapat tersisih jika mereka tidak membarukan
visi mereka tentang kepustakawanan dan menyesuaikan praktek.[2]
Mendengar pernyataan berikut
penting rasanya untuk para pustakawan melakukan suatu update terhadap berbagai elemen perpustakaan yang dianggap masih
kurang mumpuni serta masih dianggap sangat jauh dari kata modern,tetapi bukan
halyang mudah tentunya, akan lebih baik jika dalam proyek updateing ini dimulai dengan membangunkan kesadaran para pengelola
perpustakaan agar memiliki pemikiran sesuai perkembangan zaman, dan memiliki
kesadaran perlunya melakuakan update
terhadap perpustakaan, yang merupakan sumber primer bagi para pengunjungnya
yang akan mencari informasi, ilmu pengetahuan,dan lain sebagainya.
Dengan dilakukanya update maka akan sangat memungkinkan
perpustakaan untuk mengepakan sayapnya lebih lebar, sehingga sesuatu hal yang
dulu tidak mungkin dapat dilakukan oleh perpustakaan sekarang akan sangat
mugkin dan akan lebih mudah dilakukan oleh perpustakaan. Suatu perpustakaan
dalam melakukan update tentunya
membutuhkan suatu cara agar dapat mendukung proyek yang akan digarap, disini
perpustakaan dapat menggunakan suatu formulasi yaitu dengan memperluas
jangkauan otomasi perpustakaan dan juga malakukan pemanfaatan sumberdaya
elektronik yang sangat melimpah saat ini.
Dengan demikian tentunya
akan sangat mungkin update perpustakaan dapat di realisasikan sehingga dapat
tercipta sebuah fasilitas pendidikan yaitu perpustakaanyang mimiliki pelayanan
lebih modern sesuai dengan tujuan proyekupdateing
perpustakaan. Tetapi ini tidak berhenti sampai disini saja, karena ada sesuatu yang
masih menjadi problematika pada perpustakaan yaitu, pengunjung perpustakkan
yang masih sangat sedikit, koleksi buku yang masih sedikit, serta minat membaca
masyarakat yang masih berada pada kategori rendah, inilah yang masih harus
diperhatikan dalam melakukan update perpustakaan.
Perpustakaan harus memiliki
banyak pengunjung, perpustakaan harus memiliki banyakkoleksi buku, perpustakaan
harus dapat menumbuhkan minat membaca masyarakat, perpustakaan harus dapat
menjadi sumber informasi dan ilmu pengetahuan serta sebagai tempat rekreasi, perpustakaan
harus memberikan pelayana yang memuaskan, perpustakaan harus memiliki fasilitas
yang modern, itu semua adalah tuntutan yang harus dipenuhi oleh suatu perpustakaan
sehingga dapat di katakan sebagai perpustakaan yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Itu semua merupakan suatu keharusan yang dimiliki oleh perpustakaan,
sebagai gudang ilmu pengetahuan dan informasi yang dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat sebagai elemen.
Perkembangan tekhnologi
informasi dan komunikasi pada era milenium ini, mengharuskan perpustakaan untuk
dapat memanfaatkanya dengan bijak dan mengambil sisi positif dari efek yang di
timbulkan, sehingga akan dapat memunculkan ide-ide kreatif dan inovatis, yang
memberikan inovasi-inovasi baru terhadap masyarakat luas melalui perpustakaan.
Dengan adanya fenomena seperti ini pengelola perpustakaan harus dapat menyaring
perubahan yang terjadi dan apa yang tetap untuk diterapkan di perpustakaan, serta
apa yang mengharuskan pengelola melakukan update,
sehingga tidak akan menimbuklan kontra yang berdampak pada gagalnya perubahan
yang akan dilakukan terhadap perpustakaan.
Selain memberikan dampak
positif perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi juga dapat mengganggu
kinerja perpustakaan tetapi ini tidak menjadi tolak ukur perpustakaan untuk
melakukan suatu update sehingga akan
terciptanya suatu perpustakaan yang ramai, nyaman, tertib, modern serta memiliki
kualitas yang tidak diragukan lagi.
Realitas;
Wajah Perpustakaan Sekolah di Indonesia
Hidup segan mati tak mau.
