Balai Desa Manduraga (dokpri) |
arifsae.com - Desa Manduraga terletak
di Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalinga, Provinsi Jawa Tengah dan
berbatasan langsung dengan Desa Kramat di sebelah Barat, Desa Karangso di
sebelah Selatan, Desa Karangpule di sebelah Utara, dan Desa Kalimanah di
sebelah Timur.
Dari sumber yang
didapat, awal mula nama Desa Manduraga berawal dari zaman Mataram. Pada zaman
Kerajaan Mataram, Raja Panembahan Senopati mengutus dua orang prajurit yang
bernama Madujaya dan Jayaraga untuk menuju kesuatu Kadipaten atau Kabupaten
(salah satu daerah di sekitar Desa Sambeng, Kecamatan Kembaran, Kabupaten
Banyumas sekarang) untuk meminta kepada Adipati Gagak Pranola atau Adipati Sam
agar menghadap ke Mataram karena beberapa kali pertemuan tidak hadir ke
Mataram. Kedua utusan tersebut lengkap dengan keputusan dari sang Raja yang
sekaligus juga ancaman akan dipenggal lehernya jika kembali ke Mataram tidak
bersama-sama dengan Adipati Sam.
Dengan perasaan yang
berat, kedua prajurit meninggalkan Mataram untuk mengemban tugas berat dari
sang Raja. Kedua utusan tersebut tidak langsung menghadap kepada Adipati Sam
tetapi sambil menunggu waktu yang tepat kedua utusan tersebut berhenti di salah
satu tempat di daerah yang sekarang menjadi Desa Manduraga. Salah satu dari
prajurit yang diutus tersebut yang bernama Madujaya adalah pengantin baru yang
baru beberapa saat melangsungkan pernikahannya dengan Nyi Madujaya, sehingga
pada suatu saat Nyi Madujaya menyusul suaminya karena tidak tahan harus menahan
rasa rindunya. Selama berhenti, dua utusan tersebut terus menerus mencari
informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Adipati Sam kepada
Adipati Brawijaya (daerah di Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten
Banyumas). Adipati Brawijaya menyarankan agar kedua utusan tersebut tetap
menghadap kepada Adipati Sam apapun akibat yang akan diterimanya dengan tidak
mengabaikan sabda atau ucapan Pendita Ratu.
Akhirnya sampailah
kedua utusan tersebut menghadap Adipati Sam dan menyampaikan maksud
kedatangannya. Adipati Sam mengatakan bahwa ketidakhadirannya pada beberapa
kali pertemuan ke Mataram bukan tidak beralasan. Beliau mengatakan bahwa pada
beberapa kali pertemuan terakhir yang diadakan di Mataram kebetulan beliau
sedang menghadapi masalah internal Kadipaten atau Kabupaten yang sangat rumit
yang membutuhkan konsentrasi lebih sehingga tidak sempat datang ke Mataram.
Singkat cerita, kedua
utusan tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Setelah
permasalahan yang dihadapi Adipati Sam di Kadipatennya atau Kabupatennya dapat
teratasi, beliau bersama-sama dengan kedua utusan tersebut menghadap ke Raja
Mataram yang bernama Panembahan Senopati. Hasil dari menghadap tersebut,
Adipati Sam mendapat ampunan dari Sang Raja atas ketidakhadirannya pada
beberapa kali pertemuan terakhir, karena pada dasarnya bukan merupakan
perbuatan yang disengaja.
Dan kedua utusan tersebut mendapat hadiah tempat
tinggal di suatu tempat yang mereka singgahi saat akan menghadap Adipati Sam.
Oleh penduduk setempat, tempat tersebut diberi nama “MADURAGA” dari mengambil
dan menggabungkan nama kedua utusan Mataram, yaitu Madu dari Madujaya dan Raga
dari Jayaraga yang kemudian berkembang menjadi MANDURAGA. Dan nama Manduraga
masih digunakan sampai sekarang. Di Desa Manduraga terdapat 7 Rukun Tetangga
dan 5 Rukun Warga. Demikian cerita singkat asal mula penamaan Desa Manduraga.
Sumber Referensi:
Buku dari pemerintahan Desa
Manduraga.