Desa Pagedangan (dokpri) |
arifsae.com - Desa Dukuh Rejeh merupakan salah satu desa yang terdapat di kecamatan
Bojongsari, kabupaten Purbalingga. Desa ini memiliki 5 RT dan memilki 1 balai
desa yang bergabung dengan desa Pagedangan yang merupakan desa tetangga. Desa
ini memilki 3 mushola dan 1 masjid serta memiliki 1 sekolah MI yang berada
persis di sebelah Masjid. Desa ini satu balai
desa dengan desa Pagedangan. Menurut
artikel ini penulis memberikan sejarah terbentuknya desa Dukuh Rejeh dengan
sumber yang berasal dari kakek dan ibu dari penulis.
Pada zaman dahulu, desa dukuh rejeh
merupakan hutan belantara yang tidak di huni oleh siapapun, hanya makhluk-makhluk penunggu yang menempatinya. Sebelum berubah menjadi sebuah desa, hutan
tersebut konon cukup angker sehingga jarang orang yang datang ke hutan ini. Pernah suatu ketika ada seseorang yang ingin membuka
lahan dengan cara ditebang namun orang itu tidak berhasil, karena mendapat
gangguan dari penghuni hutan.
Hingga
suatu ketika, ada seseorang yang bernama kakek Rejeh yang datang ke hutan
tersebut dan membuka lahan di hutan itu untuk dijadikan sebuah desa yang akan
di tempati oleh ia dan isterinya. Kakek Rejeh adalah seorang yang memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan makhluk ghaib sehingga dalam membuka lahan
yang akan dijadikan sebuah desa ia tidak mengalami hal – hal yang aneh.
Tidak diketahui kapan kakek Rejeh ini mulai
membuka lahan yang akan dijadikan tempat tinggal oleh ia dan isterinya. Namun,
diketahui bahwa kakek Rejeh membuka lahan atau hutan tersebut dengan cara
ditebang dan tidak dibantu oleh siapapun. Sebelum menemukan atau datang ke
hutan itu, kakek Rejeh sudah mempunyai tempat tinggal tetapi tidak diketahui
dimana ia tinggal sebelum ia menemukan hutan tersebut.
Setelah
membuka lahan dengan cara ditebang itu, kakek Rejeh lalu mulai membangun sebuah
rumah yang ia tempati bersama isteri dan anak-anaknya. Pada waktu itu, belum
ada penghuni lain yang tinggal di desa baru ini selain kakek Rejeh, isteri dan
anak-anaknya. Karena hal tersebut itulah kakek Rejeh menguasai seluruh tanah
yang terdapat di daerah itu.
Hampir
sebagian luas tanah yang berada di desa tersebut dikuasai oleh kekh Rejeh. Tanah
tersebut ditanami berbagai macam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, karena belum adanya akses yang memadai pada waktu itu
akan sulit jika keperluan sehari-hari harus dicari sampai keluar desa.
Kemudian, anak dari kakek Rejeh yang
sudah besar dan berumah tangga membangun rumah pula di desa itu sehingga lama
kelamaan desa tersebut berkembang menjadi sebuah desa yang dikenal sehingga
banyak di huni oleh banyak orang.
Nama “Dukuh Rejeh” diambil dari kata
padukuhan yang artinya sebuah kampung
yang kecil, karena desa ini tidak terlalu luas dan Rejeh yang merupakan nama
dari kakek Rejeh yang merupakan orang yang pertama kali menemukan dan membuka
lahan yang dijadikan tempat tinggal atau desa yang sekarang sudah berkembang
menjadi desa yang cukup maju dengan jumlah warga yang tidak sedikit lagi
seperti saat pertama kali ditemukan. Konon,
nama Rejeh yang diberikan itu, bermakna agar seluruh warga yang tinggal di desa
itu mengingat penemu pertama kali dari desa tersebut.
Sumber Referensi:
Wawancara ibu saya yang bernama Surinah dan Kakek
saya yang bernama Nasori pada tanggal 10 Oktober 2016.
Penulis Falya Nabila