Barangkali kalimat itu, menjadi kalimat yang paling pas untuk menggambarkan
kondisi Perpustakaan Sekolah saat ini. Hidup segan, mengingat beratnya melawan
arus ketidak populeran aktivitas mereka sendiri, mengajak siswa gemar membaca
buku, Dihadapkan pada siswa yang tengah riuh dengan pesta, dan cinta.
Seolah-olah sungguh sayang jika harus melipat keakraban canda, kehangatan
cinta, para siswa di sekolah. Mati tak mau, karena perpustakaan dianggap masih
memberikan prestise tersendiri untuk sekolah (akreditasi, kondite). Hingga
keberadaannya tetap dipertahankan.
Melihat kalimat seperti ini
penting rasanya untuk memperbaiki wajah perpustakaan sekolah yang ada di
indonesia, karena seperti kata hidup segan yang memberikan suatu bisikian tajam
yang menusuk ke telinga bahwa keberadaan perpustakaan sekolah telah memberikan
banyak sekali manfaat bagi para siswa yang mempengaruhi prestasi siswa sehingga
meningkatkan citra sekolah, memang ada beberapa perpustakaan sekolah yang
dianggap sudah memenuhi kriteria sebagai perpustakkan sekolah yang memiliki
kualitas dan kuantitas sesuai dengan standar bahkan lebih. Tetapi ingat ini
hanya beberapa mungkin keberadaannya hanya 1:100 saja di Indonesia. Sangat
menyedihkan bukan? Ya tentu, perpustakkan yang seharusnya menjadi sumber informasidan
ilmu pengetahuan yang ada di sekolah dan merupakan salah satu gudang ilmu bagi
siswa dalam mengembangkan diri serta meraih prestasi, ternyata masih sangat
memprihatinkan kondisinya.
Hal ini diperparah dengan
keberadaan perpustakkan sekolah yang tidak berada disuatu lokasi utama
melainkan berada di sebuah sudut sekolah yang memperparah keadaan. Karena
dengan letak perpustakaan yang jauh dari jangkauan mengakibatkan minat membaca
para siswa menurun, selain itu fasilitas yang ditawarkan oleh perpustakaan
sekolah masih sangatlah minim dan ketinggalan zaman, kondisi seperti inilah
yang seharusnya menjadi renungan bagi kita para penerus bangsa dengan melihat
wajahperpustakaan sekolah yang masih sangat memprihatinkan ini, bagimana
pendidikan di Indonesia akan berkembang? Perpustakan yang menjadi sumber ilmu
pengetahuan saja masih sangatlah buruk, apa yang seharusnya dilakuakan? Formula
apa yang tepat untuk menangani masalah ini? Ya mari kita ulas bersama solusi
yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Tetapi Sebelumnya mari kita lihat
bagaimana fasilitas yang ada didalam perpustakaan sekolah yang ada di Indonesia.
Pengaruh
kelengkapan fasilitas perpus terhadap perkembangan perpustakaan sekolah di
indonesia
Fasilitas menurut zakiah
daradjat “fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalamrangka
mencapai suatu tujuan[3].Dengan adanya fasilitas
akan mempermudah kita semua dalam melakukan suatu hal, karena dengan
fasilitaslah seseorang akan merasa terbantu dalam menyelesaikan pekerjaanya,
tidak hanya sampai disitu, fasilitas juga akan mempermudah dalam pencarian
informasi, ilmu pengetahuan, berita dan masih banyak lagi. Keberadaan fasilitas
mengalami perkembangan dari masa kemasa mulai dari fasilitas yang sangat
sederhana hingga fasilitas yang sangat kompleks.
Dalam era milenium ini sudah
banyak sekali fasilitas-fasilitas baik fasilitas umum maupun fasilitas pribadi
yang beredar, dan semuanya memiliki fungsi masing-masing. Berbicara mengenai
fasilitas, mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana dengan fasilitas yang ada di
perpustakaan sekolah di Indonesia? Apakah fasilitas perpustakaan sekolah di Indonesia
sudah lengkap? Pertanyaan itu mungkin sangat tepat diajukan setelah mengetahui
bagaimana wajah perpustakaan di Indonesia. Mendengar pertanyaan tersebut ada
sebuah penelitian disuatu sekolah yang menerangkan bahwa fasilitas yang ada di
perpustakaan sekolah, disalah satu sekolah yang ada di Indonesia masih
sangatlah memperihatinkan tiada bedanya dengan kondisi fisik perpustakaan
sekolah di Indonesia.
