BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan bertujuan membentuk manusia yang sehat
jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mampu
mengembangkan kualitas, kecerdasan tinggi dan budi pekerti luhur. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kualitas dan hasil pendidikan melalui
perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan
sekolah merupakan salah satu komponen yang turut menentukan tujuan yang telah
ditetapkan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana
pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta
didik. Penyelenggaraanya memerlukan ruang khusus beserta saranannya. Semakin
lengkap perlengkapannya, semakin baik pula penyelenggaraan perpustakaan
sekolah. Ruang dan sarana yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik.
Sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan sekolah secara efektif dan
efisien (Bafadal, 2004: 14). Sebagai sumber belajar, perpustakaan sekolah
mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di
lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan peserta didik.
Melalui perpustakaan sekolah para peserta didik bisa belajar mandiri di waktu
istirahat jam pelajaran maupun meminjamnya dan dibawa pulang untuk dibaca di
rumah.
Perpustakaan sekolah wajib memiliki koleksi buku
teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada sistem pendidikan
dalam jumlah mencukupi untuk melayani semua peserta didik. Seperti yang
tertuang dalam UU No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 23 ayat satu,
bahwa setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan dengan
memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. Akan tetapi, dalam kenyataan
dilapangan menurut Harian Kompas online bahwa dari 50 % SD, yakni 55.545
sekolah belum memiliki perpustakaan. Di SMP, 12.029 sekolah tidak memiliki
perpustakaan. Adapun jenjang SMA yang belum memiliki perpustakaan sebanyak
8.904 sekolah tidak memiliki perpustakaan. Padahal keberhasilan pembelajaran
sebagai pendukung terlaksanaanya proses pembelajaran di sekolah.
Budaya orang Indonesia sering tidak memperlihatkan
budaya membaca, begitu juga budaya yang diperlihatkan oleh para peserta didik
yang minim membaca. Oleh karena itu, banyak faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor eksternal maupun faktor internal. Peran perpustakaan sebagai “jantungnnya”
pendidikan akan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan budaya kutu buku, karena dalam sebuah
perpustakaan yang koleksinnya lengkap akan semakin banyak para pengunjung yang
akan membaca koleksi perpustakaan tersebut.
Perpustakaan sekolah khususnya di SMA Negeri 2
Purbalingga sudah mempunyai fasilitas dan koleksi yang cukup banyak dan
beragam. Keberadaan layanan perpustakaan sekolah telah berperan dalam kegiatan
pembelajaran peserta didik, dengan adannya peran dari perpustakaan tersebut,
dimungkinkan prestasi belajar dan budaya kutu buku dari peserta didik mengalami
peningkatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk membuat karya tulis ilmiah tentang “Peran Perpustakaan Sekolah dalam
Meningkatkan Budaya Kutu Buku dan Prestasi
Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 2 Purbalingga”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas,
rumusan masalah yang diulas dalam karya tulis ini adalah:
1. Bagaimana
peran perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi peserta didik?
2. Faktor
apa saja yang menjadi kendala dan upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan
budaya kutu buku dan prestasi belajar
peserta didik SMA Negeri 2 Purbalingga?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di
atas, maka tujuan karya tulis ini adalah:
1. Mendeskripsikan
peran perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga dalam meningkatkan budaya kutu buku
dan prestasi peserta didik.
3. Memaparkan
faktor yang menjadi kendala dan upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan
budaya kutu buku dan prestasi belajar peserta didik SMA Negeri 2 Purbalingga.
D.
Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat peneulisan karya ilmiah yang dapat
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan pengetahuan di bidang perpustakaan khususnya tentang budaya kutu buku dalam pemanfaatan perpustakaan
sekolah untuk mencapai prestasi belajar peserta didik.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Sekolah
Untuk menjadi masukan dan pertimbangan dalam peningkatan
kualitas pelayanan dan pemanfaatan perpustakaan secara maksimal.
b. Bagi
Peserta Didik
Utuk memberikan sumbangan informasi yang bermanfaat
tentang perpustakaan khususnya peran perpustakaan dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Peran
perpustakaan SMA Negeri 2 Purbalingga dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi peserta didik
Pada setiap proses pembelajaran pasti akan menemui
peserta didik yang malas berpartisipasi dan aktif berpartisipasi mengikuti
jalannya proses pembelajaran. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap
aktivitas belajar seseorang. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila
disertai minat karena minat merupakan alat motivasi utama yang dapat
membangkitkan semangat belajar dalam waktu rentan tertentu yang imbasnnya akan
meningkatkan prestasi siswa.
Supriyanto dan Muhsin (2008) mengatakan bahwa tujuan
perpustakaan adalah membantu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap
dan nilai hidup peserta didik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan
perpustakaan sekolah juga sering disebut sebagai paru-parunya sekolah, karena
tanpa perpustakaan tersebut maka proses pelaksanaan pembelajaran mungkin
menjadi kurang optimal.
Berdasarkan pendapat yang ada tersebut maka jelas
bahwa minat belajar dan pemanfaan perpustakaan sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar peserta didik yang berdampak pada prestasi belajarnya.
