Desa Sidakangen |
arifsae.com - Desa Sidakangen, merupakan salah satu
desa yang berada di wilayah Kabupaten
Purbalingga, Jawa Tengah. Letaknya strategis karena berada di jalur utama
antara Purwokerto-Semarang. Jaraknya hanya 5 km dari Kota Purbalingga. Desa ini
sangat berpotensi sebagai desa berprospek bisnis dan agraris yang sudah
berlangsung secara turun temurun dari awal desa ini berdiri hingga sekarang.
Letak geografis Desa
Sidakangen memanjang dari Utara
ke Selatan. Pemukiman
penduduk berada di daerah Utara
dan Selatan itu, sementara
bagian Timur merupakan kawasan
pertanian yang subur, sedangkan bagian Barat
merupakan lahan-lahan pertanian milik desa tetangga, Desa Blater. Desa ini
dilewati oleh aliran Sungai
Punggawa yang dijadikan
irigasi oleh wilayah Kecamatan Kalimanah. Salah satu kebanggan desa ini adalah membentangnya
aliran Sungai Punggawa.
Desa ini
memiliki sejarah mengapa bisa dinamakan Desa
Sidakangen. Cerita ini berawal pada zaman dahulu dengan adanya dua pengembara
yang bernama Arsadi Pati dan Wiradi Pati yang singgah di suatu wilayah. Dua pengembara
tersebut adalah kakak-beradik.
Di wilayah tersebut dua pengembara singgah dalam waktu yang cukup lama, mereka
melakukan cocok tanam dan berburu, hingga pada suatu hari Arsadi Pati menguasai
wilayah Utara dan Wiradi Pati
menguasai wilayah Selatan.
Dengan berkembangnya wilayah tersebut kakak beradik ini berembuk dan bertekad
menyatukan dua wilayah tersebut menjadi suatu desa yang dikuasai oleh mereka
berdua.
Desa itu dibagi
menjadi dua dusun. Hingga setelah penduduk setuju menyatukan dua wilayah
tersebut dua pengembara itu melanjutkan perjalanan mereka tanpa pamit penduduk
setempat dan hanya meninggalkan pakaian dan seperangkat pakaian kuda. Karena
dua pengembara itu pergi tanpa pamit maka desa itu dinamakan Desa Sidakangen dengan
maksud suatu saat akan rindu kembali yang diambil dari kata ‘Sida’ yang
berarti ‘jadi’ dan ‘Kangen’ berarti ‘rindu’. Setelah dua pengembara itu
pergi masyarakat desa bermusyawarah untuk memilih pemimpin desa dan terpilihlah
pemimpin desa pertama yang bernama Bangsa Meja.
Pimpinan desa
dari pertama hingga sekarang sudah terpimpin oleh 8 kepala desa. Desa ini
memiliki struktur lama dengan susunan kepala desa, sekretaris desa, 2 kepala
dusun, dan 7 kepala kopak. Lalu, pada tahun 1985 struktur tersebut mengalami
perubahan susunan menjadi kepala desa, sekretaris desa, 2 kepala dusun, dan 5
kaur (kepala urisan). Lima kaur tersebut terdiri dari kaur pembangunan,
pemerintahan, keuangan, kesra, dan kaur umum.
Demikian
asal nama Desa Sidakangen, Desa Sidakangen juga ada kaitannya dengan
pertempuran Blater yang terjadi pada tanggal 21 Juli
1947, yaitu saat terjadi agresi
militer Belanda I,
dan pada saat itu terjadi pertempuran di desa Blater, yaitu desa tetangga Desa Sidakangen. Dari pertempuran
tersebut ada warga Desa
Sidakangen yang menjadi
pahlawan yang gugur dalam pertempuran tersebut, warga tersebut bernama Pak
Muchammad alias Achmad. Sebelum tertangkap ia sempat meloloskan diri dari
sergapan Belanda, namun karena rentetan peluru yang ditembakkan Belanda secara
acak dan membabi buta satu diantaranya membuat Pak Muchamad terluka.
Pak Achmad
berlari masuk perkampungan Sidakangen, lalu masuk ke sebuah rumah dan
bersempunyi di bawah dipan. Ternyata ada jejak darahnya yang memberi petunjuk
bagi tentara Belanda untuk melacak keberadaannya. Tanpa ampun Belanda menembak
bawah dipan dimana Pak Muchamad bersembunyi. Dan pada akhirnya Pak Muchamad
menghadap meninggal dunia sebagai pasukan yang gugur di bulan ramadhon, menjadi
sebagai kusuma bangsa dengan luka yang sangat mengenaskan. Dari pihak TNI dan
laskar pejuang telah gugur sebanyak 28 orang. Jenazah mereka dikubur di tepi
jalan, Desa Blater, Kecamatan Kalimanah, dan ada juga yang dimakamkan di
pekuburan Blater dan Sidakangen.
Sumber referensi:
http://sidakangen.blogspot.co.id/2009/10/sekilas-sidakangendesa-vokasi.html, diakses tanggal 3 Oktober 2016.
http://totoendargosip.blogspot.co.id/2014/12/pertempuran-di-blater.html., diakses tanggal 3 Oktober 2016.
Penulis Apriliana Andita Wardani