Dari penelitian tersebut
maka dapat kita tarik kesimpulan sementara bahwa perpustakaan sekolah di Indonesia
tidak mengalami perkembangngan melainkan mengalami keterpurukan, mengapa
demikian? Perkembangan pada suatu instansi dapat dilihat dari kondisi fisik
instansi tersebut serta bagaimana fasilitas yang tersedia didalam instansi
tersebut. Perpustakaan sekolah disini merupakan salah satu instansi, jadi
dengan pernyataan demikian memang benar perpustakaan di Indonesia mengalami
keterpurukan.
Erat kaitanya fasilitas
terhadap perkembangan perpustakaan, bagaimana akan berkembang, kondisi ruangan saja
masih jauh dari kata layak, dengan fasilitas yang jauh tertinggal dari
perkembangan zaman, hal seperti ini yang harus ditangani dengan serius oleh
pemerintah pada khususnya dan oleh para pengelola perpustakaan sebagai
penanggung jawab yang memiliki kewenangan serta yang menentukan perkembangan
perpustakaan itu sendiri. Dengan kenyataan yang sangat menyayat hati seperti
ini adakah cara untuk mengatasi ini semua?
Unpdateing
of library; peningkatan performa perpustakaan berbasis TI dan komunikasi
(Electronic Digital Library)
Setelah mengulas beberapa
masalah diatas, maka perlu adanya penyelesaian karena suatu masalah yang
terjadi pasti memerlukan adanya titik temu, jalan keluar atau lebih tepatnya
penyelesaian. Sebelumnya saya sudah sedikit menyinggung mengenai penigkatan
performa perpustakaan berbasis ICT yang mengharuskan para pengelola
perpustakaan dan para pustakawan untuk melakukan suatu proyek besar dalam
melakukan updateing perpustakaan. Yang merupakan elemen penting, yang berperan dalam
sendi kehidupan manusia. Dalam perkembanganya ICT menuntut perpustakaan baik
sekolah atau perpustakaan yang lainya untuk menyediakan informasi dan edukasi
bebasis elektronik, dengan pengaplikasian TIK dalam pengadaan bahan
perpustakaan, pada umumnya pengadaan bahan perpustakaan meliputipemeriksaan
ketersediaan koleksi melalui hunting ke penerbit atau toko buku. Lebih daripada itu perkembangan TIK dapat diaplikasikan dalam pengelolaan
perpustakaan yang dapat membantu para pengelolaan perpustakaan seperti dalam
pengiventarisan, pengatalogan, pemuatan cover, serta penyelesaian fisik bahan
perpustakaan. Layanan perpustakaan juga perlu dilakukan pengaplikasian dengan
TIK sehingga akan meningkatkan kualitas
pelayaan perpustakaan meliputi kecepatan, ketepatan, serta keakuratan dalam
memberikan layanan informasi. Menurut buku yang saya baca dengan judul
“teknologi informasi untuk perpustakaan sekolah” aplikasi teknologi informasi
di bidang layanan perpustakaan, di antaranya desain dan pengembangan games, manajemen
sistem informasi, penelusuran basis data, katalog,multimedia,layanan pemustaka,
penelitian dan analisis kebutuhan informasi pemustaka pembentukan jaringan
informasi dan kerja sama perpustakaan, jaringan telekomunikasi serta pada
penggunaan disain dan administrasi website perpustakaan.[4]Denganseperti ini akan
mempermudah terciptanya perpustakaan berbasis TIK atau yang lebih dikenal
digital library.
Pada hakikatnya Perpustakaan
digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek informasi
yang mendukung akses dalam pencarian informasi melalui perangkat digital,[5] yang memudahkan para
pengujung perpustakaan untuk mengakses informasi yang terdapat pada koleksi
informasi pada perpusakaan, dengan demikikan akan memberikan pengaruh yang
sangat bersar pada kehidupan perpustakaan dan akan menjawab semua permasalahan
yang dihadapi perpustakaan saat ini. Tidak berhenti sampai disini saja dalam
proyek menuju terciptanya elektronic digital library perluadanya peningkatan
kualitas meliputi fasilitas serta semua elemen fisik untuk mendukung
proses updateing, sehingga akan
mempermudah dalam proses pengerjaannya.
Dengan dilakukanya updateing
seperti ini akan menunjang perkembangan perpustakaan menuju ke arah yang lebih
baik,serta memberikan kontribusi yang positif terhadap kehidupan perpustakaan.
