Balai Desa Sinduraja (dokrpi) |
arifsae.com - Desa Sinduraja merupakan salah satu desa
yang berada di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Desa Sinduraja
memiliki 4 wilayah yang di bagi menjadi dusun 1, 2, 3, dan 4. Desa Sinduraja
sekarang dipimpin oleh kepala desa yang
bernama Suwitno (2016). Sinduraja memiliki banyak tempat yang diberi nama masing-masing
yang berbeda yaitu Gambiran, Kepetek, Tangkil, Lurung, Karang Randu, Patrol, Jagalan, Kesesi, Bangkong Reang, Kecepit,
Sigong, Rawakele, Bintaro, Sinduraja dan lain sebagainya.
Desa Sinduraja memiliki banyak keunikan dan tempat-tempat keramat lainnya
seperti Kuburan Kecepit dan Kuburan Sigong adapula Sumur Bandung, Jembatan Landa, Punden Keramat.
Di Desa
Sinduraja ini juga terkenal dengan keseniannya yang sudah terkenal, yaitu
kesenian Kuda Kepang atau yang sering di kenal sebagai ebeg. Dalam hal ini saya sebenarnya tidak tau
tentang asal usul dari Desa saya sendiri karena memang dari kecil tidak
mendengar asal usul yang jelas. Akhirnya saya memutuskan untuk bertanya kepada
yang lebih tua.
Alhasil Mbah Tarno
lah yang saya wawancarai dan menjadi sumber artikel. Untuk lebih jelas tentang
asal usul Desa Sinduraja saya juga menanyakan nya kepada pegawai Desa
Sinduraja. Saya mendapat banyak ilmu dan cerita tentang asal usul Desa
Sinduraja dari Sekertaris desa yang bernama Bu Laela Nur Khasanah. Mbah Tarno dan Bu Laela Nur Khasanah sebagai sumber
saya tersebut adalah mbah dan ibu saya sendiri.
Asal
mula Desa Sinduraja (konon katanya) di mulai dengan kisah Raden Sindu.
Raden Sindu yaitu Patih di Kerajaan
Majapahit. Raden Sindu itu patih yang sudah dipercaya oleh Raja Majapahit dan
bahkan sudah menjadi tangan kanan Raja Majapahit.
Raja Majapahit
mempunyai putri yang sangat cantik jelita. Banyak yang suka kepada putri raja
tersebut, tetapi belum ada yang bisa menjadikan putri raja itu sebagai
istrinya.
Tidak terkecuali Raden
Sindu. Raden Sindu juga sangat suka kepada putri raja tersebut, tetapi Raja
Majapahit tidak setuju kalau putrinya disukai oleh Raden Sindu. Raden Sindu di
anggap tidak sopan dan terlalu berani
kepada Raja sehingga Raden Sindu diberhentikan dari jabatannya.
Karena tidak disetujui
untuk menyukai putri raja dan karena diberhentikan dari jabatannya, Raden Sindu
marah dan merasa dendam kepada Raja Majapahit. Sehingga Raden Sindu berniat
untuk menculik putri raja itu dan dipaksa pergi
jauh ke hutan yang tidak ada penghuninya. Dan malamnya Raden Sindu
datang ke Kerajaan Majapahit untuk melaksanakan niatnya menculik putri raja
itu.
Sesudah sampai di hutan
itu, Raden Sindu mengetahui bahwa Raja Majapahit sudah mengutus pasukannya
untuk mencari putrinya dan juga Raden Sindu. Kemudian Raden Sindu mengganti
namanya menjadi Sinduraja supaya tidak diketahui oleh pasukan Majapahit.
Sayangnya Raden Sindu tidak mempunyai umur panjang, belum lama di hutan
tersebut Raden Sindu meninggal dunia. Sebelum meninggal, Raden Sindu mempunyai
wasiat jika dia meninggal dunia hutan tersebut diberi nama Sinduraja, dan Raden
Sindu dimakamkan di Punden di hutan tersebut.
Sesudah Raden Sindu
meninggal hutan tersebut diberi nama Sinduraja dan Punden itu diberi nama
Punden Sinduraja sampai dengan sekarang. Dan sebagian masyarakat di desa
Sinduraja percaya jika di Punden tersebut kita dapat meminta apapun yang kita
inginkan.
Sumber
Referensi:
Wawancara dengan Sekertaris desa yang
bernama Bu Laela Nur Khasanah.
Mbah Tarno dan Bu Laela Nur Khasanah.
Penulis Titan Galih
UNTUK MEMBELI BUKU ASAL USUL 80 NAMA DESA PURBALINGGA DISINI