Balai Desa Kembaran Kulon |
Kembaran kulon
berada di Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Kembaran
kulon merupakan daerah yang cukup starategis untuk di lalui berbagai kendaraan.
Banyak yang belum mengetahui sejarah tentang desa kembaran kulon. Berikut
cerita sejarah dari rakyat setempat.
Pada zaman
dahulu, ada dua orang kakak beradik yang bernama Maon dan Ngeneng, mereka
tinggal pada suatu daerah.Maon adalah seorang laki-laki yang memiliki benda
pusaka berupa “kantong macan” sedangkan Ngeneng adiknya adalah seorang
perempuan.Mereka hidup di suatu desa yang belum di beri nama. Mereka mengembara
dan berjalan mencari pemukiman yang cocok untuk mereka tinggali. Suatu saat
mereka menemukan sebuah tempat yang dialiri oleh sungai yang tidak terlalu
besar tetapi deras arusnya.Mereka lalu menetap di situ.
Setelah
beberapa lama tinggal di tempat itu, lalu datanglah seorang keluarga yang
memiliki anak gadis dan Maon jatuh hati pada gadis itu, lalu menikahi dan
dikaruniai anak. Sedangkan Ngeneng di persunting oleh seorang laki-laki dari
daerah lain setelah menikah, Ngeneng dan Suaminya pergi dari daerah itu. Mereka
pergi ke suatu tempat yang jaraknya cukup jauh dari tempat Maon tinggal.
Setelah
beberapa tahun ternyata banyak juga yang menempati daerah yang ditinggali Maon
dan beberapa dari mereka memiliki anak kembar,sehingga Maon memberi nama desa
itu dengan nama “Kembaran”. Kalau Maon bertempat tinggal di daerah barat
maka Maon menamai desa itu dengan “Kembaran Kulon”. Sedangkan Ngeneng
menamai desa yang ia tinggali dengan nama “Kembaran Wetan”, karena tinggal di sebelah timur
yang jaraknya jauh dari desa Kembaran Kulon tapi untuk saat ini sudah jarang
yang anak lahir kembar di desa ini.
Konon di
daerah Maon atau di Kembaran Kulon suatu saat ada orang yang melakukan hajatan
dengan menikahkan anaknya yang kemudian terjadilah kejadian yang di luar nalar
manusia.Tiba-tiba salah satu calon pengantin hilang,seperti ditelan bumi.
Mereka pun panik dan keluarga diliputi kesedihan yang mendalam karena sang
calon pengantin belum atau tidak pernah ditemukan lagi jejaknya. Kejadian ini
terulang lagi pada saat orang yang lain akan menikahkan anaknya tiba-tiba pada
malamnya pengantin hilang dan tidak ditemukan jejaknya lagi. Karena kejadian
ini masyarakat desa menjadi panik dan meminta pada Maon untuk mencari solusi.
Lalu pergilah Maon bertapa dan dalam bertapa Maon bermimpi agar orang yang akan
melakukan hajatan seperti menikah dan khitanan agar menyediakan Ikan mangut.
Ikan mangut, yaitu ikan yang berasal dari sungai kemudian dimasak dengan
menyajikan dua ikan dalam satu porsinya dan diletakan di pojok kamar dengan
sesajen yang lain. Setelah kembali dari bertapa Maon menceritakan mimpinya itu
pada orang-orang desa mereka pun mempercayainya dan ternyata benar orang yang
melakukan hajatan di beri keselamatan dan kelancaran.
Karena itu
sampai sekarang orang asli Kembaran Kulon jika akan melakukan hajatan pasti
memasak ikan Mangut tapi bukan diletakan di pojok ruangan lagi,tetapi dibagikan
kepada masyarakat setempat yang berisi dua ikan dalam satu porsinya. Setelah
Maon dan Ngeneng meninggal mereka dimakamkan di pemakaman yang berbatasan
dengan Desa Purbalingga Lor. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, pada
saat Jumat Kliwon banyak orang yang lewat kuburan Maon dan Ngeneng mereka
melihat sosok Harimau. Mereka mempercayai bahwa sosok Harimau itu adalah
jelmaan dari benda pusaka Mbah Maon begitu orang-orang desa ini menyebutnya.
Banyak orang
mempercayai juga, jika keturunan Maon menikah dengan keturunan Ngeneng, maka
acara tersebut akan gagal atau mereka akan mendapatkan keturunan yang mengalami
gangguan mental.
Sumber Referensi:
Wawancara dengan Pak
Kardiman pada tanggal 30 Oktober 2016.