PATRIOT
BANGSA DARI KOTA PERWIRA:
BIOGRAFI
USMAN JANATIN
(Penguatan
Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Pembelajaran Sejarah Lokal
Melalui
Keteladanan Tokoh Usman Janatin)
A.
Latar belakang
Siapa
yang kenal dengan nama besar Jendral Sudirman? Hampir seluruh pelosok negeri
ini mengenalnya. Jalan-jalan dihampir seluruh Indonesia menggunakan namanya,
dan tak jarang dijadikan jalan utama. Jasanya dalam memimpin Indonesia dalam
perang Gerilya dalam Revolusi Fisik tahun 1948 menjadikannya sebagai tokoh
sentral dalam kemiliteran. Keberaniaanya memilih berjuang diluar diplomasi
Sukarno-Hatta membuat perjuangannya ini menjadi penyambung nyawa Proklamasi
1945. Karena jasa-jasanya ini, Jendral Besar Sudirman diangkat menjadi pahlawan
nasional. Tidak ada yang menyangkal jasa-jasanya untuk Indonesia ini.
Lalu
bagaimana ketika penulis menyebut nama, Usman Janatin? Kesan pertama mungkin
terasa asing. Atau bahkan belum pernah mendengarnya? Memang nama Usman Janatin
baru muncul kembali awal tahun 2014 kemarin, itupun karena protes Singapura
kepada penamaan Kapal perang Usman-Harun. Lalu apa hubungannya dengan Panglima
Besar Jendral Sudirman? Kedua pahlawan bangsa ini berasal dari kota yang sama,
yaitu Purbalingga sang Kota Perwira. Mereka juga berasal dari kalangan militer
dan sama-sama menyandang predikat pahlawan nasional, bedanya nama Usman Janatin
tidak sebesar nama Jendral Sudirman. Tentu jasanya tidak bisa dibandingkan
secara apple to apple, karena mereka berdua hidup pada masa yang berbeda
dan peran yang berbeda pula. Tapi satu kesamaanya adalah, mereka berdua rela
mengorbankan seluruh hidupnya untuk satu nama, Indonesia.
Dalam
penulisan sejarah, Usman Janatin pun tak terlalu memikat sejarawan Indonesia
untuk menuliskannya. Dalam pencarian penulis, hampir tidak ada buku atau sumber
yang mengangkat sosok Usman Janatin ini. Sangat minim nya sumber sejarah
mengenai Usman Janatin menjadikan generasi muda saat ini, terutama wilayah
Purbalingga, masih asing dengan nama tersebut. Ironis. Bahkan museum Usman
Janatin yang didirikan pada tahun 2015 juga tak terawat dan jarang
pengunjungnya. Karena faktor itu, penulis ingin mengangkat sosok Usman Janatin
menjadi sebuah buku dalam bentuk biografi untuk mencatat sosok tokoh yang
pernah menjadi patriot bangsa dalam membela harkat dan martabat bangsa
Indonesia didunia internasional.
Awalnya
Usman Janatin muncul pada awal tahun 2014 silam, waktu itu, publik di Indonesia
dikagetkan dengan sebuah protes dari negara Singapura. Protes itu ditujukan
karena pemberian nama Usman-Harun sebagai pemberian salah satu dari tiga kapal
perang tipe F2000 Corvatte yang didatangkan Indonesia dari Inggris. Lengkapnya
menggunakan nama KRI Usman-Harun 359, kapal kedua diberikan nama KRI Bung Tomo
357 dan KRI John Lie 358. Pemberian nama dua kapal terakhir tidak mendapatkan
tanggapan negatif, namun khusus nama kapal pertama, protes keras dilayangkan
oleh Singapura kepada pemerintah Indonesia. Memang terlihat berlebihan, namun
alasan bagi Singapura karena pemberian kapal dari TNI Angkatan Laut itu melukai
perasaan rakyat Singapura.
