BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebelum Jembatan Suramadu dibangun, sempat timbul keragu-raguan,
apakah mungkin membangun jembatan di daerah patahan dan gempa. Begitu juga
dengan factor tiupan angin kencang, yang mungkin akan mempengaruhi konstruksi
jembatan. Penelitian pun dilakukan secara mendalam selama tahun 2003-2004.
Hasilnya, jembatan ini bisa tahan terhadap guncangan gempa sampai 7 skala
Richter. Jembatan Suramadu pun dirancang dengan sistem antikorosi pada fondasi
tiang baja. Karena menghubungkan dua pulau, teknologi pembangunan jembatan ini
didesain agar memungkinkan kapal-kapal dapat melintas di bawahnya. (www. team
Andriewongso.com).
Sejak masih berupa gagasan, Jembatan Suramadu diharapkan mampu
mendongkrak perekonomian dan mobilitas sosial masyarakat Madura. Begitu
jembatan di atas Selat Madura ini terbentang, harapan itu semakin membuncah.
Namun, tidak banyak perkembangan signifikan dalam setahun ini. Meski begitu,
harus diakui ada dampak yang dirasakan masyarakat Madura sejak Jembatan
Suramadu dioperasikan, arus transportasi Madura-Surabaya lebih singkat.
Mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat lebih cepat. (PORTAL MADURA, 2010).
Bangkalan terbagi dalam
beberapa peruntukan kegiatan besar seperti Pusat Kota, peruntukan industri
olahan, industri pertanian, perumahan, pertanian perumahan serta beberapa kota
baru yang berfungsi sebagai pusat informasi, perdagangan, keuangan, dan
komersial. Selain pengembangan peruntukan yang disebutkan diatas, di sebelah
timur laut Bangkalan tepatnya di daerah Tanjung Bumi diperuntukan sebagai areal
pengembangan kawasan industri. Dengan adanya Jembatan SURAMADU yang
menghubungkan Surabaya dengan Madura/Bangkalan ini maka diharapkan kecepatan
pertumbuhan Bangkalan dapat meningkat karena adanya imbas dari perkembangan
Surabaya. (www.suramadu.com).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
perubahan-perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Madura setelah di
bangunya jembatan Suramadu?
2. Bagaimana
peran jembatan suramadu terhadap perekonomian masyarakat Madura?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui perubahan-perubahan social yang terjadi pada masyarakat Madura
setelah di bangunya jembatan Suramadu.
2. Untuk
mengetahui peran jembatan suramadu terhadap perekonomian masyarakat Madura.
D. Manfaat
Penulisan
1. Kegunaan Teoretis
Adapun kegunaan teoretis dari makalah ini
adalah untuk menambah khazanah pengetahuan tentang perubahan sosial di Madura setelah
dibangunya jembatan suramadu yang mempunyai daya tarik tersendiri dalam memperkaya pengetahuan.
2. Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dari makalah ini dapat
dispesifikasikan sebagai berikut.
a. Bagi Penulis
1) Sebagai salah satu sarana mempelajari dan
memperdalam kebudayaan Madura.
2) Sebagai salah satu
caa untuk mengetahui perekonomian masyarakat madura setelah
dibangunnya jembatan suramadu.
3) Sebagai upaya kecil untuk mengetahui selek
beluk masyarakat Madura agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
b. Bagi Pembaca
1) Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang suku Madura setelah dibangunya jembatan suramadu.
2) Untuk mengetahui tentang aspek-aspek kehidupan sosial yang ada di Madura.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Masyarakat Madura
Madura adalah nama pulau yang
terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura
besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali),
dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di
Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan
pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain
itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut
wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang
berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya
paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian
Malang.
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak
yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan
sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di
Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang
melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka
merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura
senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu
banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil
menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang
blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi
mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang
Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan
naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat,
sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan
larung sesaji).
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang
Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa angok pote tollang, atembang pote
mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata).
Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
B. Jembatan Suramadu
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang
melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau
Jawa (di Surabaya) dan Pulau
Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal),
Indonesia.
Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia
saat ini. Jembatan terpanjang di Asia Tenggara ialah Bang Na Expressway di Thailand
(54 km). Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway),
jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main
bridge).
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20
Agustus 2003
dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10
Juni 2009.
Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau
Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif
tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan
jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun
sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan
bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.
C. Konstruksi Jembatan
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari
tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan
lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah
selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini
juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar
jembatan.
1.
Jalan layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk
menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal
di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter
pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura. Jalan
layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap
bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.
2.
Jembatan penghubung
Jembatan penghubung atau approach bridge
menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua
bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan ini menggunakan
konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7
bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.
