Purbalingga
adalah sebuah nama Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Kota dengan julukan kota
perwira ini merupakan penghasil bulu mata terbesar ke dua setelah Cina. Letaknya yang strategis dan keramahan khas orang
Purbalingga yang membuat kota ini menjadi salah satu tujuan investasi dari
negara lain. Letak kabupaten Purbalingga berada di tengah-tengah Kabupaten
Pemalang (sebelah Utara), Kabupaten Banjarnegara (sebelah timur), Kabupaten
Banyumas (sebelah Barat) dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Banyumas dan Kabupaten pemalang.
Penulis merupakan putra asli Purbalingga, dan merasa terpanggil untuk sedikit menulis sejarah purbalingga, meskipun minimnya reverensi yang dimiliki, tapi tidak menyurutkan untuk berusaha ber-interpretasi. Berikut seklumit sejarah asal muasal nama Purbalingga.
Penulis merupakan putra asli Purbalingga, dan merasa terpanggil untuk sedikit menulis sejarah purbalingga, meskipun minimnya reverensi yang dimiliki, tapi tidak menyurutkan untuk berusaha ber-interpretasi. Berikut seklumit sejarah asal muasal nama Purbalingga.
Kata
Purbalingga berasal dari dua kata, yaitu Purba dan Lingga. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata Purba berarti dahulu atau zaman yang sudah berlangsung
ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu, sedangkan kata lingga adalah batu yang
berbentuk tiang sebagai tugu peringatan, atau tanda “kelaki-lakian” dari Dewa
Siwa, lingga merupakan subuah arca atau objek pemujaan umat Hindu.
Kata
lingga merupakan kepanjangan dari Siwalingga dan merupakan objek “tegak” dari falus atau kemaluan Dewa Siwa. Siwa adalah salah satu dari
tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama Hindu. Kedua dewa lainnya adalah Brahma dan Wisnu. Dalam ajaran agama Hindu,
Dewa Siwa adalah dewa pelebur,
bertugas melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di
dunia fana lagi sehingga harus dikembalikan kepada asalnya.
Lingga
di anggap sebagai simbol atau lambang bagi kesuburan yang berpasangan dengan
lambang kesuburan bagi wanita, yaitu yoni. Jadi dapat disimpulan diatas, nama
Purbalingga diambil karena di kabupaten ini ditemukan banyak lingga yang sudah
berumur ribuan tahun (purba). Mungkin penamaan itu sama dengan Kabupaten Lingga
di Provinsi Kepulauan Riau (?).
Pengertian
lain, tapi secara eksplisit sama, kata Purbalingga sebenarnya berasal dari kata Prabhalingga yang berarti sinar lingga, karena di Purbalingga
banyak di temukan lingga yang
merupakan lambang dari Dewa Siwa tadi, seperti lingga yang ditemukan di desa
Candinata Kecamatan Kutasari, juga sebuah lingga yang ditemukan di desa
Kedungbenda Kecamatan Kemangkon.
Nama
Prabhalingga sering di baca sama
dengan nama Probolinggo di Propinsi Jawa Timur, sehingga akhirnya diganti
dengan kata Purbalingga. Penamaan Purbalingga juga dikenal dalam foklore atau cerita rakyat, yaitu kisah
tentang Kiai Purbasena dan Kiai Linggasena yang dipercayai sebagai cikal bakal
penamaan Purbalingga.
Kasus
yang sama juga menimpa kota-kota besar di Indonesia terutama di Jawa, contoh
kasus tentang kata Purwokerto, menurut Prof. Dr. Sugeng Priyadi, Purwokerto
sebenarnya berasal dari kata Purwakerta -bentuk kata kerta lebih kuna daripada karta-.
Purwokerto adalah bacaan dari bahasa Jawa Yogya-Solo, penamaan Purwokerto
merupakan ketrpaksaan sejarah karena bacaan Purwakerta atau Purwakarta dapat
dikacaukan oleh kota Purwakarta di Jawa Barat.
Wilayah
yang sebagian merupakan dataran rendah menjadi sebuah mozaik yang indah, kata ijo royo royo mungkin tidak salah
disematkan untuk Purbalingga. Kearifan lokal yang ada sangat mendukung situasi
yang kondusif dan kehidupan yang gemah
ripah loh jinawi, toto tentrem kerta raharja bagi siapa saja yang datang di
kabupaten ini.
Arif
Saefudin,
Guru SMA Negeri 2 Purbalingga
Mahasiswa Pascasarjana UNS Solo