Awal mulanya kapal itu sebenarnya
pesanan dari Kesultanan Brunei Darrusalam yang dipesan dari tahun 1995 dalam
kondisi yang benar-benar baru. Pemberian nama ketiga kapal itu awalnya bernama
KDB Jerambak-30 (yang menjadi KRI Bung Tomo), KDB Nakhoda Ragam-28 (menjadi KRI
John Lie 358) dan KDR Bendahara Sakam-29 (kemudian menjadi KRI Usman-Harun
359). Kelas kapal ini dikategorikan menjadi kelas Corvette offshore patrol atau
patroli lepas pantai. Pemesanan kapal oleh Brunai beralasan karena memanasnya
konflik klaim China mengenai Laut China Selatan. Negara-negara ASEAN seperti
Brunai, Malaysia, Vietnam, dan Filipina memang berbatasan langsung dengan
China. Ditambah lagi dengan kelakuan China yang sering menunjukan kekuatannya
di sekitar Laut China Selatan.[1]
Namun penggunaan ketiga kapal ini
tidak dioperasikan secara maksimal. Kontrak yang sudah disepakati dengan BEA
System Maritime-Neval Ships, Inggris ini awalnya disepakati sejak tahun 1995.
Ditengah jalan pembuatan kapal ternyata Brunai memutuskan tidak mau menerima
kapal baru pesenanannya tersebut, padahal administrasi pembayaran sudah dibayar
secara lunas. Menurut Brunai, alasan pembatalan itu dikarenakan tidak memiliki
personil untuk jenis kapal perang seukuran panjang 89 meter, lebar 12,8 meter
dan draught 3,6 meter itu. Dengan kapal yang berukuran sebesar itu, personil
yang dibutuhkan mencapai 80-an orang.
Dalam perjanjian yang dilakukan oleh
Brunai dengan BEA Syistem Maritime-Neval Ships ini rencananya akan
diserah terimakan pada tahun 2007 kepada Angkatan Laut Kesultanan Brunei
Darussalam. Namun karena alasan diatas, akhirnya pihak Brunei memesan jasa
pembutan kapal kepada German Lurssen, Jerman. Pihak German Lurssen akhirnya
diminta untuk mencari pembeli baru untuk pemesanan ketiga kapal yang sama
sekali belum digunakan itu. Disinilah akhirnya pihak Angkatan Laut Indonesia hadir
dan mengakuisisi kapal yang terasa baru namun gagal dipakai pemesan pertamannya
itu.
Sekilas munculnya nama Usman Janatin
pada 2014 kemarin menjadikan momentum yang pas untuk menjadikan sosok ini
diabadikan dalam bentuk buku yang bisa dinikmati oleh kalangan masyarakat
banyak. Sehingga para pemuda Purbalingga tidak ahistoris dalam memahami sosok
yang ternyata sudah diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada tahun 1968 itu.
Praktis setelah itu, namanya perlahan-lahan tenggelam oleh pergantian zaman.
Penulis pernah menemui kakak kandung Usman Janatin, Ibu Rodhiyah, untuk
mengajak peserta didik mengenal sosok Usman Janatin lebih dekat. Namun cara ini
nampak belum maksimal, perlu cara yang lebih tepat yaitu menuliskannya secara
komperhensif. Sehingga nantinya, sosok Usman Janatin menjadi contoh keteladanan
nilai-nilai nasionalisme dan menjadi pelengkap pembelajaran sejarah lokal bagi
mereka yang mengenyam pendidikan disekolah, khusunya sekolah menengah atas.
B.
Tujuan
Tujuan yang akan diharapkan tercapai dalam penulisan sejarah lokal
mengenai sosok tokoh Usman Janatin adalah:
1.
Menuliskan secara komperhensif Biografi Sosok Usman Janatin untuk pembelajaran
sejarah lokal di Purbalingga.
2.
Menggali Nilai-Nilai Karakter dari Patriotisme Usman Janatin untuk
generasi muda Indonesia umumnya dan Purbalingga pada khususnya.
C.
Bentuk Bantuan
Bentuk bantuan yang diusulkan dalam penyusunan proposal ini adalah
Bantuan Fasilitasi Komunitas Sejarah Lokal untuk Guru (MGMP) Sejarah yang
mengangkat sosok Usman Janatin dalam pembelajaran sejarah.