3.
Jembatan utama
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari
tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang
utama sepanjang 434 meter. Jembatan utama menggunakan konstruksi cable
stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai
jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter. Untuk mengakomodasi
pelayaran kapal laut yang melintasi Selat
Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari
permukaan laut. Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi
sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.
D. Peran Jembatan Suramadu Bagi Masyarakat Madura
Menurut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto. Bila
dilihat dari peran Jembatan Suramadu, maka yang dijadikan tolak ukur adalah :
1.
Arus transportasi,
dilihat dari terjadinya kelancaran arus manusia,barang,dan jasa. Jembatan
Suramadu dinilai telah berhasil mengatasi problema arus transportasi khususnya
untuk penyebrangan antara Surabaya dan Madura. Sebelum dibangunnya Jembatan
Suramadu, masyarakat Madura harus menyebrang dengan menggunakan kapal Ferry.
Kemacetan juga terjadi di beberapa wilayah sekitar pelabuhan karena waktu untuk
melakukan penyebrangan cukup lama yakni sekitar 30-45 menit. Sekarang
masyarakat Madura sangat terbantu karena adanya jembatan Suramadu. Jembatan
Suramadu dinilai merupaka Jembatan Penyebrangan yang paling efektif dan efisien
dalam rangka memperlancar arus kegiatan masyarakat Madura. Dengan menggunakan
jembatan Suramadu. Waktu yang diperlukan untuk menyebrang hanya sekitar 5 menit
saja. Kemacetan yang terjadi di beberapa wilayah juga semakin berkurang.
- Pertumbuhan perekonomian,
melalui terjalinnya potensi sumber daya kawasan, khususnya di wilayah
Madura. Seiring dengan kelancaran transportasi. Jembatan Suramadu juga
membawa pengaruh yang kuat dalam kelancaran kegiatan perekonomian di
Madura. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Madura sejak dibangunnya
Jembatan Suramadu mulai terlihat secara signifikan. Hal ini dibuktikan
oleh banyaknya para Investor yang menanamkan modalnya. Pembangunan usaha
di Madura juga mulai terlihat digalakkan seperti membangun pertokoan,
resort, industry, mall. Banyak Pedagang yang mengakui bahwa sejak
dibangunnya jembatan Suramadu, mereka mendapatkan keuntungan yang lebih
banyak dari pada sebelumnya.
- Pemerataan ekonomi,
Kesenjangan ekonomi antara Pulau Madura dengan kawasan lain di provinsi
Jatim berkurang. Masyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat yang
memiliki sifat pekerja keras, hemat, disiplin dan arrogant. Pertumbuhan
ekonomi di Madura tentu akan meningkat cepat melihat kondisi pribadi orang
Madura yang demikian. Dengan adanya Jembatan Suramadu, kesenjangan itu
perlahan akan surut. Kemudahan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sudah bisa
dipenuhi. Namun, disisi lain kerja sama yang dilakukan antara masyarakat
Madura dan luar pulau Madura dikhawatirkan akan memicu terjadinya konflik.
Masyarakat Madura akan memperlakukan orang lain sesuai dengan perlakuan
orang tersebut. Maksudnya adalah apabila ada orang memperlakukan dirinya
dengan baik maka dia akan memperlakukan orang tersebut dengan lebih baik
lagi. Dan sebaliknya, apabila ada orang yang mencoba mencelakai mereka
maka orang Madura juga akan memperlakukan orang seperti itu. Dalam
mengantisipasi konflik tersebut, bersikap jujurlah dalam bekerjasama
dengan orang Madura.
- Peningkatan infrastruktur,
meningkatnya aksesibilitas dan mobilitas secara signifikan. Dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan daerah. Pemerintah daerah membangun
dan memperbaiki infrastruktur yang ada Seperti jalan raya, instansi,
gedung pertemuan, dll.
- Penerimaan sosial-budaya,
memfasilitasi terjalinnya interaksi budaya antara Jawa dan Madura dalam
era modernisasi. Interaksi budaya ditujukan sebagai pertukaran budaya.
Jembatan Suramadu tidak hanya berpengaruh pada kelancaran arus
transportasi, kelancaran arus kegiatan perekonomian masyarakat. Akan
tetapi, perkembangan intelektual Masyarakat Madura juga meningkat seiring
dengan kelancaran berbagai informasi di luar pulau. Namun demikian, Budaya
Madura dikhawatirkan akan luntur karena pembangunan Jembatan Suramadu.