B. Faktor
pendukung dan penghambat layanan perpustakaan dalam meningkatkan budaya kutu buku dan prestasi belajar peserta
didik SMA Negeri 2 Purbalingga.
1.
Faktor kendala
Banyak
faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pengelolaan Perpustakaan Sekolah
di SMA Negeri 1 Surakarta. Kendala-kendala tersebut adalah:
a. Kurangnya Personalia Perpustakaan Sekolah yang
tersedia
Sumber
daya manusia atau personalia di perpustakaan adalah semua tenaga kerja atau
perangkat perpustakaan yang mengelola perpustakaan sekolah. Sumber daya yang
ada merupakan satu perangkat yang merupakan tim kerja (team work) yang
harus dapat bekerja sama untuk keberhasilan perpustakaan. SDM yang ada di
perpustakaan sekolah SMA Negeri 2 Purbalingga masih terbatas. Informan I selaku
Koordinator Perpustakaan pada wawancara tanggal 15 November 2013 menyatakan
sebagai berikut:
“Tidak ada pustakawan, yang ada
pustakawati cuma satu orang, kemampuannya juga terbatas. Sedangkan tenaga yang
lainnya tidak mengetahui bagaimana seluk beluk perpustakaan dan hanya cuma
membantu. Padahal jumlah siswa disini mencapai 1200-an, belum termasuk guru dan
karyawannya ”.
Sedangkan yang
diungkapkan oleh informan III selaku Pustakawan pada wawancara tanggal 15
November 2013 adalah sebagai berikut:
“Tenaga disini 5 orang, tapi
tidak semuanya aktif dan kurang dalam penggunaan komputer, juga berlatar belakang
pendidikan non perpustakaan. Jadi mau tidak mau saya yang mengatasi. Selain itu
karena jumlah tenaga yang terbatas, terkadang saat rame pengunjung, pengen
cepet-cepet duluan dilayani. Itu membuat tenaga perpustakaan kesulitan”.
Dari
hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia di perpustakaan
SMA Negeri 2 Purbalingga yang terbatas, karena hanya ada satu pustakawan dan
tenaga yang lain tidak memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan dan
kurang dalam penggunaan komputer.
b. Pengunjung yang tidak tertib
Pengunjung
di perpustakaan ini adalah para siswa, guru dan karyawan di
SMA
Negeri 2 Purbalingga. Dalam memanfaatkan perpustakaan, tidak semua
pengunjung
yang tertib. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan III
selaku
Pustakawan (Wawancara tanggal 15 November 2013)
sebagai berikut :
“Suasana dalam perpustakaan yang
seharusnya tenang, malah justru jadi ramai, karena kadang para siswa bercanda di
dalam perpustakaan.Ada juga guru dan karyawan yang kadang malah duduk-duduk
bercengkrama di dalam
perpustakaan.
Pengunjung juga sebagian besar tidak mengisi daftar pengunjung, jadi petugas
merasa kesulitan saat akan membuat grafik pengunjung”.
Dari
hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ruangan perpustakaan
yang
seharusnya tenang malah terkadang menjadi ramai karena pengunjung yang
bercanda
atau bercengkrama, dan ada pengunjung yang tidak mau mengisi daftar
pengunjung.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti juga terjadi peristiwa
seperti
itu.
Selain
itu terkadang ada beberapa pengunjung yang kurang tertib dalam
pengembalian
buku, sehingga melebihi batas waktu peminjaman. Informan I selaku
Koordinator
Perpustakaan pada wawancara tanggal 15 November 2013
menyatakan sebagai berikut :
“Terkadang pengembalian buku terlambat
dari batas waktu yang telah ditentukan, ada juga buku yang hilang atau sobek
halamannya. Itu mungkin
karena
keteledoran petugas perpustakaan yang jumlahnya sedikit dan pekerjaan yang banyak. Ada
juga siswa yang mencuri buku. Kemarin itu ada yang mencuri majalah
info komputer, terus saya panggil, karena saya tahu saat dia mencuri majalah
itu. Sampai sekarang tidak ada tanggung jawabnya”.
Dari
hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pengunjung ada yang
kurang
tertib dalam pengembalian buku, sehingga melebihi batas waktu pengembalian.
Pengunjung juga menyobek halaman buku atau bahkan menghilangkan buku, ada pula
yang mencuri buku.
c.
Sistem yang
dipergunakan masih manual
Sistem
yang masih manual tentunya akan menjadi kendala dalam pelayanan di perpustakaan
sekolah SMA Negeri 2 Purbalingga. Informan I selaku Koordinator Perpustakaan
pada wawancara tanggal 15 November 2013
menyatakan sebagai berikut: “Disini sistemnya masih manual, jadi belum otomasi
dengan komputer. Ini berpengaruh pada pelayanan terhadap pengunjung yang kurang
cepat”.
Dari
hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pelayanan di perpustakaan SMA
Negeri 2 Purbalingga masih manual dan belum terotomasi, sehingga berpengaruh
pada pelayanan terhadap pengunjung yang kurang cepat.
