Tugu Masuk Desa Kedungmenjangan |
Purbalingga memiliki 18
Kecamatan, dari 18 kecamatan itu, dibagi lagi menjadi 224 Desa, dan 15
Kelurahan, Desa Kedungmenjangan adalah salah satunya wilayahnya. Secara
geografis, letak Desa Kedungmenjangan di sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Bancar, ditandai adanya tugu atau semacam bangunan kecil yang dibangun di
seberang SMK Karya Bakti, yang dahulunya menjadi SMK terbaik di Purbalingga,
kemudian disebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Bojong, disana juga diberi
batas tugu atau semacam bangunan kecil sama seperti di Bancar, yang letaknya di
seberang masjid, lalu disebelah Barat berbatasan dengan Desa Mewek, dan yang
terakhir, berada disebelah Timur yang berbatasan dengan Desa Toyareja, di Desa
Toyareja ini masih banyak persawahannya.
Desa Kedungmenjangan
merupakan daerah yang bisa dibilang cukup strategis, ini dikarenakan Desa
Kedungmenjangan merupakan salah satu daerah jalur provinsi yang berada di
Purbalingga, jalur provinsi adalah jalur yang menghubungkan antar kabupaten
atau kota dalam sebuah provinsi, jalur ini merupakan wewenang provinsi, jika
jalur ini rusak maka yang lebih bertanggung jawab adalah Pemerintah Provinsi. Sebagian
besar mata pencaharian di Desa Kedungmenjangan adalah sebagai petani,
dikarenakan masih banyak persawahan di daerah ini.
Mengenai asal usul nama
Desa Kedungmenjangan ini, ada kaitanya dengan asal usul Desa Mewek, Pada zaman
dahulu ada seorang Raja bernama Ki Tepus Rumput, Ki Tepus Rumput adalah orang
yang hidup pada zaman Kerajaan Cirebon, Ki Tepus Rumput diutus oleh Syekh Bakir
untuk beranak cucu dan memajukan Pengalasan di wilayah Kulon.
Ki Tepus Rumput
mempunyai binatang kesayangan, yaitu Menjangan atau sering disebut Kijang. Akan
tetapi, pada suatu hari ada seorang anak kecil yang melepaskan menjangan
tersebut, lalu Menjangan tersebut lari. Sehingga pada saat Ki Tepus Rumput
ingin memberi makan Menjangan tersebut, Ki Tepus Rumput kaget karena
Menjangannya sudah tidak ada di kandang. Dengan tidak adanya Menjangan
tersebut, Ki Tepus Rumput lalu mengumumkan kepada semua warga, bahwa Menjangan
kesayangannya telah hilang, dan Ki Tepus Rumput menyuruh semua warga untuk
mencari Menjangan kesayangannya itu. Ki Tepus Rumput juga ikut mencari Menjangan
tersebut, pada saat mencari, Ki Tepus Rumput berhenti sejenak di bawah Pohon
Salak. Ketika Ki Tepus Rumput sedang beristirahat, Ki Tepus Rumput mendengar
suara tangisan seorang anak dan tempat itu diberi nama Mewek karena kejadian
tersebut. Lalu Ki Tepus Rumput melanjutkan pencarian Menjangan itu. Akhirnya Ki
Tepus Rumput melihat Menjangan tersebut lari ke arah Kedung (Pusaran Air) dan
terpeleset masuk kedalam kedung itu. Ki Tepus Rumput sangat sedih karena
Menjangan kesayangannya telah mati dan masuk kedalam kedung. Sehingga Ki Tepus
Rumput memberi nama tempat itu Kedungmenjangan.
Dan ada versi lain
mengenai Asal Usul Desa Kedungmenjangan, dahulu kala, ada pemburu yang dari
pagi mencari hewan buruan tetapi sampai sore dia tak dapat buruannya. Akhirnya
dia beristirahat di sebuah sungai pada bagian yang dalam atau kedhung, dan dia
bermalam disitu. Pada malam hari, dia mendengar suara seperti suara hewan,
ternyata itu Kijang atau Menjangan. Dia mengejar kijang tersebut, karena
ketakutan, kijang itu berlari sangat kencang sampai-sampai dia terjatuh kedalam
sungai. Setelah kejadian tersebut pemburu itu menamakan tempat itu sebagai desa
“Kedungmenjangan”. Demikian beberapa versi cerita asal usul Desa
Kedungmenjangan.
Sumber
Referensi:
http://albummapeltik.blogspot.co.id/2015/02/cerita-dari-kelas-viii-g.html.,
diakses tanggal 23 November 2016.