Akan lebih disayangkan lagi jika kebudayaan yang kental dengan
keagamaannya mulai surut. Diantara manfaat jembatan Madura antara lain :
1. Kelancaran lalu lintas
Manfaat langsung dari pembangunan Jembatan Suramadu
adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang
khususnya dalam menghubungkan pulau Madura dan pulau Jawa. Dengan semakin
lancarnya arus lalu lintas berarti lebih mengefisiensikan waktu dan biaya. dengan adanya
Jembatan Suramadu terjadi penghematan waktu selama sekitar 1,5 jam dan
penghematan biaya sekitar 7000 rupiah per orang.
2. Merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian
Manfaat langsung ini sudah langsung terasa ketika
pertama kali Jembatan Nasional Suramadu dibuka. Diantaranya adalah tumbuhnya
aktivitas perekonomian di sekitar jembatan Suramadu. Sebagai contoh adanya
aktivitas PKL di sekitar kaki jembatan Suramadu. Berdasarkan fakta di
lapangan bahwa PKL di kaki Jembatan Suramadu mencapai sekitar 510 PKL di tahun
2009 untuk Kabupaten Bangkalan.
3. Pertumbuhan PDRB di Madura
Semakin lancarnya transportasi akan menimbulkan dampak
pergerakan orang maupun barang. Dengan demikian akan memicu peningkatan jumlah
penduduk khususnya di sekitar Jembatan Suramadu. Meningkatnya jumlah penduduk
akan merangsang naiknya permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang
meningkatnya kegiatan perekonomian, berkembangnya usaha di sektor pertanian,
industri, perdagangan, jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Madura. Berdasarkan
wacana media,menunjukkan bahwa PDRB Kabupaten Bangkalan menjadi yang terbesar
setelah pengadaan Jembatan Suramadu dibandingkan Kabupaten lain di Madura.
4. Pertumbuhan Income Perkapita
Semakin lancarnya transportasi ternyata akan
meningkatkan kegiatan ekonomi yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan.
Income per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat. Jika income per kapita dibandingkan dalam keadaan dengan dan tanpa
Jembatan Suramadu, maka income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan telah
bertambah sebanyak 93,63 %.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pokok bahasan diatas, maka
penulis menyimpulkan dari keseluruhan pembahasan diatas untuk memberikan
pemahaman atau konsep terkait dengan topik yang di bahas pada pembahasan
tersebut, sehingga nantinya dapat mengerti dan memahami dampak sosial
beroperasinya jembatan Suramadu terhadap eksistensi kehidupan masyarakat Madura.
Namun pada kesimpulan ini tentunya mengacu pada kerangka pikir yang telah di
bahas pada bab pembahasan di atas antara lain :
Arus transportasi, dilihat dari
terjadinya kelancaran arus manusia,barang,dan jasa. Jembatan Suramadu dinilai
telah berhasil mengatasi problema arus transportasi khususnya untuk
penyebrangan antara Surabaya dan Madura. Pertumbuhan perekonomian,
melalui terjalinnya potensi sumber daya kawasan, khususnya di wilayah Madura. Pemerataan ekonomi, Kesenjangan ekonomi antara Pulau Madura dengan kawasan lain di
provinsi Jatim berkurang. Peningkatan infrastruktur, meningkatnya aksesibilitas
dan mobilitas secara signifikan. Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan
daerah. Pemerintah daerah membangun dan memperbaiki infrastruktur yang ada Seperti
jalan raya, instansi, gedung pertemuan, dll. Penerimaan
sosial-budaya, memfasilitasi terjalinnya interaksi
budaya antara Jawa dan Madura dalam era modernisasi. Interaksi budaya ditujukan
sebagai pertukaran budaya. Jembatan Suramadu tidak hanya berpengaruh pada
kelancaran arus transportasi, kelancaran arus kegiatan perekonomian masyarakat.
Akan tetapi, perkembangan intelektual Masyarakat Madura juga meningkat seiring
dengan kelancaran berbagai informasi di luar pulau. Namun demikian, Budaya
Madura dikhawatirkan akan luntur karena pembangunan Jembatan Suramadu. Akan
lebih disayangkan lagi jika kebudayaan yang kental dengan keagamaannya mulai
surut.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Ed. III. Jakarta: Depdiknas RI dan
Balai Pustaka, 2001.
Wiyata, A. Latief. Madura yang Patuh?;
Kajian Antropologi Mengenai Budaya madura.
Jakarta: CERIC-FISIP UI. 2003.
Wiyata, A. Latief. Carok; Konflik
Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura. Yogyakarta:
LKiS, 2002.
M. Astro, Masuki. Orang
Madura Peramah yang Sering Dikonotasikan Negatif, 2006.
Kuntowijoyo. Perubahan sosial dalam masyarakat agraris : Madura,
1850-1940. Yogyakarta:
matabangsa. 2002.