2.
Usaha mengatasi kendala
a.
Personalia
Perpustakaan Sekolah yang tersedia
Untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia, kepala sekolah akan merekrut
tenaga kerja baru yang nantinya akan ditempatkan di perpustakaan. Informan III selaku Pustakawan pada wawancara tanggal 15
November 2013 menyatakan sebagai berikut: “Tahun
ajaran baru besok kepala sekolah akan merekrut tenaga baru khusus untuk di tempatkan di perpustakaan, yang bisa
tentang IT”.
b. Pengunjung yang tidak tertib
Untuk mengatasi pengunjung yang tidak tertib maka petugas harus
memberikan teguran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, untuk masalah keamanan
bahan pustaka dengan melakukan kontrol terhadap pengunjung yang datang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan III selaku
Pustakawan (Wawancara
tanggal 15
November 2013) sebagai berikut:
“Kita sebagai petugas
disini pasti mengingatkan bila ada yang ramai di dalam perpustakaan, tapi lepas
dari itu semua, menjaga ketenangan di dalam perpustakaan merupakan kesadaran
masing-masing individu”.
Sedangkan informan II selaku Sekretaris Perpustakaan pada
wawancara tanggal 15
November 2013 mengungkapkan sebagai berikut:
“Pengawasan lebih
diperketat lagi, karena ulah para pengunjung yang aneh-aneh. Ada
yang sengaja mencuri buku, menyobek buku, makan di dalam perpustakaan,
tas dibawa masuk juga. Pertama ya ditegur dengan halus, kemudian
kita sebagai petugas juga meningkatkan kewaspadaan. Kalau ditegur tidak
mempan, ya kita beri surat panggilan. Tapi kebanyakan siswa sini sudah menyadari
dengan sendirinya”.
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk mengatasi pengunjung yang tidak
tertib, petugas lebih memperketat pengawasan, diperingatkan juga secara lesan, setelah itu bila
tidak ada respon maka akan diberikan surat panggilan.
c.
Sistem yang
dipergunakan masih manual
Untuk mengatasi kendala dalam hal penggunaan sistem pelayanan
yang masih manual, maka untuk tahun ini akan dirintis dengan sistem otomasi
dengan menggunakan komputer, sehingga pelayanan dapat terlaksana dengan lancar
dan baik.
BAB
III
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan,
dapat diambil simpulan dan saran sebagai berikut:
A.
Simpulan
1.
Keberadaan sebuah
perpustakaan di sekolah merupakan suatu keharusan. Hal ini mengingat pentingnya
perpustakaan yang diibaratkan sebagai “jantung pendidikan” dan mempunyai peranan yang
penting dalam proses belajar mengajar.
2.
Perpustakaan merupakan
gudang dari segala ilmu. Namun keberadaan perpustakaan harus diimbangi dengan
tingginya minat baca dari para pelajar, supaya terjadi sinkronisasi antara
keduanya. Dengan adanya sinkronisasi keduanya maka akan terciptalah budaya kutu buku dan prestasi belajar yang
memuaskan.
3.
Untuk merekatkan hubungan
antara perpustakaan dan prestasi belajar, maka diperlukan suatu tindakan (action) untuk membuat siswa menjadi
tertarik dan simpatik terhadap perpustakaan.
B.
Saran
1.
Saran untuk Sekolah
Kepala sekolah sebagai wakil dari pihak sekolah hendaknya
mempunyai perhatian yang serius terhadap perpustakaan terutama berkaitan dengan
pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Perpustakaan sekolah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik jika ditunjang dengan fasilitas yang lengkap.
2.
Saran untuk Peserta Didik
Mengingat pentingnya peran perpustakaan,
hendaknya siswa dapat membuat jadwal kunjungannya ke perpustakaan. Para siswa
hendaknya juga dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik dengan membaca dan
meminjam bahan-bahan pustaka yang disediakan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1998. Didaktik
Metodik. Cet. II. Semarang: CV. Toha Putra.
Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah,
Jakarta: Bumi Aksara.
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Basuki, Sulistiyo. 1993. Materi Pokok Pengantar Ilmu
Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.
Buchori, M. 1985. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gie, The Liang. 1998. Lintasan
Sejarah Ilmu. Yogyakarta: Pusat Belajar lmu Berguna.
Loekmana, lobby. 1994. Belajar
Bagaimana Belajar. Jakarta: Gunung Mulia.
Nasution, Sabirin. 1986. Pengantar
Ilmu Perpustakaan. Medan: Panitia Penataran Perpustakaan Pemda Tk I dan
Pemda Tk II.
Soegeng, St. Kostka. 1985. Pelayanan
dan Referensi Perpustakaan Umum. Jakarta :
http://gunsasongkorahmanu.blogspot.com/2011/01/tugas-akhir-peranan-perpustakaan.html diakses tanggal
05 November 2013
http://www.pemustaka.com/search/kti-tentang-pengaruh-perpustakaan-terhadap-prestasi-siswa/page/2diakses
tanggal 05 November 2013