D.
Kemanfaatan
Pemanfaatan dalam bantuan ini akan dirasakan kepada masyarakat
Purbalingga terhadap pengenalan sosok Usman Janatin dalam perjuanganya. Dalam
penulisan sejarah, sosok Usman Janatin sangat jarang ditulis, bahkan di kota
Purbalingga, nama Usman Janatin masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat
Purbalingga, terutama kalangan muda.
Apabila buku ini ditulis, mungkin akan menjadi buku pertama yang
khusus membahas tentang biografi sosok Usman Janatin. Sehingga kedepannya akan
menjadi referensi dan kekayaan sumber sejarah untuk pembelajaran sejarah lokal
bagi pelajar di Purbalingga pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Buku
yang diusulkan tercetak akan dibagikan keperputakaan dan sekolah-sekolah yang
ada di Purbalingga.
E.
Tahapan Kegiatan
a.
Konsultasi
Tahap pertama, apabila proposal ini disetujui maka akan diadakan
sebuah konsultasi dan kordinasi terlebih dahulu dengan Direktorat Sejarah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang direncanakan dilakukan 3 kali
pertemuan konsuktasi, atau mengikuti jadwal dari Direktorat Sejarah.
b.
Persiapan
Selelah mengadakan kegiatan konsultasi dan kordinasi dengan
Direktorat Sejarah, maka selanjutnya akan disiapkan seluruh keperluan-keperluan
yang mendukung penulisan biografi sosok Usman Janatin untuk memperkaya sejarah
lokal ini. Diantaranya adalah mempersiapkan laptop, sebagai sarana menulis,
kemudian printer dan keras sebagai alat pendukung untuk mencetak tulisan agar
mudah dikoreksi (list harga lihat
pada bagian sumber dana).
c.
Pencarian Referensi dan Wawancara
Sebelum melakukan penulisan biografi ini, penulis tentunya mencari
sumber referensi dengan cara membeli buku, jurnal, majalah yang secara online dan langsung. Ditahap ini,
penulisan sejarah mencakup pemilihan topik, pencarian data, verifikasi dan
interpretasi. Sehingga nanti sumber teori dalam penulisan sejarah ini menjadi
lebih lengkap lagi. Kemudian diadakan wawancara yang dilakukan kepada teman,
keluarga dan kerabat Usman Janatin yang sebagian besar saat ini masih hidup.
Termasuk saudara kandung Usman Janatin yang masih sangat sehat sampai saat ini
berusia 67 Tahun.
d.
Penulisan
Penulisan yang dilakukan menggunakan laptop dengan berlandaskan
data-data dan sumber-sumber yang sudah didapat. Dalam penelitian sejarah diistilahkan
sebagai Historiografi, yaitu sejarawan menuangkan data yang dikumpulkannya melalui
tulisan. Penulisan menggunakan tata cara ilmiah yang menjadi pegangan dan
diakui oleh kalangan akademik.
e.
Pelaporan
Tahap kegiatan yaitu pelaporan, pelaporan yang dibuat yaitu pelaporan
karya tulis dan pelaporan keuangan untuk penggunaan sumber dana yang diberikan
kepada penerima dana. Selain itu, pelaporan juga direncanakan dengan
diterbitkannya tulisan ini menjadi sebuah buku yang bekerjasama dengan penerbit
Mer-C Publising, karena penerbit ini pernah bekerjasama dengan penulis
sebelumnya ketika mengumpulkan tulisan-tulisan (lihat lampiran karya tulis).
F.
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Untuk menjaga dan menjamin penulisan fasilitasi sejarah lokal ini
akan dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.Evaluasi yang akan dilakukan
oleh Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dan pelaporan
akan dilaksanakan pada akhir Desember 2017 yang dibuat secara bertahap, mulai
daripersiapan sampai dengan laporan akhir kegiatan. Laporan meliputi
pelaksanaan kegiatan, hasil-hasil kegiatan, dan laporan penggunaan dana.
Laporan juga merupakan pertanggungjawaban kegiatan dan laporan
pertanggungjawaban keuangan kepada Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.