Dalam proses ini di dukung oleh undang-undang RI NO 43 tahun 2007 yang mengatur
tentang perpustakaan, yang memacu para pengelola perpustakaan untuk lebih
serius dalam melaksanakan updateing ini sebagai penanggung jawab perpustakaan.
Tetapi ini tidak menutup kemungkinan masyarakat untuk dapat ikut andil dalam
proses ini, karena pada dasarnya perpustakaan adalah milik kita semua sehingga
kita harus bersama-sama menjaga dan mengembangkan perpustakaan sesuai dengan
perkembangan zaman.
Terciptanya perpustakaan
berbasis TIK akan memberikan angin segar pada perpustakaan serta akan menjawab
semua persoalan yang dihadapi perpustakaan saat ini, seperti perpustakaan yang
dulu sepi pengunjung sekarang akan ramai pengunjung, perpustakaan yang dulu
hanya memiliki sedikit sekali koleksi baik buku, informasi dan sebagainya
sekarang akan lebih banyak memiliki itu semua, perpustakaan yang dulu memiliki
ruangan yang sangat memprihatinkan sekarang akan berubah bagaikan istana, semua
itu akan di lengkapi dengan fasilitas-fasilitas modern berbasis TIK, seperti
dalam pencarian buku dirak dapat dilakukan menggunakan perangkat digital.
Disamping itu updateing perpustakkan
juga memiliki tujan seperti dalam buku “teknologi informasi untuk perpustakaan
sekolah” yaitu untuk memenuhi kebutuhan pemustaka tentang informasi secara
lebih cepat, tepat, dan akurat, untuk memenuhi kebutuhan pengelola perpustakaan
dalam mengolah dan menyajikan koleksi serta melayani pengguna secara lebih
efektif dan efisien , dan yang terakhir adalah untuk memenuhi kebutuhan
organisasi perpustakaan agar dapat tetap eksis dan mampu berkembang serta
bersaing dengan lembaga perpustakaan lainya.[6] Ini semua akan mempermudah
semua kegiatan yang ada di dalam perpustakaan, disamping itu semua masih banyak
lagi pengaruh positif yang akan didapatkan oleh perpustakaan dengan dilakukanya
updateing menuju perpustakaan bebasis TIK, yang kita semua harapkan diera
globalisasi seperti ini.
Dengan demikian maka
perpustakaan akan dapat memberikan manfaat lagi kepada masyarakat, siswa, serta
untuk semuanya secara maksimal sebagaimana peran perpustakaan yang merupakan
sumber primer bagi para pengunjungnya dalam mencari informasi, ilmu pengetahuan
dan sebaginya. Itu semua akan terrealisasikan dengan terciptanya perpustakaan
berbasis TIK seperti yang kita harapkan sehingga performa perpustakaan akan
mengalami peningkatan pesat. Dan semoga ini semua akan memberikan manfaat,
serta kita dapat mengambil hikmah dari semua ini. Sehingga kita sebagai manusia
modern dapat mengikuti perkembangan tekhnologi serta dapat memanfaatkanya
dengan baik sesuai dengan tuntutan zaman.
[1]
Sudarto. 2012. “Teknologi informasi untuk perpustakaan sekolah”. Jakarta :
perpustakaan nasional RI, hal 5.
[2]Singgih aryo. 2014.
“Pemanfaatan tekhnologi informasi
dan komunikasi dalam pengelolaanperpustakaan”(http://singgiharyo.blogspot.co.id/2014/12/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan.html),
diakses tanggal 20 April 2016.
[3]Arianto
samier irhash. 2008. Pengertian fasilitas belajar (http://sobatbaru.blogspot.co.id/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html
) diakses tanggal 21 april 2016
[4]Sudarto.
2012. “Teknologi informasi untuk perpustakaan sekolah”. Jakarta : perpustakaan
nasional RI, hal 15-16.
[5] Ali
Ibrahim dan Mira Afrina. 2011. “Pengembangan Model Perpustakaan Berbasis
Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Kinerja Layanan Perpustakaan dan
mewujudkan perpustakaan ideal berbasis digital di Fasilkom Unsri”, dalam
Makalah KNTIA 2011.
[6]Sudarto.
2012. “Teknologi informasi untuk perpustakaan sekolah”. Jakarta : perpustakaan
nasional RI, hal 16.