Salah satu SD Negeri di Kalikabong (dok Pri) |
arifsae.com - Desa Kalikabong
terletak di Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah.
Desa Kalikabong bersebelahan dengan beberapa desa. Desa-desa tersebut yaitu
Desa Babakan, Desa Blater, Desa Grecol, Desa Jompo, Desa Kalimanah Kulon, Desa
Kalimanah Wetan, Desa Karangpetir, Desa Karangsari, Desa Kedungwuluh, Desa
Klapasawit, Desa Selabaya, Desa Rabak, Desa Sidakangen, Desa Manduraga, Desa
Karangmanyar, dan Desa Mewek. Desa-desa tersebut termasuk dalam Kecamatan
Kalimanah. Desa Kalikabong merupakan desa penghasil bahan pangan yaitu
penghasil tahu dan tempe. Desa Kalikabong memiliki luas kurang lebih 123,40 m2.
Menurut Bapak Budi,
ketua RT 2 RW 1, Desa Kalikabong memiliki sebuah cerita tentang asal muasal dari
Desa Kalikabong. Dahulu kala, Desa Kalikabong merupakan desa yang subur dan
memiliki hasil pertanian yang bagus. Desa Tersebut dipimpin oleh seorang kepala
desa yang tidak diketahui namanya. Di Desa Kalikabong, terdapat sungai yang
panjang dan memiliki aliran air yang deras dan jernih. Masyarakat memanfaatkan
sungai tersebut untuk kegiatan sehari – hari seperti mencuci, mengambil air
untuk memasa, dan juga mandi.
Suatu hari, datanglah
seorang pengelana yang datang dari daerah yang jauh. Ia berniat untuk menetap
beberapa hari. Warga Desa Kalikabong menerima pengelana tersebut dengan baik.
Warga memberikan tempat tinggal dan bantuan makanan serta beberapa helai
pakaian. Karena melihat kebaikan dari warga desa, akhirnya pengelana tersebut
memutuskan untuk menetap di desa tersebut. Pengelana itu lantas bekerja kepada
kepala desa dan menjadi petani. Pengelana itu bekerja dengan giat dan penuh
kerja keras. Semua pekerjaan diselesaikan dengan cepat dan baik. Melihat
kinerja dari sang pengelana tersebut, kepala desa dan warga desa semakin
menyukain pengelana tersebut.
Hingga suatu ketika,
ada seorang warga yang tidak menyukai pemuda tersebut. Warga tersebut
menganggap, pengelana itu hanya menumpang hidup saja di desa tersebut. Warga
desa itu berusaha untuk mengganggu hidup si pengelana dengan rencana jahat.
Awalnya, warga desa itu hanya mengejek pengelana dengan kata-kata yang kurang
senonoh. Namun, pengelana tersebut tidak menanggapinya dan terus bekerja dengan
giat. Warga desa itu terus saja mengganggu si pengelana tersebut. Lalu, warga
desa itu mencoba untuk mencari cara lain.
Saat sore hari, saat
pengelana itu selesai dengan pekerjaannya dan pulang kerumahnya, si warga desa
itu merusak ladang yang telah di kerjakan oleh si pengelana. Esok paginya, saat
akan melanjutkan pekerjaan di ladang, si pengelana tersebut terkejut karena
ladang yang telah di kerjakan kini telah rusak kembali seperti belum dikerjaan.
Begitu marahnya pengelana tersebut hingga mencari-cari si warga desa yang telah
merusaknya tersebut. Karena amarahnya yang meluap-luap, pengelana menumpahkan
minyak ke sungai yang selama ini menjadi tempat kegiatan warga untuk
beraktifitas.
Lalu, pengelana itu menyulut api dan sungai itu menjadi terbakar.
Kobaran api itu seperti menandakan kemarahan dari si pengelana. Lalu, warga
desa itu dilemparkan ke sungai tersebut dan hanyut entah kemana. Sejak saat
itu, barangsiapa yang mengganggu warga lain maka akan mengalami musibah yang
besar maupun kecil, juga sejak saat itu pula desa itu disebut dengan Desa Kalikabong, yang berasal dari Kali=Sungai dan Kabong=terbakar, jadi Kalikabong berarti “sungai yang terbakar”.
Sumber
Referensi:
Wawancara dengan bapak Budi ketua RT 2
Desa Kalikabong pada tanggal 20 Oktober 2016.
Penulis M Syam Amirrullah